- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Distraction


TS
the.collega
Distraction
Quote:

Quote:
“Bangun…bangun…,” seorang adik menampar muka kakaknya berkali-kali.
“Ahhh!...hentikan!” lelaki itu marah, tapi adiknya terus menampar mukanya. “apa maumu?!”
“Lihat ini!” membentangkan suatu kertas, ada tulisannya di sana.
Kakaknya yang masih mengantuk membuka mata pelan-pelan lalu membacanya, “Hari ini aku ulang tahun, belikan aku hadiah ulang tahun…apa?! Tidak..tidak mau.”
Adik kecilnya itu lalu menangis kencang, tangisannya terdengar keluar hingga terdengar oleh ibunya.
“Ichijou!...apa yang terjadi?!” ibunya berteriak.
“Ahhh mou!..tidak bu! Tidak apa-apa….,” lalu menyuruh adiknya diam. “sudahlah, masih pagi tolong jangan berisik…kamu mau dibelikan apa?” tangis adiknya langsung terhenti lalu membuka lembaran kertas selanjutnya. “huh! Gonpla?! Dengar, kakakmu ini tidak berpenghasilan, mana bisa aku membelikan Gonpla?” muka adiknya kembali sedih, tampaknya nangisnya akan pecah sesaat lagi. “ya…ya baik, akan kubelikan. Sekarang keluarlah dari kamarku!” adiknya tersenyum lebar lalu keluar dari kamarnya.
Hidari Ichijou, seorang lelaki yang usianya tidak muda lagi. Dia bahkan sudah lulus dari universitas dan langsung bekerja diperusahaan sebagai IT. Namun belum kerja setahun dia memutuskan untuk keluar, tekanan dalam kantor begitu besar. Sebagai gantinya dia bilang ke orang tuanya akan mencari pekerjaan yang lebih baik lagi. Dia bahkan memberikan batas waktu jika dalam setahun belum menemukan pekerjaan dia akan tinggal kembali di rumah dan dia juga bilang orang tuanya tidak perlu memberinya uang.
Kenyataannya tidak sebanding dengan apa yang dipikirkannya. Dia gagal mendapatkan pekerjaan, karena lulusan universitas dia selalu melamar ke perusahaan besar. Pengalaman kerja yang dia dapatkan setahun tidak berarti apa-apa. Dengan berat hati dia kembali pulang kerumahnya. Sekarang sudah hampir enam bulan lamanya dia menganggur. Orang tuanya tidak pernah memarahinya, namun seringkali dia disindir secara tidak langsung tentang mencari pekerjaan.
“Kamu ingin pergi kemana? Pagi begini sudah rapih? Ingin….,” Ibunya bertanya
“Tidak…tidak, Haru menginginkan hadiah ulang tahun. Jadi aku pergi sebentar, ngomong-ngomong memangnya benar hari ini ulang tahun Haru?” muka ibunya menjadi kusam. “ah..tidak aku hanya bercanda, aku pergi!”
Dia pergi menggunakan masker, dia takut kalau di jalan nanti bertemu teman atau koleganya. Hal yang paling menyebalkan saat bertemu teman lama yaitu saat menanyakan “Sekarang sedang sibuk apa?” atau “Bekerja di mana sekarang?”, pertanyaan yang menjadi momok menakutkan bagi Ichijou. Karena toko hobi cukup jauh jadi dia menggunakan bus untuk menuju ke sana.
Dia berdiri, tidak berdesakan namun kebetulan bangku bus penuh dengan orang-orang. Didepannya ada seorang lelaki yang berpakaian rapih, lengkap dengan jas dan dasinya. Tangannya juga menggemgam koper, saat dia memperhatikan dengan mendalam orang itu adalah teman sekelasnya di masa SMA. Dia langsung membelakanginya dan berharap orang itu tidak mengenalinya. Jantungnya berdebar-debar.
“Sial! di saat seperti ini, lagipula bukannya jam segini orang kantoran sudah masuk ke kantor. Aku harap dia tidak mengenaliku,” berbicara dalam hati.
Keinginannya terkabul, dia selamat. “Hampir saja,” begitu katanya. Lalu dia lanjut berjalan sedikit mencari toko hobi yang pernah dia datangi, kalau tidak salah waktu itu dia datang bersama temannya sewaktu kuliah. Akhirnya dia sampai, ‘Kouta Hobby Store’ papan nama besar terpampang di depan toko ini. Dia masuk, pintunya membunyikan lonceng yang sengaja digantung di pintu sebagai tanda apabila ada pelanggan yang datang.
“Hm…toko ini tidak berubah, tapi sepertinya bertambah besar,” melihat sekelilingnya tidak ada orang yang menjaga. “sepi sekali, biasanya ada penjaganya. Apa tokonya belum buka…gawat!” melihat ke arah pintu dia melihat gantungan bertuliskan ‘closed’, berarti toko sudah buka. Dia berjalan ke area plamo, rak barisan gonpla terjajar rapih. Rak itu penuh dengan Gonpla, walaupun ada jenis lainnya tapi jumlahnya sedikit. Dia melihat-lihat yang harganya murah dan yang mudah merakitnya.
Walaupun adiknya meminta dibelikan Gonpla saat akan merakitnya pasti Ichijou yang melakukannya, karena itu dia akan memilih yang paling mudah dirakit. Dia memilih Gonpla yang ukurannya boxnya kecil, lalu berjalan ke arah meja kasir. Tidak ada orang di sini juga.
“Eh…di sini juga?” mulai mengetuk-ngetuk meja kasir, siapa tahu pemilik toko mendengarnya tapi tidak ada yang datang. “permisi!...permisi! ada yang ingin membeli gonpla!” masih tidak ada yang datang juga. “bagaimana yah, baiklah aku akan menaruh uangnya saja di sini,” merogoh dompetnya lalu mengeluarkan uang sejumlah harga Gonpla dan pergi dari toko itu.
Gonpla sudah didapat, dia berencana langsung pulang. Terlalu lama berada di luar membahayakannya, pikirannya yang selalu takut bertemu dengan teman lamanya yang membuat Ichijou tidak betah berada lama-lama di luar. Padahal teman lamanya mungkin saja sudah berpencar ke mana-mana. Dia berjalan sebentar lalu seorang perempuan membuka pintu toko lalu memanggilnya.
“Kamu!...ya kamu, tunggu sebentar,” Ichijou menoleh.
Dihadapannya berdiri perempuan berkaca mata, dia terengah-engah. Tampaknya perempuan ini berlari dari dalam toko untuk mengejarnya.
Diubah oleh the.collega 21-11-2017 16:06


anasabila memberi reputasi
1
3K
Kutip
25
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan