Aku tersenyum setiap kabarmu menghampiriku, entah kau mengeluh, entah pengalamanmu hari ini, entah apapun itu kau selalu membuatku tersenyum.

Memang sudah lama kupendam rasaku untukmu, terlalu lama ku tuk berani mengungkapkannya, mungkin juga terlalu lama kau tuk menunggu.

Mungkin aku masih trauma, menjalani cinta yang terhenti sebelum sampai muaranya.

Namun di sisi lain aku juga takut, aku takut rasa yg kusimpan untukmu bukanlah cinta, atau setidaknya sayang.
Entahlah, aku sendiri mungkin terlalu bodoh untuk mengungkap dan mendefinisikan apa itu cinta.

Namun untukmu yg mungkin tak akan membaca tulisanku ini, akan kuungkap semua yang kurasa.

Memang benar aku berhasrat kepadamu, itu tak sedikitpun salah. Selalu ingin ada di dekatmu, dan selalu berbagi segala sesuatunya denganmu.

Namun aku takut hasratku ini bukan cinta, mungkin hanya rasa sesaat di tengah sepi yang melanda yang kemudian kau yang ku sapa kini sering hadir di beberapa pesanku. Atau rasa ini pun hanya sekedar nafsuku belaka, melihat paras wajahmu, melihat anggun sikapmu, dan menilai kesabaranmu.

Jika pun ini cinta, aku takut mengungkapnya. Saat ini kau menganggapku teman teebaikmu yang sering mendengarkan bahkan mungkin paling tau tentang masalahmu, yang bagiku terlampau berat. Aku takut jika nanti kuungkapkan rasaku untukmu kau akan kehilangan sosok teman, kau akan kehilangan pendengar.
Karena langitpun tau, masalahmu hanya jadi lelucon bagi mereka yang tak bisa melihat apa yang kita rasakan bersama.

Aku tau, kau membutuhkan orang untuk berjalan bersama, memapahmu ketika lemah dan menyepamatkanmu ketika hendak terjatuh. Sebenarnya Aku ingin menjadi orang itu...

Namun, jarak jadi rintangannya. Mungkin saat ini kita hanya berjarak sejengkal di peta pulau jawa, namun bisa jadi setahun lagi kita sama sejengkalnya, hanya saja di peta indonesia.
Sedangkan kau, kau butuh orang untuk terus bersama, kau butuh bahu untuk menopang beratnya masalah di kepalamu.
Sedang aku, hahaha. Selama ini saja kita rasanya tak pernah lebih dari sekali bertemu setiap tahunnya.

Selain itu, darah biru yang mengalir dari jantungmu rasanya tak pantas jika disandingkan dengan hitamnya darah yang mengalir dalam diriku.

Di sisi lain, aku tau bahwa aku tak selalu bisa membahagiakanmu. Tak selamanya aku bisa membuatmu tersenyum. Jika tiba saat itu dan aku hanya menambah bebanmu, maka aku sungguh merasa bersalah kepadamu.

Tapi bagaimanapun aku memang menyimpan rasa untukmu.
Dalam keputusasaan rasaku ini, aku hanya bisa bersoa.
Semoga kau kuat menghadapi segala masalahmu, semoga tuhan selalu menunjukkan jalan untukmu dan meskipun bergerinjal batu tapak kakimu bisa menaklukan semuanya.
Aku berdoa yang terbaik untukmu, semoga ada seseorang pria yg bisa mngertimu, menopangmu dan menyemangatimu yg setiap waktu ada disisimu.
Kudoakan kau segera bahagia, dengan siapapun kau nantinya.

Aku tahu, palung cinta terdalam adalah ketika doa lebih banyak dilayangkan dripada sebatas kata cinta.

Mungkin juga aku hanya lelaki pecundang yang hanya menyimpan rasa dalam diam

Kalaupun memang kau untukku, aku yakin tuhan akan mempermudah kebersamaan kita

Selamat malam untukmu, semoga kau selalu kuat jalani hari-harimu,

Dari aku, yg selalu mengharap kehadiranmu....