- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
95% Kaum Milenial Terancam Jadi 'Gelandangan' di 2020


TS
aghilfath
95% Kaum Milenial Terancam Jadi 'Gelandangan' di 2020
Spoiler for 95% Kaum Milenial Terancam Jadi 'Gelandangan' di 2020:

Quote:
Jakarta - Generasi milenial yang saat ini mendominasi penduduk Indonesia, diprediksi akan sulit memiliki rumah atau terancam jadi 'gelandangan' dalam beberapa tahun ke depan. Gaya hidup yang cenderung boros dengan rata-rata kenaikan harga rumah yang sangat tinggi, menjadi penyebab utamanya.
Rumah123 melakukan survei, hasilnya dalam 3 tahun mendatang atau 2020, hanya 5% kaum milenial (kelahiran antara 1982 – 1995) yang sanggup membeli rumah. Sisanya 95% tak memiliki tempat tinggal.
"Intinya kami ingin melihat bagaimana kemampuan generasi kaum milenial di sekitar Jakarta. Kita kerjasama dengan karir.com kita bandingkan dengan rata-rata kenaikan harga rumah," kata Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung kepada detikFinance, Senin (27/11/2017).
Menurut data Rumah123, kenaikan harga rumah jauh lebih besar dibanding kenaikan pendapatan pertahunnya. Rata-rata kenaikan properti di Indonesia menurut Untung pertahunnya mencapai 17%.
"UMR kan enggak sampai 10%. Apalagi pertumbuhan ekonomi membaik, itu kan inflasi turun, kalau inflasi kecil berarti penghasilan juga enggak besar. Di luar Jakarta, seperti Bodetabek kita survei angkanya hampir sama," imbuhnya.
Survei Rumah123 mengambil contoh, saat ini harga rumah berukuran 70 meter persegi di Sumarecon Bekasi sudah mencapai Rp 1,2 miliar. Sementara untuk ukuran yang sama di Tambun, Bekasi sudah mencapai Rp 600 jutaan.
"Menurut data di situs kami rumah seharga Rp 300 jutaan juga sudah hampir tidak ada. Rata-rata sudah di atas Rp 1 miliar, untuk rumah second," imbuhnya.
Berdasarkan house price to annual income ratio atau rasio harga rumah berbanding pendapatan pertahun, harga rumah yang sebaiknya dibeli maksimal 3 kali dari penghasilan tahunan (12 kali gaji, bonus dan THR). Jika diambil contoh rumah seharga Rp 600 juta, maka generasi milenial harus memiliki penghasilan per tahun Rp 200 juta atau perbulannya Rp 16 jutaan.
Menurut survei Rumah123, hanya 4% lebih kaum generasi milenial yang memiliki gaji perbulan sebesar itu. Jadi sebenarnya pemasukan generasi milenial saat ini terbilang biasa-biasa saja.
Faktor lainnya, generasi milenial saat ini gaya hidupnya terbilang boros. Mereka lebih mementingkan gaya hidup ketimbang membeli rumah. Seperti ingin terus mempunyai smartphone terbaru dan hobi traveling yang menghabiskan uang cukup besar.
"Padahal rumah ini harus diutamakan. Travelling bisa ditunda dan harga tiket naiknya enggak besar. Sementara rumah naiknya sangat besar, bahkan pernah sampai 100% dalam setahun. Jika tidak didahulukan tidak akan punya rumah," tuturnya.
Kaum milenial juga merasa tidak masalah untuk tinggal dengan menyewa properti. Padahal menurut Untung pikiran tersebut sangat salah. Sebab dengan menyewa berarti hidup kita tergantung dengan pemilik properti tersebut.
"Kalau yang punya mau jual atau tidak mau perpanjang, berarti harus pindah lagi. Padahal biaya pindahan itu mahal loh. Jadi menurut survei di 2021 bahkan tidak ada satu pun generasi milenial yang memiliki rumah di Jakarta," tukasnya.
Rumah123 melakukan survei, hasilnya dalam 3 tahun mendatang atau 2020, hanya 5% kaum milenial (kelahiran antara 1982 – 1995) yang sanggup membeli rumah. Sisanya 95% tak memiliki tempat tinggal.
"Intinya kami ingin melihat bagaimana kemampuan generasi kaum milenial di sekitar Jakarta. Kita kerjasama dengan karir.com kita bandingkan dengan rata-rata kenaikan harga rumah," kata Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung kepada detikFinance, Senin (27/11/2017).
Menurut data Rumah123, kenaikan harga rumah jauh lebih besar dibanding kenaikan pendapatan pertahunnya. Rata-rata kenaikan properti di Indonesia menurut Untung pertahunnya mencapai 17%.
"UMR kan enggak sampai 10%. Apalagi pertumbuhan ekonomi membaik, itu kan inflasi turun, kalau inflasi kecil berarti penghasilan juga enggak besar. Di luar Jakarta, seperti Bodetabek kita survei angkanya hampir sama," imbuhnya.
Survei Rumah123 mengambil contoh, saat ini harga rumah berukuran 70 meter persegi di Sumarecon Bekasi sudah mencapai Rp 1,2 miliar. Sementara untuk ukuran yang sama di Tambun, Bekasi sudah mencapai Rp 600 jutaan.
"Menurut data di situs kami rumah seharga Rp 300 jutaan juga sudah hampir tidak ada. Rata-rata sudah di atas Rp 1 miliar, untuk rumah second," imbuhnya.
Berdasarkan house price to annual income ratio atau rasio harga rumah berbanding pendapatan pertahun, harga rumah yang sebaiknya dibeli maksimal 3 kali dari penghasilan tahunan (12 kali gaji, bonus dan THR). Jika diambil contoh rumah seharga Rp 600 juta, maka generasi milenial harus memiliki penghasilan per tahun Rp 200 juta atau perbulannya Rp 16 jutaan.
Menurut survei Rumah123, hanya 4% lebih kaum generasi milenial yang memiliki gaji perbulan sebesar itu. Jadi sebenarnya pemasukan generasi milenial saat ini terbilang biasa-biasa saja.
Faktor lainnya, generasi milenial saat ini gaya hidupnya terbilang boros. Mereka lebih mementingkan gaya hidup ketimbang membeli rumah. Seperti ingin terus mempunyai smartphone terbaru dan hobi traveling yang menghabiskan uang cukup besar.
"Padahal rumah ini harus diutamakan. Travelling bisa ditunda dan harga tiket naiknya enggak besar. Sementara rumah naiknya sangat besar, bahkan pernah sampai 100% dalam setahun. Jika tidak didahulukan tidak akan punya rumah," tuturnya.
Kaum milenial juga merasa tidak masalah untuk tinggal dengan menyewa properti. Padahal menurut Untung pikiran tersebut sangat salah. Sebab dengan menyewa berarti hidup kita tergantung dengan pemilik properti tersebut.
"Kalau yang punya mau jual atau tidak mau perpanjang, berarti harus pindah lagi. Padahal biaya pindahan itu mahal loh. Jadi menurut survei di 2021 bahkan tidak ada satu pun generasi milenial yang memiliki rumah di Jakarta," tukasnya.
Quote:
Tak Ingin Jadi 'Gelandangan', Ini Saran untuk Milenial
Jakarta - Besarnya kenaikan harga properti setiap tahunnya tidak sebanding dengan kenaikan gaji generasi milenial membuat impian mereka untuk memiliki rumah terasa semakin pudar. Bahkan diprediksi 95% generasi milenial sulit memiliki rumah atau bisa menjadi 'gelandangan' di 2020.
Menurut survei yang dilakukan oleh Rumah123 pada 2020 hanya sekitar 5% dari generasi milenial yang mampu membeli rumah di kawasan Jabodetabek. Sisanya entah tinggal di mana.
Lalu apa yang harus dilakukan generasi milenial?
1.Tinggalkan Pemborosan

Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung mengatakan, jika generasi milenial masih dengan gaya hidupnya yang cenderung boros, maka sulit untuk mengikuti pertumbuhan harga rumah tersebut. Mereka terbiasa dengan barang-barang yang selalu up to date, seperti smartphone atau gadget lainnya.
Mereka juga lebih mementingkan liburan atau travelling memenuhi keinginan untuk berswa foto di tempat yang indah, ketimbang memenuhi kebutuhan hidup utamanya seperti membeli rumah.
2.Belajar Mengelola Keuangan
"Kita ini memang diajarkan untuk mencari uang dari kecil, tapi tidak diajarkan bagaimana mengelolanya," kata Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung saat dihubungi detikFinance, Senin (27/11/2017).
Untuk itu diimbau, agar generasi milenial mulai mengubah gaya hidupnya. Mulai memetakan pengeluaran untuk kebutuhan utamanya, dan rumah merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan.
Dia mengatakan, kebutuhan akan travelling, membeli kendaran bisa di nomor duakan. Sebab tidak seperti hunian, harga kendaraan atau pun tiket untuk travelling kenaikannya tidak begitu besar.
Apalagi untuk kendaraan nilainya susut seiring dengan banyaknnya kendaraan dengan model yang baru.
3.Jangan Tunda Beli Rumah
Agar bisa punya rumah, maka generasi milenial disarankan untuk segera membeli rumah dan tidak menundanya. Menunda beli rumah bakal membuat generasi milenial semakin tak mampu membelinya karena harga rumah akan naik setiap tahunnya.
"Ini memang perlu ada edukasi dari pemerintah. Kalau bisa ditunda ya ditunda. Sementara properti kalau ditunda semakin tidak bisa terbeli. Kalau yang lain seperti travelling, atau mobil pasti kebeli," imbuhnya.
4.Cari Tambahan Pemasukan Selagi Muda
Menurut hasil survei Rumah123, solusinya bagi generasi milenial dengan berusaha meningkatkan pendapatan. Meningkatnya bukan hanya 10% tapi sampai 50%. Mengingat rata-rata kenaikan harga rumah yang mencapai sekitar 15-20% per tahun.
Bisa juga dengan menghemat pengeluaran dengan persentase yang sama. Tapi dengan gaya hidup yang ada sepertinya sulit untuk melakukan hal itu.
Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan adalah mencapai penghasilan tambahan. Mumpung masih muda jangan hanya menghasilkan satu sumber pemasukan saja, misalnya dengan menjalankan usaha sampingan.
Jakarta - Besarnya kenaikan harga properti setiap tahunnya tidak sebanding dengan kenaikan gaji generasi milenial membuat impian mereka untuk memiliki rumah terasa semakin pudar. Bahkan diprediksi 95% generasi milenial sulit memiliki rumah atau bisa menjadi 'gelandangan' di 2020.
Menurut survei yang dilakukan oleh Rumah123 pada 2020 hanya sekitar 5% dari generasi milenial yang mampu membeli rumah di kawasan Jabodetabek. Sisanya entah tinggal di mana.
Lalu apa yang harus dilakukan generasi milenial?
1.Tinggalkan Pemborosan

Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung mengatakan, jika generasi milenial masih dengan gaya hidupnya yang cenderung boros, maka sulit untuk mengikuti pertumbuhan harga rumah tersebut. Mereka terbiasa dengan barang-barang yang selalu up to date, seperti smartphone atau gadget lainnya.
Mereka juga lebih mementingkan liburan atau travelling memenuhi keinginan untuk berswa foto di tempat yang indah, ketimbang memenuhi kebutuhan hidup utamanya seperti membeli rumah.
2.Belajar Mengelola Keuangan
"Kita ini memang diajarkan untuk mencari uang dari kecil, tapi tidak diajarkan bagaimana mengelolanya," kata Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung saat dihubungi detikFinance, Senin (27/11/2017).
Untuk itu diimbau, agar generasi milenial mulai mengubah gaya hidupnya. Mulai memetakan pengeluaran untuk kebutuhan utamanya, dan rumah merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan.
Dia mengatakan, kebutuhan akan travelling, membeli kendaran bisa di nomor duakan. Sebab tidak seperti hunian, harga kendaraan atau pun tiket untuk travelling kenaikannya tidak begitu besar.
Apalagi untuk kendaraan nilainya susut seiring dengan banyaknnya kendaraan dengan model yang baru.
3.Jangan Tunda Beli Rumah
Agar bisa punya rumah, maka generasi milenial disarankan untuk segera membeli rumah dan tidak menundanya. Menunda beli rumah bakal membuat generasi milenial semakin tak mampu membelinya karena harga rumah akan naik setiap tahunnya.
"Ini memang perlu ada edukasi dari pemerintah. Kalau bisa ditunda ya ditunda. Sementara properti kalau ditunda semakin tidak bisa terbeli. Kalau yang lain seperti travelling, atau mobil pasti kebeli," imbuhnya.
4.Cari Tambahan Pemasukan Selagi Muda
Menurut hasil survei Rumah123, solusinya bagi generasi milenial dengan berusaha meningkatkan pendapatan. Meningkatnya bukan hanya 10% tapi sampai 50%. Mengingat rata-rata kenaikan harga rumah yang mencapai sekitar 15-20% per tahun.
Bisa juga dengan menghemat pengeluaran dengan persentase yang sama. Tapi dengan gaya hidup yang ada sepertinya sulit untuk melakukan hal itu.
Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan adalah mencapai penghasilan tambahan. Mumpung masih muda jangan hanya menghasilkan satu sumber pemasukan saja, misalnya dengan menjalankan usaha sampingan.
detik
Sudah diantisipasi gubernur kita untuk warga jakarta, jadi ga mungkin jadi gelandangan, butuh rumah ada DP 0 rupiah, butuh kerja/wirausaha ada ok oce, butuh transport ada ok otrip dll

Diubah oleh aghilfath 27-11-2017 17:25
0
3.9K
Kutip
20
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan