ridhoaltAvatar border
TS
ridhoalt
JIKA JUGA RINDU, BERI KESEMPATAN BUKTIKAN CINTA (1)


Tetiba saja kawanku An (nama samaran) menelepon saat malam sudah larut, kala itu ia sedang di Makassar dan rencana berangkat ke Sengkang malam itu juga, karena malam sudah larut maka ia ingin singgah di Pangkep istirahat lalu subuh kemudian melanjutkan perjalanan.

Saya dengan senang hati mengizinkannya singgah, apalagi lama tak bersua dengannya, biasanya hanya di grup WA kami sering berkomunikasi. Lewat tengah malam kemudian ia tiba di rumah dan beristirahat sampai subuh tiba.

Setelah kami salat subuh berjamaah di masjid, ia pun pamit melanjutkan perjalanan, tak banyak yang sempat kami perbincangkan, padahal saya berharap ia bercerita tentang gadis yang pernah diceritakan di whatsapp yang namanya dirahasiakan padaku, tapi perbincanganku terakhir dengannya di whatsapp saya sarankan ia memperjuangkan gadis itu jika memang layak diperjuangkan.

Menjelang siang, tetiba saja pesan whatsapp dari seorang gadis yang saya kenal, Uli (nama samaran), saya kemudian tau siapa gadis yang dimaksud itu, tak lain adalah dirinya, kami sama saling kenal, pernah ikut jadi relawan di kegiatan sosial di Pangkep, kalau saja Uli tak menyapaku di WA entah kapan saya tahu kalau gadis yang diceritakannya padaku adalah orang yang saya kenal.

Berikut perbincanganku dengannya yang juga membicarakan lelaki yang lebih dulu mammanu-manu di saat masih ada harap di langit hatinya pada kawanku An (nama samaran) juga datang pada orang tuanya (beberapa diedit untuk penyesuaian), ini ada hubungannya dengan cerita sebelumnya “Rindu jangan diam karena cinta butuh kepastian”.

“Cerita apa Kak An sama kak Ridho?”, pesan pertamanya kala itu yang membuatku tahu gadis ini yang dimaksud.

“Tidak kok, ada tulisanku itu "rindu jangan diam karena cinta butuh kepastian", itu dari ceritanya An tempo hari saya jadikan tulisan, tapi saya hanya nebak dalam pikiran kalau orang yang dimaksud mungkin saya kenal karena dia curhatnya ke saya”.

“Sepertinya kita ngerti mi kak, menurutta bagaimana? Salahka kak?”, tanya bertubi padaku tentang posisinya yang membuat kawanku itu menggalau setelah tahu ada lelaki yang lebih dulu mammanu-manu (Menyampailan niat baik)

“Kalau pernah baca tulisanku, berarti paham menurutku bagaimana posisita de'. Tidak, apa yang salah dari seorang gadis mananti kepastian. Kita tidak tau kepada siapa hati pantas dipertemukan, tapi selalu ada sinyal dari Langit kala pintu hati terketuk, walau banyak cara lelaki mengetuk hati, tapi pintar-pintarlah memilih jalan yang Allah ridhoi. Memilih tak melulu soal cinta, tapi soal kebaikan yang mesti disegerakan, karena cinta bertumbuh dari unsur hara yang baik, pupuk perhatian terbaik (setelah menikah), hehe maklum anak pertanian menganalogikan cinta”, tambahku menjelaskan pandangan akan kegalauannya memilih saat ada rindu dua lelaki yang siap memperjuangkannya.

“Baru selesai saya baca tulisanta kak (Rindu Jangan Diam Karena Cinta Butuh Kepastian), 2. Jadi kak ridho bisa paham situasi ku toh?, 3. btw Bagaimana cara memantapkan hati?”, Tanya bertubi padaku setelah baca tulisan yang saya maksud.

Saya kemudian menjawabnya, juga sekaligus menunjukkan pandanganku akan posisinya dan bagaimana seharusnya An bersikap, “Saya pendukung pernikahan yang diawali dengan kebaikan, menikah adalah menjaga kehormatan, cintanya suci, dijemput dengan jalan terhormat. Cara memantapkan hati, banyak salat istikharah, salat istikharah bukan hanya karena di antara dua pilihan, tapi kala hati sedang gundah”. 2. “Yup, saya paham, beberapa kasus saya dapati seperti itu, tapi tetap saya motifasi laki-laki termasuk An, mantapkan hati, pasti ada jalan, rezeki menikah sudah kita dapatkan sejak langkah menjalani niat ke sana”. 3. “Pesan orang tuaku, menikah jangan tunggu cukup, karena ada saja rezeki Allah mencukupkan demi menjalankan ibadah...(niat ibadah harus)”.

“1. Naah, berkali-kali mi saya bilang itu kak”.
2. “Karena saya bukanji juga menuntut kecukupannya (mapan) dia.
3. “Setelah menikah pasti akan dicukupkan ji”.
4. “Cuman yaa mungkin memang tidak ada niat?”
5. Banyak partimbangannya, padahal saya tidak pertimbangkan itu semua (mapan)”, Katanya kemudian yang menunjukkan ada denting keraguan di hati Uli apakah An memang serius memperjuangkannya.

Saya lalu sampaikan kalau kepada An saranku adalah mesti bersikap untuk segerakan dan tidak membuat Uli menunggu kepastian,

“Sudah baca kan tulisanku, apa yang An bilang ke saya, kemungkinan ada laki-laki yang dalam waktu dekat mau ke rumah gadis itu, dan ini jadi bebannya karena dia belum bisa dalam waktu dekat. Nah, makanya saya bilang kalau perempuan menunggu 1 atau 2 bulan bisalah, tapi kalau bertahun jangan! Jangan sampai lelaki jadi penghalang orang lain mengentuk pintu orang tua si gadis. Niat bersegera penting saat hati bergetar mengenal perempuan ataupun laki-laki, semakin lama ditunda semakin ombak menggerus pijakan kaki pada pasir di tepi pantai, akhirnya kemungkinan tidak jadi bersatu dalam cinta yang halal lebih besar.
*berambung
0
1.1K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan