- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Peserta Reuni Aksi 212 Dapat Buku Karya Prabowo Subianto


TS
aghilfath
Peserta Reuni Aksi 212 Dapat Buku Karya Prabowo Subianto
Spoiler for Peserta Reuni Aksi 212 Dapat Buku Karya Prabowo Subianto:

Quote:
Sebuah buku berjudul Pandangan Strategis Prabowo Subianto: Paradoks Indonesia beredar di tengah massa Reuni Aksi 212 di halaman Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017) pagi.
Buku bergambar sampul kuli penambang batu kapur tersebut dibagi-bagikan kepada peserta seusai salat subuh berjamaah. Halimah (42) salah satu peserta Reuni 212 mengaku tak tahu dari mana asal buku tersebut.
Ia mengatakan buku tersebut beredar dari tangan ke tangan. "Ada yang bagiin tadi, kami ambil saja. Belum saya buka ini bukunya," ungkap Halimah kepada Tirto di sela-sela kegiatan.
Sementara itu, seorang peserta lainnya bernama Reza enggan berkomentar dari mana buku tersebut ia dapatkan. Ketika dimintai keterangan, ia dengan buru-buru memasukkan buku tersebut ke dalam tas yang ia bawa. "Enggak usah berita-berita-in lah kayak gini, Mas," ujarnya.
Buku tersebut merupakan buku yang dibuat Prabowo sebagai bentuk kritikan terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Peluncuran buku tersebut bertepatan dengan deklarasi dukungan Koalisi Buruh Jakarta kepada pasangan Anies Baswedan- Sandiaga Uno di Kantor DPP Gerindra, Jakarta, dalam Pilkada DKI Jakarta awal April lalu.
Buku Paradoks Indonesia juga memuat pemikiran dan pandangan Prabowo terhadap Indonesia. Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menyoroti sisi ironis dari Indonesia sebagai negeri yang kaya raya namun banyak rakyatnya yang masih hidup di garis kemiskinan.
Menurut Prabowo, paradoks itu muncul karena ketimpangan dari sebuah negeri yang berlimpah harta namun tak dinikmati rakyatnya. Meski pertumbuhan ekonomi meningkat seberapa persen pun, kata dia, tidak ada artinya jika tidak disertai dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Reuni Aksi 212 merupakan kegiatan yang digelar untuk memperingati satu tahun Aksi 212 yang berlangsung pada putaran pertama Pilkada Jakarta 2016 lalu. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Presidium Alumni 212 dan menghadirkan sejumlah tokoh Ormas Islam dan Ulama di Indonesia.
Selain itu ada pula dua orang politikus sekaligus pimpinan DPR RI yakni Fadli Zon dari Partai Gerindra dan Fahri Hamzah. Gubenur baru DKI Jakarta Anies Baswedan juga turut menyempatkan hadir di tengah-tengah peserta aksi usai salat subuh berjamaah.
Kendati demikian, Ketua Panitia Reuni 212 Misbahul Anam, menegaskan bahwa acara 212 tidak dilakukan dengan tujuan politik tertentu. Ia juga mengungkapkan bahwa tidak ada aliran dana partai politik yang masuk ke kantong Presidium 212 maupun panitia.
"Ada yang bilang Reuni Aksi 212 ini didanai oleh partai. Ditunggangi oleh partai. Saudara, partai mana yang menunggangi Anda? Umat Islam sudah cerdas. Betul?" ujarnya di hadapan para peserta aksi dan wartawan.
Buku bergambar sampul kuli penambang batu kapur tersebut dibagi-bagikan kepada peserta seusai salat subuh berjamaah. Halimah (42) salah satu peserta Reuni 212 mengaku tak tahu dari mana asal buku tersebut.
Ia mengatakan buku tersebut beredar dari tangan ke tangan. "Ada yang bagiin tadi, kami ambil saja. Belum saya buka ini bukunya," ungkap Halimah kepada Tirto di sela-sela kegiatan.
Sementara itu, seorang peserta lainnya bernama Reza enggan berkomentar dari mana buku tersebut ia dapatkan. Ketika dimintai keterangan, ia dengan buru-buru memasukkan buku tersebut ke dalam tas yang ia bawa. "Enggak usah berita-berita-in lah kayak gini, Mas," ujarnya.
Buku tersebut merupakan buku yang dibuat Prabowo sebagai bentuk kritikan terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Peluncuran buku tersebut bertepatan dengan deklarasi dukungan Koalisi Buruh Jakarta kepada pasangan Anies Baswedan- Sandiaga Uno di Kantor DPP Gerindra, Jakarta, dalam Pilkada DKI Jakarta awal April lalu.
Buku Paradoks Indonesia juga memuat pemikiran dan pandangan Prabowo terhadap Indonesia. Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menyoroti sisi ironis dari Indonesia sebagai negeri yang kaya raya namun banyak rakyatnya yang masih hidup di garis kemiskinan.
Menurut Prabowo, paradoks itu muncul karena ketimpangan dari sebuah negeri yang berlimpah harta namun tak dinikmati rakyatnya. Meski pertumbuhan ekonomi meningkat seberapa persen pun, kata dia, tidak ada artinya jika tidak disertai dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Reuni Aksi 212 merupakan kegiatan yang digelar untuk memperingati satu tahun Aksi 212 yang berlangsung pada putaran pertama Pilkada Jakarta 2016 lalu. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Presidium Alumni 212 dan menghadirkan sejumlah tokoh Ormas Islam dan Ulama di Indonesia.
Selain itu ada pula dua orang politikus sekaligus pimpinan DPR RI yakni Fadli Zon dari Partai Gerindra dan Fahri Hamzah. Gubenur baru DKI Jakarta Anies Baswedan juga turut menyempatkan hadir di tengah-tengah peserta aksi usai salat subuh berjamaah.
Kendati demikian, Ketua Panitia Reuni 212 Misbahul Anam, menegaskan bahwa acara 212 tidak dilakukan dengan tujuan politik tertentu. Ia juga mengungkapkan bahwa tidak ada aliran dana partai politik yang masuk ke kantong Presidium 212 maupun panitia.
"Ada yang bilang Reuni Aksi 212 ini didanai oleh partai. Ditunggangi oleh partai. Saudara, partai mana yang menunggangi Anda? Umat Islam sudah cerdas. Betul?" ujarnya di hadapan para peserta aksi dan wartawan.
Quote:
Habib Mustofa: 2019, Insya Allah Kita Rebut Kemenangan Umat Islam
Reuni Aksi 212 yang diperingati di halaman Monumen Nasional (Monas) pada Sabtu (2/12/2017) berakhir sudah. Ribuan muslim yang memadati halaman seluas 800 hektare itu telah diminta untuk kembali dengan tertib ke kediamanmya masing-masing.
Sebelum berakhir, Habib Mustofa bin Abdullah Alaydrus yang diberi kesempatan untuk berbicara di panggung mengingatkan agar massa tetap menjaga persatuan atau ukhuwah islamiah untuk menghadapi tahun politik 2019.
Ia pun meminta agar massa ormas Islam dan alumni 212 menyelenggarakan kembali Reuni 212 tahun depan. "Jangan lupa, 2019 adalah penentuan umat Islam untuk memilih pemimpin republik Indonesia. Kita pastikan pemimpin yang lebih berpihak pada kemaslahatan umat Islam," ujarnya kepada massa yang memutihkan halaman Monas Sabtu (2/12) pagi.
Ulama dari majelis Syamsi Syumus itu juga meminta umat Islam untuk berpikir ke depan dan masuk ke kancah politik. Sebab, kata dia, umat Islam membutuhkan pemimpin muslim yang bisa menjamin kemudahan menjalankan syariat Islam bagi umat muslim di Indonesia.
"Tahun depan, dan 2019, insya Allah kita rebut kemenangan politik untuk umat Islam," ujar Habib Mustofa.
Acara yang juga memperingati maulid nabi Muhammad tersebut pun diakhiri mengirimkan lantunan Al-fatihah untuk pemimpin besar Front Pembela Islam Muhammad Rizieq Shihab.
Doa tersebut dipimpin langsung oleh itu dipimpin langsung oleh Habib Bahar dari Front Pembela Islam (FPI). "Saya minta dibacakan sharatul Fatihah untuk umat besar umat Islam agar selalu dikuatkan oleh Allah SWT," ujarnya.
Usai massa membubarkan diri dari lingkungan Monas, Kadiv Humas Polda Metro Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengucap terima kasih atas kerjasama para peserta aksi untuk tertib mengadakan acara di Monas. Ia mengatakan, Polri masih terus memantau perjalanan pulang para peserta hingga ke daerah-daerahnya masing-masing.
"Kami juga berterimakasih karena Ada komunikasi yang baik antara peserta dan petugas yang terdiri dari TNI dan polri, sehingga tugas pengamanan menjadi lebih lancar," ujarnya di Pintu Barat Monas usai acara.
Reuni Aksi 212 yang diperingati di halaman Monumen Nasional (Monas) pada Sabtu (2/12/2017) berakhir sudah. Ribuan muslim yang memadati halaman seluas 800 hektare itu telah diminta untuk kembali dengan tertib ke kediamanmya masing-masing.
Sebelum berakhir, Habib Mustofa bin Abdullah Alaydrus yang diberi kesempatan untuk berbicara di panggung mengingatkan agar massa tetap menjaga persatuan atau ukhuwah islamiah untuk menghadapi tahun politik 2019.
Ia pun meminta agar massa ormas Islam dan alumni 212 menyelenggarakan kembali Reuni 212 tahun depan. "Jangan lupa, 2019 adalah penentuan umat Islam untuk memilih pemimpin republik Indonesia. Kita pastikan pemimpin yang lebih berpihak pada kemaslahatan umat Islam," ujarnya kepada massa yang memutihkan halaman Monas Sabtu (2/12) pagi.
Ulama dari majelis Syamsi Syumus itu juga meminta umat Islam untuk berpikir ke depan dan masuk ke kancah politik. Sebab, kata dia, umat Islam membutuhkan pemimpin muslim yang bisa menjamin kemudahan menjalankan syariat Islam bagi umat muslim di Indonesia.
"Tahun depan, dan 2019, insya Allah kita rebut kemenangan politik untuk umat Islam," ujar Habib Mustofa.
Acara yang juga memperingati maulid nabi Muhammad tersebut pun diakhiri mengirimkan lantunan Al-fatihah untuk pemimpin besar Front Pembela Islam Muhammad Rizieq Shihab.
Doa tersebut dipimpin langsung oleh itu dipimpin langsung oleh Habib Bahar dari Front Pembela Islam (FPI). "Saya minta dibacakan sharatul Fatihah untuk umat besar umat Islam agar selalu dikuatkan oleh Allah SWT," ujarnya.
Usai massa membubarkan diri dari lingkungan Monas, Kadiv Humas Polda Metro Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengucap terima kasih atas kerjasama para peserta aksi untuk tertib mengadakan acara di Monas. Ia mengatakan, Polri masih terus memantau perjalanan pulang para peserta hingga ke daerah-daerahnya masing-masing.
"Kami juga berterimakasih karena Ada komunikasi yang baik antara peserta dan petugas yang terdiri dari TNI dan polri, sehingga tugas pengamanan menjadi lebih lancar," ujarnya di Pintu Barat Monas usai acara.
source media
Jadi tau kan siapa yg bermain dg isu2 agama, orangnya ya itu2 juga, 2019 jualin lagi ayat dan agama karena hanya itu kemampuan mereka

Diubah oleh aghilfath 02-12-2017 09:16
0
3.6K
Kutip
37
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan