
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno (Sandi) dinilai lebih dominan ketimbang Gubernur Anies Baswedan (Anies).
Bahkan pengamat menilai Sandi lebih menguasai isu-isu strategis ketimbang Anies.
Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menyebut hal itu tak baik bagi Pemprov DKI Jakarta.
"Lihat saja, soal reklamasi kelihatan Sandi yang lebih berani bicara. Lalu soal penataan Tanahabang. Bahkan kebijakan DP 0 persen dan pembangunan Rusun juga Sandi bicara berbeda dengan Anies," kata Trubus.
Cara kepemimpinan seperti itu, kata Trubus, tak baik bagi Pemprov DKI Jakarta.
"Mudah pecah Anies-Sandi kalau begitu caranya," kata Trubus ketika dihubungi Wartakotalive.com, beberapa waktu lalu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur DKI Anies Baswedan di acara peresmian Jalan Tol Becakayu. (KOMPAS IMAGES)
Trubus menduga Sandi memang dipersiapkan menjadi Gubernur DKI pada 2019 mendatang.
Sedangkan Anies yang kini tanpa Partai Politik kemungkinan besar akan dipinang Gerindra dan maju sebagai calon Presiden melawan Jokowi.
Apapun hasilnya Pilpres nanti, kata Trubus, Jakarta akan beralih ke tangan Sandi.
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Reza Haryadi, mengaku belum bisa menyimpulkan sejauh itu.
Tapi Reza juga mengakui Sandi memang terlihat lebih dominan ketimbang Anies dalam memimpin Jakarta.
Reza cukup yakin Anies-Sandi punya perjanjian tersendiri terkait dominasi Sandi.
"Seperti Anies memang memberi ruang untuk Sandi menangani hal-hal terkait ekonomi. Sebab Sandi punya latar belakang sebagai pebisnis," jelas Reza.
Menurut Reza, sebagai pemimpin baru yang belum berjalan 1 semester pertama, amat normal apabila dihadapkan dengan isu konsolidasi dan skema kerja.
"Makanya mengaitkan dominasi Sandi dengan Pilpres 2019 sepertinya terlalu dini," ujar Reza.
[Theo Yonathan Simon Laturiuw, WartaKota]