Para Habib, pemimpin-pemimpin kelompok Islam dari komunitas Sayyid, atau keturunan Nabi Muhammad, memiliki peran yang lebih besar di kancah perpolitikan Jakarta. Bagaimana para habib ini mendapatkan pengaruhnya, dan apa hubungannya dengan Yaman? Simak penuturan dari Ahmad Syarif Syechbubakr berikut ini.

Oleh: Ahmad Syarif Syechbubakr (Indonesia at Melbourne)

Pemimpin ulama dan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab telah lama menjadi wajah gerakan garis keras Islam di Jakarta. Di Indonesia, ia sering diberi gelar kehormatan ‘Habib,’ biasa digunakan untuk menyebut ulama Islam dari komunitas Sayyid, atau keturunan Nabi Muhammad.

Peran utama Habib Rizieq dalam demonstrasi besar-besaran terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama pada akhir 2016 dan awal 2017 menggarisbawahi semakin pentingnya peran mereka yang disebut Habib di masyarakat Islam Jakarta, khususnya di kelurahan, atau kampung.

Habib Rizieq mungkin tokoh yang paling dikenal, tapi dia bukan satu-satunya Habib di FPI. Habib yang menonjol lainnya termasuk menantu Rizieq, Habib Fikri bin Abdullah Bafaraj, dan Habib Bahar bin Smith, yang pernah berurusan dengan polisi karena menyerang sebuah masjid Ahmadiyah di Kebayoran Baru pada tahun 2010, dan sebuah serangan di sebuah klub karaoke dan kafe di Kemang pada tahun 2012. Di luar FPI, Habib Nabiel al-Musawa dan Habib Jindan juga telah memiliki banyak pengikut.

Komunitas Sayyid di Indonesia sebagian besar adalah keturunan keluarga Ba’Alawi yang menetap di daerah Hadhramaut (Yaman), di Yaman Selatan pada abad ke-13 dan ke-14, dan sebagian besar mengikuti aliran sufi Tariqa Alawiyah. Secara kolektif dikenal sebagai Hadhramis (setelah wilayah), mereka menyebar melintasi pelaut Samudra Hindia dan bermigrasi ke Indonesia pada abad keenam belas....

Read More : Peran Para Habib Islam: Koneksi Yaman di Kancah Politik Jakarta