

TS
izzredday
AKU TIDAK BERPUISI !
Kenapa Kalian Berpuisi?
Padahal dia absurd,
penuh inkonsistensi.
Kadang lenguhan mawar-mawar pun dapat ku tulis sebagai puisi,
Apa?
Apa lagi yang hendak kau tanya pada pujangga yang menulis sekenanya,
Sekehendak hatinya.
Semaunya saja.
Tak guna bertarung lidah pada api api,
Api berlidah!
Kau pun begitu... Berlidah juga.
Bahkan ujung ujung pedang berkilatpun memiliki sejuta cara untuk bicara.
.
Ini Itu,
Ba Bi Bu,
Ah, Sudahlah.
Iris Kuping ku,
Jika kau temukan Satu Saja Pujangga yang berkata selurus titik hujan dari langit.
Sebutlah!
Satu Saja!
Aku Tak Berpuisi,
Aku Hanya Menjadi Diriku Sendiri.
Lihatlah Para Lucyfer Merana itu!
Lihatlah Para Pemain Biola dan Harmonika,
Atau Para Pecundang Yang Tersuruk-suruk Menanggung Nestapa.
Atau ini,
Atau itu,
Atau Jika Perlu Tutuplah kedua Matamu,
Atau Ini,
Atau Itu,
Atau Apa saja bagiku adalah baiti-bait Puisi
Jadi Kenapa Aku Harus Berpuisi?
Aku Tak Perlu!
Pada Tangan,
Pada Kaki,
Bahkan di Selangkanganku pun Ada sajak-sajak
Puisiku,
Meski Hanya Puisi Gulita!
Tapi Ia Abadi, hingga aku Mati.
Bahkan Setela Kematianku nanti,
Aku Tidak Berpuisi,
Karena Aku adalah bait-bait puisi...
Padahal dia absurd,
penuh inkonsistensi.
Kadang lenguhan mawar-mawar pun dapat ku tulis sebagai puisi,
Apa?
Apa lagi yang hendak kau tanya pada pujangga yang menulis sekenanya,
Sekehendak hatinya.
Semaunya saja.
Tak guna bertarung lidah pada api api,
Api berlidah!
Kau pun begitu... Berlidah juga.
Bahkan ujung ujung pedang berkilatpun memiliki sejuta cara untuk bicara.
.
Ini Itu,
Ba Bi Bu,
Ah, Sudahlah.
Iris Kuping ku,
Jika kau temukan Satu Saja Pujangga yang berkata selurus titik hujan dari langit.
Sebutlah!
Satu Saja!
Aku Tak Berpuisi,
Aku Hanya Menjadi Diriku Sendiri.
Lihatlah Para Lucyfer Merana itu!
Lihatlah Para Pemain Biola dan Harmonika,
Atau Para Pecundang Yang Tersuruk-suruk Menanggung Nestapa.
Atau ini,
Atau itu,
Atau Jika Perlu Tutuplah kedua Matamu,
Atau Ini,
Atau Itu,
Atau Apa saja bagiku adalah baiti-bait Puisi
Jadi Kenapa Aku Harus Berpuisi?
Aku Tak Perlu!
Pada Tangan,
Pada Kaki,
Bahkan di Selangkanganku pun Ada sajak-sajak
Puisiku,
Meski Hanya Puisi Gulita!
Tapi Ia Abadi, hingga aku Mati.
Bahkan Setela Kematianku nanti,
Aku Tidak Berpuisi,
Karena Aku adalah bait-bait puisi...
Diubah oleh izzredday 30-11-2017 23:03
0
685
2
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan