Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri berbicara di depan pendukungnya di Beirut, Lebanon, Rabu (22/11/2017).
Saad al-Hariri akhirnya kembali ke tanah kelahirannya di Beirut, Lebanon, Selasa (21/11/2017) malam waktu Lebanon.

Ribuan pendukung Partai Gerakan Masa Depan yang berkumpul di depan Istana Kepresidenan Lebanon di Beirut menyambut gembira saat Hariri muncul di hadapan mereka dan menyampaikan pidatonya.

Bukan hanya kepulangannya yang menjadi pucuk kegembiraan warga, namun pengumuman pembatalan pengunduran dirinya lah yang membuat rakyat bersorak riang.

"Tadi aku menyampaikan surat pengunduranku kepada presiden (Michel Aoun). Presiden memintaku untuk menundanya agar aku bisa membicarakan dulu alasan pengunduran lebih jauh, dan aku menyetujuinya," kata Hariri dalam pemberitaan AlJazeera, Kamis (23/11/2017).

Kepulangan Hariri mengakhiri status darurat politik di negaranya yang sudah berlangsung nyaris tiga minggu pasca-pengumuman pengunduran dirinya di Arab Saudi.

Dalam pidato pengunduran dirinya di depan televisi nasional Riyadh, Hariri menyalahkan Iran yang turut campur urusan dalam negeri Lebanon dan juga kelompok militan Hizbullah.

Campur tangan itulah yang kemudian menjadi alasan ketakutan Hariri atas keselamatan dirinya. Pasalnya sang ayah yang juga mantan Perdana Menteri Lebanon, Rafiki Hariri, tewas akibat ledakan bom yang diletakkan di mobilnya oleh seorang mata-mata yang terafiliasi dengan Hizbullah, 20015 silam.

Namun, Lebanon lebih menaruh curiga pengunduran diri Hariri lebih karena didesak oleh Pangeran Arab Saudi yang tengah naik daun karena kebijakan kerasnya, Mohammad bin Salman (MbS).

Hariri memang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan negara Sunni itu, bahkan Hariri turut tercatat sebagai salah satu pemegang kewarganegaraan Arab Saudi.

Tak ayal, keputusan itu memantik ketegangan antara Lebanon dan Arab Saudi, lantaran khawatir Hariri hanya dijadikan alat yang sengaja dijerumuskan dalam ketidakharmonisan hubungan Arab Saudi dengan Iran.

"Kita harus menghindari perang dan konflik regional... yang paling dibutuhkan dalam waktu krisis ini adalah pengorbanan dari setiap orang untuk menghalau bahaya," sambung Hariri dalam pidatonya.

The Guardian menyebut, penundaan pengunduran diri Hariri ini setidaknya memberikan jeda atas ketegangan politik yang terjadi di Lebanon, negara yang sebelumnya sudah pekat dengan berbagai urusan seperti perang Suriah, keterlibatan Hizbullah dengan Bashar al-Assad, dan muntahan pengungsi dari negara tetangganya.

Satu hal, penundaan pengunduran Hariri ini akan memberikan ketidakjelasan pada kubu Arab Saudi.

Joshua Keating, penulis hubungan internasional [URL="http://www.slate.comS E N S O Rthe_slatest/2017/11/22/lebanon_s_prime_minister_unresigns_did_saudi_arabia_blow_it.html"]Slate[/URL] menganalisis, Hariri saat ini mungkin akan sedikit tersandera oleh Hizbullah. Namun, upaya Arab Saudi untuk "mengepung" Hizbullah menjadi mengendur.

Kegagalan intervensi Arab Saudi terhadap Lebanon boleh jadi menjadi kesalahan Amerika Serikat juga. Sejak menjabat, Presiden Donald Trump semakin menunjukkan dukungannya kepada Arab Saudi, khususnya sang penerus takhta kerajaan, MbS.

Beberapa pengamat politik luar negeri AS mencurigai pemerintahan AS dan juga penasihat Trump--yang juga menantunya--, Jared Kushner, berada di balik taktik Arab Saudi. Kushner diketahui menggelar rapat sampai jam 4 pagi bersama dengan pangeran Arab Saudi, tepat satu minggu sebelum kedatangan Hariri ke Riyadh.

Di sisi lain, negara Barat yang turut campur dalam konflik regional Timur Tengah bukan hanya Amerika Serikat. Prancis, negara yang memang diberikan mandat kekuatan atas Lebanon, turut ambil sikap.

Presiden Prancis Emmanuel Macron secara personal mendatangi Pangeran Mohammad bin Salman di Riyadh untuk membicarakan keriuhan itu. Setelahnya, Macron mengundang Hariri untuk datang ke Elysee Palace sebelum akhirnya Hariri kembali ke Beirut.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ngunduran-diri

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Suap mencekik di Kota Bandung, banyak pelaku usaha gagal

- Najib apresiasi Indonesia tak kirim asap lagi

- Sembelih kambing setelah opini wajar BPK