Muhammad Ishak Putus Kuliah Di ITB Demi Merawat Ke 9 Adiknya Karena Ayah Ibunya Meninggal
Video saat kunjungan ke rumah Muhammad Ishak
Quote:
[YOUTUBE]https://
[/YOUTUBE]
Quote:
[YOUTUBE]https://
[/YOUTUBE]
Setelah viral, netizen berinisiatif mengumpulkan donasi untuk meringatkan beban Ishak dan adik-adiknya
Quote:
Spoiler for https://www.facebook.com/bulqia.masud/posts/10210571914115562:
Sisi lain Ishak mendidik adik-adiknya
Quote:
April Myathi, salah seorang anggota Gerakan Peduli Sosial Polewali Mandar menjelaskan Ishak sehari-hari merawat ke-9 adiknya dengan baik, di rumah mereka yang tidak layak huni.
"Adiknya itu ada yang masih kelas 2 SMP, kelas 1 SMP, kelas 6 SD, bahkan ada yang masih TK, dan yang paling kecil itu masih usia 19 bulan, saya tidak hapal semua. Yang jelas pagi-pagi dia urus semua adiknya sebelum berangkat sekolah, termasuk urus makannya mereka," April memaparkan.
Untuk kebutuhan sehari-hari, Ishak membuat gula aren dan memelihara dua sapi warisan orangtuanya. Yang mengesankan, Ishak juga mendidik adik-adiknya dengan maksimal. Chaerul adik bungsunya, bahkan yang berusia 1 tahun 7 bulan sudah bisa baca doa sebelum makan.
Jakarta - Cerita tentang seorang pemuda bernama Muhammad Izhak, yang disebut berhenti kuliah dari ITB dan mengurus adik-adiknya setelah orangtuanya meninggal, viral di media sosial. ITB kemudian memberi penjelasan.
Dalam beberapa postingan Facebook yang viral, Izhak disebut berhasil masuk ke ITB, mendapatkan beasiswa Bidik Misi dan kuliah di jurusan Teknik Kimia. Namun, ayah dan ibu Izhak meninggal karena sakit lalu Izhak pulang ke Polewali Mandar, Sulawesi Barat untuk mengurus adik-adiknya yang masih kecil.
Kisah Izhak sebagaimana dinarasikan di media sosial tersebut membuat banyak orang terharu. Namun hal berbeda disampaikan ITB.
Wakil Rektor ITB Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi, Miming Mihardja mengatakan Izhak mengundurkan diri dari ITB pada tahun 2016 silam karena alasan akademik. Mahasiswa angkatan 2013 itu hanya meraih IP 1,37 di Tahap Persiapan Bersama (TPB) padahal batas minimalnya adalah 2.
"Izhak itu mengundurkan diri karena nilai IP TPB nya tidak memenuhi batas untuk kelulusan. Sudah diberi perpanjangan oleh ITB hingga semester 5 tapi karena nilainya tidak mencapai batas, jadi yang bersangkutan mengundurkan diri," kata Miming saat dihubungi, Selasa (19/12/2017).
TPB adalah masa persiapan di tahun pertama mahasiswa yang kuliah di ITB sebelum masuk ke jurusan masing-masing. Pada 2013 lalu, Izhak diterima di Fakultas Teknologi Industri (FTI) lalu setahun kemudian masuk ke jurusan Teknik Kimia.
"Jadi tidak ada hubungannya dengan dia harus menghidupi adiknya. Dia secara akademik tidak lolos. Kalau mahasiswa secara akademik memang lulus dan membutuhkan (bantuan ekonomi), kita akan memberikan bantuan," jelas Miming.
Izhak sendiri mengajukan surat pengunduran diri pada 1 April 2016 lalu dan SK nya sudah selesai. Miming mengatakan ITB ikut prihatin dengan kondisi Izhak yang terungkap ke publik. Meski demikian, dia berharap tidak ada informasi yang kurang tepat di masyarakat.
"Di ITB, tidak boleh ada yang DO (drop out) karena masalah ekonomi. Kalau bisa ditolong, pasti kita tolong," tutup Miming.