RzkDAvatar border
TS
RzkD
Night to Remember - cerpen singkat
Malem gan emoticon-Cendol (S)

ini cerpen ane yang singkat
dan ini cerpen pertama yang ane tulis
semoga bisa menghibur

sinopsis :
dua sejoli bertemu lalu terjadi hal menakjubkan
apa itu? yuk simak gan.

any feedback and constructive criticism would be appreciated emoticon-Cendol (S)
ane mau coba nulis lagi soalnya

Judul:
Night to Remember


Malam sepi kududuk melamun dibawah teduhan bangunan kokoh bercorak putih cerah mengamati sisi jalan tergenang air hujan,
kumelihat sesosok wanita berkulit coklat manis datang menghampiri dengan senyum khas ala wanita tropis eksotis,

ia datang membawa sekeranjang roti lapis buatan sendiri berisikan 2 buah, dengan toping keju singles, daging asap, selada, tomat, dan mayonaise, di panggang dengan suhu temperatur yang tepat sehingga berwarna keemasan, sungguh tergiur ketika ku melihat sepotong roti lapis itu disajikan di hadapan ku,

setelah menyajikan roti di sebuah piring bulat putih kami duduk berdampingan, aku tersenyum kepada nya dan mulai mengiris roti menjadi potongan – potongan dadu kecil, ia mengamati dengan seksama sembari sesekali mencuri pandang, aku yang begitu hikmat memotong hingga potongan kubik sempurna sama rata hanya bisa merasakan tatapan nya yang tajam dan teliti,

seusai memotong ia menyentuh tanganku dengan perlahan, hawa sejuk malam hari dikalahkan oleh hangat nya sentuhan tangan wanita istimewa, tatapan nya terus terkunci pada mata ku , bisikan manja dan menggoda terus ia lontarkan ,

malam terasa semakin hangat dengan kehadiran gadis manis keturunan India ini, baru ku mengenalnya bulan lalu ketika mengikuti sebuah organisasi karang taruna yang dikelola di perkomplekan ku, jarum jam telah menunjukan waktu menjelang tengah malam , aku pun menyelimuti pundak nya dengan jaket tebal pemberian nenek dan mempersilahkannya untuk masuk ke dalam rumah kecil itu,

duduk di kursi kecil kami mulai menyantap roti yang telah ku potong, ia menyuapkan sesendok dan aku membalas menyuapkan dia, kilatan cahaya lampu menyambar piring kaca yang telah bersih tak tersisa, aku mengecup keningnya, ia pun bersandar pada pundakku, malam bahagia tak ingin rasanya berakhir begitu saja,

Selang beberapa menit terdengar suara bisikan-an samar dari luar bangunan,

terdengar pelan namun bergaung ditelinga ku, rasa penasaran menyelimuti benak, ku mengambil cangkul tergeletak manja di gudang dan perlahan membuka pintu depan,

melihat sekeliling dengan seksama, mataku terkunci pada kilatan cahaya yang menyerupai sepasang bola mata dari semak-semak dikejauhan, membalas tatapan ku dengan tatapan yang keji, makhluk itu tersenyum sinis dan bengis, terlihat gigi taring putih mengkilat, dengan tanduk yang bengkok diatas kepala nya,

dengan berhati – hati aku menghampirinya, setelah tiga meter jarak tertempuh terdengar jeritan nyaring dari dalam bangunan tempat ku bersinggah, kencangnya jeritan itu dapat membangunkan makhluk – makhluk hidup sekitar , sontak ku bereaksi memalingkan kepala melihat bayangan hitam pekat mulai menyelimuti bangunan, pasangan bola mata mulai bertambah – dan semakin bertambah hingga jumlahnya ratusan, mulai mengerubungi dan menggerogoti seluruh bagian tubuh ku,

nafas mulai terengah engah, dengkul terasa lemas, tak mampu memproses apa yang sebenarnya terjadi, apa ini realita atau sebatas khayalan tak berujung, semua terasa begitu nyata, aku tertunduk tak berdaya dan terkulai lemah pada hamparan padang rumput, tak sadarkan diri,

Pagi telah menyingsing waktu menunjukkan pukul 7.00,

aku terbaring diatas matras tipis tanpa busana, dengan merangkul wanita yang wajahnya terasa familiar , badankku menggigil, aku pun beranjak meninggalkan ruangan dan mengambil jaket hangat pemberian nenek, usai berpakaian ku kembali ke ruang utama ku melihat sosok wanita itu telah menghilang, kemana perginya dia?

Ketika memutar badan ku melihat sosok wanita mengerikan dengan rambut panjang hitam pekat, dengan kulit bentol yang tak terawat, wajahnya telah mengalami deformasi, dengan tatapan penuh kebencian terselip senyum sinis yang terkesan merendahkan, ia seperti mengucapkan mantra – mantra atau sumpah serapah yang terus berkelanjutan, aku hanya terdiam, menutup mata, dan merenung..

Ku telah berdosa, ku telah menodai kesucian nya, aku pantas menerima hukuman dari nya.

Polling
0 suara
apa genre cerpen ini?
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.6K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan