VIVA – Hadir dalam seminar yang diadakan Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Pertahanan Indonesia, Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia An Kwang-il mengungkapkan respons Korut atas sikap AS dan negara-negara di dunia.

Dalam forum tersebut sebenarnya diundang Duta Besar Korea Utara (Korut) maupun Dubes Korea Selatan (Korsel). Namun, hingga akhir diskusi, Selasa 19 Desember 2017, perwakilan dari Korsel tidak hadir.

An Kwang-il dalam kesempatan itu mengatakan bahwa pihaknya sangat menyadari, kalangan intelektual Indonesia menaruh perhatian secara serius terhadap masalah di Semenanjung Korea.

“Seperti dikhawatirkan banyak orang, kini Semenanjung Korea sedang diselimuti ketegangan yang bisa meletus perang kapan saja. Apalagi perkataan-perkataan kasar perang oleh pejabat tinggi Amerika menambah suasana perang di Semenanjung Korea,” kata An Kwang-il di Kampus UI, Depok, Jawa Barat.

An Kwang-il mengatakan, akibat pengaruh Amerika dan propaganda sejumlah media Barat, konflik Korea dipersalahkan kepada Korut semata. Padahal, perlu ada solusi efektif kedua pihak.

“Kalau begitu apa hakikat masalah Semenanjung Korea sebenarnya? Menurut naskah yang dikeluarkan UI, hakikat konflik Semenanjung Korea adalah konfrontasi antara Amerika yang menambah kekuatan militer di Semenanjung Korea dengan Korea Utara yang memperkuat kemampuan rudal untuk antisipasi Amerika. Saya bilang ini bukan hakikat, ini fenomena,” kata dia.

Dubes tersebut mengatakan bahwa bukan Korut tak mau melakukan denuklirisasi. Dia mengatakan, Korut sudah beberapa kali mengajukan perjanjian damai, namun ditolak.

Menurut Korut, Donald Trump membawa-bawa nama dunia untuk memprovokasi agar memusuhi Korut.

“Korea merupakan negara cinta damai. Sepanjang sejarah, kami satu kali pun tak pernah lempar batu ke negara lain. Dari segi sikap nasionalisme pun, orang Korea memang lunak, cerdik, dan damai. Akan tetapi Amerika mau bikin Korea sebagai ‘setan’," katanya.


sumber:http://www.viva.co.id/berita/dunia/989105-dubes-korea-utara-untuk-indonesia-kami-cinta-damai
---
ikut acaranya sih..
jadi asistennya bagiin tulisan yang ia bacakan. Jadi ia udah mau ngomong sesuai teks yang ia tulis setelah mendapatkan file-file presentasi dari panitia (sepertinya)..

duduk deket sih sama duta besar Korut. Agak ngeri sama mereka takut, tapi kayaknya mereka santai aja. Ketawa kalau panitia bikin candaan sama para peserta apalagi bahas jumlah populasi korea..

Eh mau diundang juga perwaklian korsel juga ya, kalau dateng ribut pasti

Sebenarnya hasil dari pembicaraan tadi siang sih intinya Korut nggak mau nuklir lepas karena takut hancur rezim jong un kayak di Libya dan Irak. Tapi Korut sebenarnya nggak mau perang juga karena tahu bakal hancur juga mereka. Cuma si Trump aja yang sering komen di twitter bikin panas Jong Un..