- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
[ONE SHOT] Strings Blossom [TAMAT]


TS
the.collega
[ONE SHOT] Strings Blossom [TAMAT]
Quote:
![[ONE SHOT] Strings Blossom [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/12/12/2385673_20171212082949.jpg)
![[ONE SHOT] Strings Blossom [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/12/12/2385673_20171212083013.jpg)
![[ONE SHOT] Strings Blossom [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/12/12/2385673_20171212083043.jpg)
Quote:
Sore ini Takuya sedang berjalan menuju tempat favoritnya saat menghabiskan akhir pekan, yaitu di sebuah taman. Di taman yang cukup luas ini Takuya seringkali memainkan gitarnya, dia melakukannya tidak sambil bernyanyi melainkan memainkan instrument saja. Banyak yang mengira Takuya sedang mengamen sehingga seringkali orang-orang mengerumuninya, padahal dia murni hanya melakukan apa yang dia suka.
Taman sore ini cukup ramai, banyak orang bersantai di sini. Ada juga yang sedang berolahraga, melatih gerakan tari modern, melukis, macam-macam yang dilakukan oleh orang-orang. Takuya dengan tas berisi gitarnya memilih spot yang enak bagi dirinya untuk memainkan gitar. Yaitu berada di dekat bunga-bunga, dan tidak menghadap ke jalan raya. Dia tidak bisa fokus jika memainkan gitarnya sambil melihat kendaraan lewat.
Tanpa sebuah speaker apalagi mikropon Takuya mulai memainkan lagu, dia petik gitarnya sehingga mengeluarkan alunan nada yang menyejukan telinga. Satu-persatu pengunjung taman mulai mendekatinya, kebanyakan perempuan yang sering melihatnya tampil. Dia jarang sekali membawakan lagu seseorang, dia membuatnya sendiri. Biasanya Takuya ‘tampil’ hingga hari sudah mulai gelap, dengan pencahayaan taman yang minim dia akan sedikit sulit memainkan gitarnya.
Orang-orang yang menontonnya bertepuk tangan dengan meriah sesaat Takuya menyelesaikan permainannya, dia hanya bisa membungkuk tanda terima kasih karena telah menontonnya. Lalu penonton mulai hilang satu-persatu, dia memasukan gitarnya lagi ke dalam tas dan pulang. Saat keluar di taman dia merasa ada yang mengikutinya, perasaannya makin tidak enak sehingga dia memutuskan untuk menoleh kebelakang. Ada seorang perempuan dibelakangnya.
“Ada yang bisa ku bantu?”
Perempuan ini tiba-tiba mendekat, “Maukah kamu berduet denganku?” kata perempuan yang lebih pendek dari Takuya. “aku sudah sering melihatmu, permainan gitarmu bagus tapi akan lebih bagus jika ada seseorang yang bernyanyi bersamamu.”
Takuya tampaknya tidak tertarik, “Maaf, aku bermain gitar hanya menyalurkan hobi saja. Bukan sebagai penampil atau pemain music sungguhan,” lalu pergi meninggalkan perempuan itu.
Dia mengira sudah lepas dari perempuan itu setelah mengatakan hal barusan, tenyata tidak. Perempuan itu malah masih mengikutinya. Takuya merasa risih dengan kehadiran perempuan ini.
“Mau sampai kapan kamu mengikutiku?” tanya Takuya sedikit kesal.
“Tidak, arah rumahku juga lewat sini,” Takuya terus melihatnya, “ya aku memang mengikutimu,” mendekati Takuya lagi. “aku mohon…ayo kita duet,” memelas meminta kepada Takuya.
Takuya mundur beberapa langkah, “Sudah kubilang kan aku tidak mau, oh iya berhenti mengikutiku,” muka perempuan itu cemberut dan sekali lagi Takuya berjalan meninggalkannya.
Akhirnya perempuan ini menyerah, dia tidak mengikuti Takuya lagi. Lalu beberapa saat kemudian teman perempuan ini menghampirinya membawa minuman.
“Bagaimana Sakura? Kamu berhasil mengajaknya duet?”
Mukanya masih cemberut, “Kamu tidak lihat mukaku seperti ini Misawa?” menunjuk mukanya sendiri.
“Pendaftaraan festivalnya sebentar lagi bakal ditutup, karena kamu engga kebagian slot penyanyi solo maka kesempatanmu hanya di duet atau band,” Sakura menatapnya dengan tajam. “maaf, aku tidak bermaksud mengingatkanmu. Hehe…”
Sakura adalah murid SMA yang tergabung dalam klub music disekolahnya, dia bahkan sudah ikut band sekolah. Namun beberapa minggu lalu dia dikeluarkan karena teman bandnya menilai Sakura terlalu banyak mengatur padahal menurutnya dia hanya memberikan masukan dan saran saja. Saat ada festival music dia sangat senang bisa tampil tapi saat mendaftar panitia bilang slot penyanyi solo sudah terisi penuh, keanggotan klub music juga tidak memberikan keuntungan apapun baginya.
Di saat putus asa seperti itu dia tidak sengaja datang ke sebuah taman, lalu dia melihat Takuya bermain gitar. Dia terpesona dengan permainan gitar Takuya karena dia melakukannya dengan penuh penghayatan. Dari situ timbul keinginan untuk mengajaknya duet, agar dia bisa tampil di festival sekolahnya. Sakura tidak menyerah, dia akan mencobanya lagi lain waktu.
Keinginannya sia-sia, Takuya selalu menolak bahkan ketika dibelikan pik gitar juga dia tidak mau duet dengan Sakura. Sampai di suatu hari saat Takuya sedang bermain gitar Sakura dengan nekat berdiri disampingnya lalu bernyanyi dengan lirik asal. Penonton yang hadir merasa bahwa ini adalah aksi panggung kejutan dengan mendatangkan seorang penyanyi. Takuya tidak bisa berbuat banyak ketika penonton merasa lebih terhibur, dia membiarkan Sakura bernyanyi bersamanya hingga permainan usai.
Penonton mulai pergi meninggalkan tempat itu, lalu Takuya menarik tangan Sakura yang sedang memberikan sapaan hangat kepada penonton yang masih tersisa. Dia membawanya ke tempat yang lumayan sepi dari orang-orang di taman.
“Apa yang kamu lakukan barusan?” belum sempat menjawab Takuya melanjutkannya. “apa ini yang biasanya kamu lakukan? Bertindak sesuka hati tanpa meminta persetujuan orang lain? Aku sudah bilang aku tidak ingin melakukannya, apa ucapanku masih belum jelas?” Sakura hanya menunduk saja. “aku bahkan tidak mengenalmu…,” Sakura murung lalu pergi di saat temannya Misawa datang membawakan minuman.
“Sa…sakura?” pergi begitu saja melewatinya, dia melihat air mata jatuh di pipi Sakura. Pandangannya berubah tajam ke Takuya, “Apa yang telah kamu ucapkan kepadanya? Takuya tidak menjawabnya. “jika kamu tidak mau bisakah kamu tidak membuatnya menangis seperti itu?! Yang dia inginkan hanyalah bisa tampil di festival sekolah!” dengan kesal Misawa meninggalkan Takuya lalu mengejar Sakura.
Hari ini adalah hari terakhir pendaftaran festival di sekolah, Sakura hanya kelihatan murung seharian. Misawa sudah mencoba menghiburnya namun usahanya tidak berhasil menaikan mood Sakura. Teman-temannya di klub music juga menggodanya, apalagi vokalis perempuan baru yang ada di band klub music. Dia menyindirnya tepat di hadapan muka Sakura. Namun suatu keajaiban terjadi di hari itu, seorang laki-laki menunggunya di luar sekolah. Laki-laki itu adalah Takuya.
“Sakura…lihat itu kan?” Misawa memberitahu Sakura yang sedang murung.
“Apa?” jawabannya singkat.
“Dia kan yang sering bermain gitar di taman itu, kenapa dia datang kemari? Apa jangan-jangan?” Sakura melihatnya, tiba-tiba moodnya sedikit membaik.
Mereka berdua keluar sekolah, Takuya langsung menyapa mereka berdua. Dilihat dari seragamnya Takuya bukan siswa dari sekolah ini.
“Soal itu…,” ragu-ragu mengucapkannya.
Tangannya kemudian ditarik oleh Sakura, kini dia lebih terlihat senang dibandingkan tadi. “Iya! Masih bisa, ayo ikut bersamaku,” membawanya menuju ruang klub music untuk mengambil formulir pendaftaran.
Teman-teman di klub musicnya terkejut melihat Sakura membawa teman duetnya, kini Sakura bisa menyombongkan diri kepada teman-temannya. Dia mengambil formulir lalu mengisinya, kemudian memberikannya kepada panitia.
“Apa nama grup kalian?” melihat formulirnya. “hm..Sakura and Takuya? Atau SakuTaku?”
Sakura baru menyadari bahwa setidaknya mereka harus memberikan nama grup duet mereka. “Um..Misawa, kamu punya ide?” Misawa mencoba berpikir memikirkan nama yang bagus untuk grup duet ini.
“Destiny,” sahut Takuya. “nama grup kami adalah Destiny.” Sakura mengangguk, kelihatannya dia setuju.
Setelah panitia menuliskan naman grup Takuya dan Sakura, lalu dia bilang akan memberikan urutan acaranya dua hari sebelum acara festival dimulai. Mereka hanya mempunya waktu satu minggu untuk latihan. Karena Sakura anggota klub music maka mereka akan langsung mengisi slot yang kosong, pendaftar dari sekolah lain atau umum akan diaudisi terlebih dahulu oleh pihak panitia.
Sakura yang tadinya murung sekarang sangat senang, dia sudah membayangkan akan bernyanyi apa dan bagaimana reaksi orang-orang yang menontonnya. Lain dengan Misawa, dia masih bertanya-tanya. Khususnya kepada Takuya, dia langsung menanyakannya.
“Apa yang membuatmu melakukan ini?” mereka bertiga berhenti berjalan.
“Itu…,” melihat Sakura. “sebelumnya aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk menyakitimu mala..,” Sakura memotongnya.
“Sudahlah…tidak usah terlalu dipikirkan Misawa, mungkin dia merasa kasihan melihatku. Iya kan?” Takuya memalingkan wajahnya karena malu. “sekarang kita harus memikirkan lagu apa yang ingin dibawakan, bagaimana kalau sambil makan siang?”
Mereka bertiga sampai di suatu tempat makan, Takuya tidak terlalu mempersalahkan membawakan lagu apa. Sakura penuh pertimbangan, dia ingin sebuah lagu yang sudah akrab ditelinga orang-orang. sementara Misawa masih awam dalam hal music, dia lebih suka membaca buku dan menonton di bioskop. Sakura terlalu serius memikirkan lagunya sampai-sampai makannya belum juga dimakan.
“Hei Sakura, kamu kan sering menyanyikan lagu itu, ‘bokutachi wa ikiru hodo ni’ yang liriknya seperti itu,” kata Misawa sambil melahap makanannya.
“Ah! Fukai Mori, bagaimana?” melihat ke Takuya, dia setuju.
Akhirnya Fukai Mori dari Do As Infinty mereka pilih sebagai lagu yang akan dibawakan pada acara festival sekolah. Walaupun sudah bersama-sama mendaftar dan memilih lagu, mereka bertiga belum berkenalan secara resmi. Satu-persatu saling mengenalkan diri untuk lebih akrab. Setelah selesai makan mereka memustuskan untuk pulang, Takuya ingin mendalami lagu itu dahulu barulah besok dimulai latihan perdana. Takuya memintanya untuk latihan di studio milik ayahnya, Sakura setuju.
Latihan perdana dilakukan di rumah Takuya, dia memberikan alamatnya kepada Sakura kemarin. Seperti biasa Sakura mengajak Misawa, Takuya tidak keberatan akan hal itu. Sakura dan Misawa terkesima melihat studio music Takuya, alat-alatnya lengkap.
“Alat-alat di sini sangat lengkap, tetapi kenapa kamu bermain gitar di taman?” tanya Sakura.
“Aku suka udara di sana, menyejukkan pikiran.”
Tidak terlalu sulit untuk membangun kemistri diantara keduanya, permainan gitar yang apik dari Takuya dan suara Sakura yang lembut sudah membuat Misawa senang menontonnya. Seringkali dia memberikan jempolnya kepada mereka berdua. Latihan perdana ini sangat memuaskan bagi mereka. Latihan-latihan selanjutnya juga mampu dilewati dengan baik.
Hari ini mereka mencoba membawakannya di taman, walaupun Sakura sudah terbiasa tampil di depan umum tapi Takuya mengingatkan bahwa penonton yang hadir akan lebih banyak saat di festival. Sakura melatih nafasnya, Takuya menyeting gitarnya. Mereka berdua mulai tampil, penonton mulai berdatangan. Tepuk tangan meriah terdengar saat mereka berdua selesai, tidak lupa Sakura dan Misawa membagikan poster festival sekolahnya agar penonton-penonton di sini dapat hadir.
Mereka bertiga istirahat di taman sambil meminum minuman yang dibelikan oleh Misawa. Lalu ponsel Sakura bergetar, panitia memberikan urutan acaranya. Takuya dan Misawa mencoba melihatnya. Grup mereka, Destiny kebagian saat jam sore hari. Mereka begitu antusias dan tidak sabar untuk tampil esok hari.
Festival sekolah dimulai, satu-persatu pengisi acara tampil bergantian. Takuya dan Sakura menunggu di ruang tunggu, mereka menunggu bersama dengan band klub music sekolah. Vokalis perempuan baru mereka banyak sesumbar bahwa penampilan mereka akan jauh lebih baik dari penampilan grup Sakura. Dia bahkan menertawakan nama grupnya, “Destiny? Apa?” begitu katanya. Misawa sempat emosi mendengarnya namun berhasil ditenangkan oleh Sakura, dia hanya berfokus pada penampilannya nanti.
Akhirnya setelah menunggu bagian mereka tampil tiba, Takuya yang daritadi tampak tenang malah kelihatan gelisah. Keringatnya terus mengucur, dia mengaku tangannya mendadak dingin. Sakura menenangkannya.
“Kita pasti bisa melakukannya,” memegang tangan Takuya.
“Tangannya begitu lembut dan hangat,” ucap Takuya dalam hati. “ya…”
Mereka berdua menaiki panggung, Misawa melambaikan tangannya. Dia bilang ingin menonton langsung di depan. Takuya menyeting gitar akustiknya lagi, mencoba memainkan kunci nada untuk memastikan suara yang keluar sesuai.
“Selamat sore semuanya,” Misawa berteriak heboh sendirian. “Perkenalkan kami Destiny, saya Sakura dan ini Takuya. Lagu yang kami bawakan adalah Fukai Mori dari Do As Infinty. Selamat menikmati,” Misawa menepuk tangannya sekeras mungkin untuk menyemangati temannya yang ingin tampil.
Takuya mulai memainkan gitarnya dan Sakura mulai bernyanyi. Awalnya penonton belum bereaksi, namun beberapa saat satu-persatu mulai melambaikan tangannya ke atas. Digoyangkan ke kiri dan kanan, Sakura semakin semangat menyanyikan lagunya. Vokalis baru klub music sampai terkejut melihat reaksi penonton, padahal tadi saat mereka tampil penonton tidak seperti itu.
Penampilan mereka diakhiri dengan riuh suara tepuk tangan penonton, mereka berdua membungkuk mengapresiasi penonton. Misawa langsung menuju belakang panggung dan menyambut mereka dengan muka yang sumringah.
“Kalian lihat penonton tadi? senangnya…”
“Aku tadi sempat gugup sebelum naik panggung, untungnya Takuya menyemangatiku. Iya kan Takuya?” Sakura menyindir Takuya, dia memalingkan mukanya pura-pura tidak tahu.
Setelah tampil mereka bertiga sepakat untuk menonton acaranya sampai habis. Acara berakhir saat malam hari dan berakhir sukses. Panitia mengucapkan terima kasih kepada penampil khususnya yang berasal dari sekolah, karena telah berhasil membawakan acara dengan baik. Takuya, Sakura, dan Misawa berada di gerbang sekolah. Waktunya mereka berpamitan.
“Um…Takuya, terima kasih yah telah membantuku,” ucap Sakura.
“Ya…tidak masalah, senang bisa membantu,” mengulurkan tangannya kemudian Sakura dan Misawa menjabatnya.
Di sisi lain Misawa terlihat sedih, “Apa dengan ini Destiny juga bubar? Maksudku aku ingin sekali melihat kalian tampil lagi…”
“Tenang MIsawa, Destiny tidak akan kemana-mana. Benarkan Takuya?” Sakura mencoba menghibur temannya.
“Tentu saja,” mereka pun berpisah malam itu dengan perasaan senang di hati masing-masing.
Diubah oleh the.collega 12-12-2017 20:31




husnamutia dan anasabila memberi reputasi
2
1.9K
Kutip
1
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan