- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Cerita Mahasiswa "Nyambi" Jadi Tukang Ojek karena Tak Ingin Merepotkan Orangtua


TS
georgebush.jr
Cerita Mahasiswa "Nyambi" Jadi Tukang Ojek karena Tak Ingin Merepotkan Orangtua
SOLO, KOMPAS.com - Muhammad Fuqoha (19) mungkin hanya satu dari banyak mahasiswa yang memiliki pekerjaan sampingan selama kuliah.
Namun, dia bisa menjadi salah satu contoh generasi muda yang tidak ingin merepotkan orangtua soal biaya kuliah dan berjuang untuk mewujudkannya di tengah kewajiban utama sebagai mahasiswa.
Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Jawa Tengah, ini telah menggeluti profesi sebagai tukang Go-Jek atau layanan ojek berbasis online sejak enam bulan terakhir.
Sebelumnya, dia pernah bekerja di sebuah rumah makan. Namun hanya bertahan beberapa bulan kemudian memutuskan untuk keluar.
Sejak bergabung dengan Go-Jek, Foqoha mampu membayar biaya semester dan memenuhi uang jajan sehari-hari tanpa harus meminta kedua orangtuanya.
"Kepengin punya uang sendiri," ungkap anak pertama dari empat bersaudara pasangan dari Lili Susanti (37) dan Hari Sambodo (45) ini ketika ditanya motivasinya untuk ngojek di Solo, Rabu (6/12/2017).
"Selama ini saya minta uang sama orang tua. Ya buat jajan sama bayar kuliah. Tapi karena saudara saya ada tiga dan saya anak pertama nggak ingin repotin orang tua. Jadi, saya putuskan kuliah sambil kerja jadi tukang ojek online (Go-Jek)," tambahnya kemudian.
(Baca juga: Mahasiswa Unibraw Ciptakan Alat "Pencubit" Bokong Pengendara Saat Ngantuk)
Supaya tidak mengganggu jadwal kuliah dengan narik penumpang, Fuqoha pun harus pintar-pintar membagi waktu.
"Nariknya (penumpang) kalau lagi pas sepi," ungkapnya.
Mahasiswa semester tiga ini mengaku, pendapatan dari menarik penumpang mencapai Rp 3 juta per bulan. Dalam sehari, rata-rata pendapatan yang diperoleh sekitar Rp 100.000 - Rp 150.000.
"Kalau enggak ada kuliah, sehari saya bisa dapat Rp 150.000," tutur Fuqoha.
Selama menggeluti profesi itu, Fuqoha mengaku pernah mengalami pengalaman tak terduga. Dia pernah ditelepon pelanggan pada waktu sedang kuliah hanya karena aplikasi Go-Jeknya lupa tidak dimatikan.
"Ya, ada customer yang telepon saya karena aplikasinya lupa nggak saya matiin. Ya udah kemudian saya cancel atau batalkan," ujar dia.
Fuqoha mengaku kalau kedua orangtuanya itu telah mengetahui dirinya bekerja sebagai tukang ojek online. Namun demikian, Fuqoha tetap diingatkan agar kuliahnya itu tetap diutamakan.
"Sudah tahu orangtua. Cuma bilang kuliahnya diutamakan gitu," paparnya.
http://regional.kompas.com/read/2017/12/06/10405871/cerita-mahasiswa-nyambi-jadi-tukang-ojek-online-karena-tak-ingin-merepotkan
Ya baguslah, belajar mencari uang ya. Dari kecil harus tau bagaimana susahnya mencari uang
Namun, dia bisa menjadi salah satu contoh generasi muda yang tidak ingin merepotkan orangtua soal biaya kuliah dan berjuang untuk mewujudkannya di tengah kewajiban utama sebagai mahasiswa.
Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Jawa Tengah, ini telah menggeluti profesi sebagai tukang Go-Jek atau layanan ojek berbasis online sejak enam bulan terakhir.
Sebelumnya, dia pernah bekerja di sebuah rumah makan. Namun hanya bertahan beberapa bulan kemudian memutuskan untuk keluar.
Sejak bergabung dengan Go-Jek, Foqoha mampu membayar biaya semester dan memenuhi uang jajan sehari-hari tanpa harus meminta kedua orangtuanya.
"Kepengin punya uang sendiri," ungkap anak pertama dari empat bersaudara pasangan dari Lili Susanti (37) dan Hari Sambodo (45) ini ketika ditanya motivasinya untuk ngojek di Solo, Rabu (6/12/2017).
"Selama ini saya minta uang sama orang tua. Ya buat jajan sama bayar kuliah. Tapi karena saudara saya ada tiga dan saya anak pertama nggak ingin repotin orang tua. Jadi, saya putuskan kuliah sambil kerja jadi tukang ojek online (Go-Jek)," tambahnya kemudian.
(Baca juga: Mahasiswa Unibraw Ciptakan Alat "Pencubit" Bokong Pengendara Saat Ngantuk)
Supaya tidak mengganggu jadwal kuliah dengan narik penumpang, Fuqoha pun harus pintar-pintar membagi waktu.
"Nariknya (penumpang) kalau lagi pas sepi," ungkapnya.
Mahasiswa semester tiga ini mengaku, pendapatan dari menarik penumpang mencapai Rp 3 juta per bulan. Dalam sehari, rata-rata pendapatan yang diperoleh sekitar Rp 100.000 - Rp 150.000.
"Kalau enggak ada kuliah, sehari saya bisa dapat Rp 150.000," tutur Fuqoha.
Selama menggeluti profesi itu, Fuqoha mengaku pernah mengalami pengalaman tak terduga. Dia pernah ditelepon pelanggan pada waktu sedang kuliah hanya karena aplikasi Go-Jeknya lupa tidak dimatikan.
"Ya, ada customer yang telepon saya karena aplikasinya lupa nggak saya matiin. Ya udah kemudian saya cancel atau batalkan," ujar dia.
Fuqoha mengaku kalau kedua orangtuanya itu telah mengetahui dirinya bekerja sebagai tukang ojek online. Namun demikian, Fuqoha tetap diingatkan agar kuliahnya itu tetap diutamakan.
"Sudah tahu orangtua. Cuma bilang kuliahnya diutamakan gitu," paparnya.
http://regional.kompas.com/read/2017/12/06/10405871/cerita-mahasiswa-nyambi-jadi-tukang-ojek-online-karena-tak-ingin-merepotkan
Ya baguslah, belajar mencari uang ya. Dari kecil harus tau bagaimana susahnya mencari uang



tien212700 memberi reputasi
1
1.8K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan