- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Perburuan Matagi, Perburuan Kuno Jepang Berusia 400 Tahun


TS
linoleum123
Perburuan Matagi, Perburuan Kuno Jepang Berusia 400 Tahun

Quote:

Ito Ryoichi mengenakan rompi tradisional dan sepatu pemburu Matagi. Saat ini, para pemburu hanya mengenakan pakaian ini untuk ritual tertentu, namun beberapa masih memakai pakaian berbahan kulit saat mereka berburu untuk melindungi diri dari dingin. (Javier Corso)
Jauh di dataran tinggi Honshu utara, Jepang, orang-orang Matagi memulai perburuan musim dingin. Mereka berdoa sebelum memasuki kawasan gunung nan suci, lalu menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendengarkan, menunggu, dan mengawasi; menangkap tanda-tanda yang nyaris tak terlihat bahwa beruang hitam sudah dekat.
Quote:

Kapten Sato menarik pisau Matagi-nya untuk memotong-motong binatang itu. Nama keluarganya terukir di mata pisau. (Javier Corso)

Kepala beruang hitam Jepang setelah dipotong dan dikuliti oleh pemburu Matagi. (Javier Corso)
Kelompok para lelaki itu kemudian dibagi dua, kelompok pertama bertindak sebagai penjaga, sementara yang lainnya sebagai umpan. Dengan perlahan, mereka mendekat sebelum akhirnya penembak jitu melepaskan tembakannya. Noda merah membekas di atas salju yang putih bersih ketika bangkai beruang itu diseret menuju tanah datar terdekat untuk dikuliti dan dipotong-potong menggunakan pisau tradisional Matagi. Bagian usus beruang ditinggalkan sebagai persembahan terhadap dewi gunung.
Formalitas dan kekuatan spiritual dari tindakan membunuh ini membedakannya dari perburuan modern. Matagi merupakan komunitas pemburu yang berasal dari abad ke-16. Setiap permukiman di utara Honshu memiliki ciri khas tersendiri, namun semuanya menganggap diri mereka sebagai penjaga khusus keseimbangan alam. Namun karena beruang hitam Jepang–mangsa utama mereka–ditetapkan sebagai spesies terancam, perburuan tersebut kini dihadapkan pada kontroversi.
Quote:

Semua anggota perburuan memiliki hak yang sama persis atas daging dan kulit binatang, terlepas dari siapa yang mengeksekusi tembakannya. Setelah diturunkan, beruang diseret ke tanah datar terdekat sehingga bisa dikuliti dan dipotong-potong. (Javier Corso)

Kekuatan potongan yang dibuat dengan pisau matagi memungkinkan daging dan tendon hewan disayat dalam satu tebasan. Cakar beruang dipisahkan dari bagian tubuh lainnya sebelum beruang dikuliti. (Javier Corso)
Fotografer Javier Corso menghabiskan 15 hari bersama para Matagi, mengambil foto yang menggambarkan bagaimana praktik mereka berakar pada 400 tahun sejarah.
"Saya ingin menunjukkan asal-usul komunitas ini sehingga orang-orang dapat memahami apa yang mereka lakukan dan mengapa mereka melakukannya," kata Corso. "Saya ingin menunjukkan ketenangan berburu dan komunikasi mereka dengan gunung."
Corso dan timnya menghabiskan lima hari bersama kelompok Matagi, berusaha mendapatkan kepercayaan mereka dan mempelajari budaya mereka, sebelum akhirnya diajak ke gunung.
"Saya sangat terkesan dengan cara mereka berburu," ujar Corso. "Itu benar-benar penuh hormat. Meskipun mereka mengenakan pakaian modern, banyak yang berburu dengan senjata yang sama dengan leluhur mereka tujuh generasi lalu.
Quote:

Setelah membagikan mangsa, pemburu Oguni berkumpul di bawah atap Kapten Sato untuk memulai sebuah ritual. Endo-san, salah satu Matagi yang paling dihormati di masyarakat, memimpin doa dengan hati beruang dan sebotol sake. (Javier Corso)

Setelah perburuan selesai, semua peserta berbagi karya membagi hewan di bagian yang sama. Setiap orang berhak atas proporsi daging dan kulit yang sama. (Javier Corso)
Tetapi perburuan itu telah dibatasi dalam beberapa tahun terakhir. Menyusul bencana nuklir di Fukushima pada tahun 2011, negara melarang masyarakat Matagi untuk memasarkan daging beruang selama enam tahun karena kekhawatiran akan kontaminasi.
Selain itu, ada banyak pembatasan birokrasi yang sekarang berlaku soal perburuan. "Proses untuk mendapatkan lisensi berburu beruang hitam sangat menjemukan dan mahal. Anda juga harus memperbaharuinya setiap tiga tahun, bahkan jika Anda tidak terlibat langsung dalam perburuan sesungguhnya,Hal ini membuat para pemuda enggan melakukannya."


Spoiler for sumber:
Setelah perburuan selesai, semua peserta berbagi karya membagi hewan di bagian yang sama. Setiap orang berhak atas proporsi daging dan kulit yang sama. (Javier Corso)
0
2.7K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan