https://www.kaskus.co.id/thread/5a1e...ktikan-cinta-1
*sambungan

“Sebenarnya sudah ada laki-laki lain yang datang kak”, katanya kemudian menjelaskan kalau sudah ada lelaki lain yang pernah bertemu orang tuanya.

“Terus bagaimana kelanjutannya de'?”, tanyaku ingin tahu sejauh mana lelaki yang menjadi saingan An berjuang.

“laki-laki itu sudah datang di orang tuaku menyampaikan niat kak (mammanu-manu). Saya juga sudah diperkenalkan sama orang tuanya.
Tapi dia sama saya baru kenal, malah kak An lebih dulu kenal.
“Makanya sempat heran kenapa dia kayak mantap sekalimi sementara apalah daya anak kecil kayak saya kak yang hatinya masih terombang ambing”, jawab Uli menjelaskan tentang lelaki itu yang membuatnya dilema, apakah menunggu An atau melanjutkan lebih jauh prosesnya dengan lelaki yang baru dikenalnya.

“Pernah ada tulisanku, “Silakan memilih pertama dari cantiknya perempuan”, ini juga berlaku memilih laki-laki, mulai dari kegagahan (tampak mulia memperjuangkan cinta dengan bersegera melamar).
“Tapi bukan itu yang utama, walaupun pertama dilihat dari situ, kalau bagus salatnya, ngajinya, insyaAllah bisalah jadi imam yang baik, apalagi kalau lingkungan sekitar mengenalnya baik”. Pendapatku agar menjadi pertimbangan memutuskan hatinya condong kemana, lalu tentang lelaki itu yang sudah memperkenalkan Uli ke orang tuanya saya sampaikan,
“Memperkenalkan ke orang tua sudah masuk ke perkara serius de', ada siri' na pacce untuk bersegera melanjutkan dari mammanu'-manu' kemudian datang melamar”.

“Kemarin juga dia bilang begitu kak, karena memang saya cerita tentang kak An yang juga punya niat tapi belum datang ke rumah orang tuaku”. Sambung Uli dengan pernyataanku tentang proses yang akan segera berlanjut ke lamaran (Madduta) setelah mammanu-manu dilakukan, sedang Uli masih belum berani memutuskan apakah menerima lelaki itu atau menunggu An berjuang membuktikan cinta.

“Laki-laki bukan tipe penunggu yang baik, kalau disuruh menunggu bakal sulit ia berdiam diri, nah makanya kalau sudah berani mammanu'-manu jangan biarkan ia menunggu lama. Karena bagi laki-laki, kata menunggu itu sensitif, bisa jadi kita bilang sebentar tapi bagi laki-laki sangat lama, ini juga yang bikin salah seorang yang saya kenal mengalihkan lamarannya ke orang lain, hanya karena mendengar kata "tunggu-tunggu dulu" dari gadis yang ingin dilamarnya. Saya kemudian memberinya pertimbangan untuk segera mengambil sikap.

“Justru saya yang bukan penunggu yg baik kak"
"Sebelum telalu jauh juga prosesnya itu yang sudah datang ke ortu, itulah alasanku kenapa saya semangati kak An utk datang ke orang tuaku”, lanjut Uli yang sepertinya memang ada rindu di lubuk hati kawan An yang memastikan cinta.

“Penunggu, hanya kiasan de', perempuan menjemput jodoh dengan menunggu (menunggu dalam artian memantaskan diri menguatkan magnet cinta dari Langit)

“Iyee kak ridho. Kiranya kak ridho paham mi, Lama mi ka’ mau cerita setelah kak An bilang sudah cerita sama kak Ridho tanpa sebut namaku, tapi di pikiranku pasti kak Ridho tau mi”.

“Iyah, saya pahamji insyaAllah, Iyah saya cuma tebak-tebak siapa gadis itu, tapi saya tidak berani tanyakan langsung de' jangan sampai salah orang, hehe”. Balasku kemudian lanjut memberinya saran atas kegalauan hatinya di antara dua pilihan, “Salat istikharah sering-sering de', pilih waktu-waktu mustajab memanjatkan doa.

“Akhir2 ini saya selalu dihadapkan dengan dua pilihan kak”

“Bisa jadi, salatnya seorang perempuan jadi sinyal cinta terpilih dari siapa yang Allah bukakan hatinya, kemudian melangkahkan kaki menggenggam niat penuh keyakinan segera melamar”, terangku padanya tentang salat istikharah yang saya sarankan.

“Hehe, Iye kak ridho, makasiih”, tutup Uli dalam percakapan kami saat itu dan dilanjutkan beberapa waktu kemudian.

Tiga hari kemudian saya kembali berkomunikasi dengan Uli, tampak masih galau, apalagi karena lelaki yang pernah mammanu-manu semakin intens komunikasi dengan orang tuanya, di lain sisi kawanku An masih terus memantapkan hati dan juga serius ingin bertemu orang tua Uli. Dan, saya selalu mendukung An memperjuangkan cinta setelah saya tahu gadis itu adalah Uli. *bersambung