Perbankan milik BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) akan menyatukan Perangkat Elektronik Data Capture (EDC) Link dari masing-masing bank melalui Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama dan Perjanjian Kerja sama di Kementerian BUMN.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menyampaikan, penyatuan integrasi perangkat EDC tersebut akan diterapkan mulai akhir tahun ini.

“Dengan adanya MoU EDCnya tinggal satu. Kalau belanja kan kadang lihat edcnya berjejer banyak di sini Mandiri BNI BRI, BTN kan enggak kita harpakan jadi satu aja. Kalau pakai kartu mandiri pakai EDC nya BRI atau BNI bisa dilakukan,” kata dia Jakarta, Senin (20/11/2017).

Gatot menjelaskan, untuk tahap awal, integrasi mesin EDC bank BUMN hanya berlaku untuk 6 perusahaan BUMN, meliputi PT Pegadaian, PT Pos Indonesia, PT Kimia Farma, PT KAI, PT Pertamina Ritel, PT Telkom Indonesia.

“Pilot project 6 BUMN tadi pertamina retail, pegadaian, telkom, kimia farma, pos, pertamina retail. Kalau pegadaian saja 4.400 kalau untuk kimia farma 1.500, mungkin bisa lebih dari pada itu, minimal itu,” terang dia.

Menurut Gatot, dari integrasi EDC tersebut dapat lebih efisien daru segi operasional di masing-masing perbankan. Pasalnya, dengan adanya integrasi hanya dibutuhkan satu perangkat saja. Masing-masing bank tidak perlu menyediakan sendiri-sendiri.

“Investasi hanya satu saja tidak tiga. Investasi lebih murah karena enggak semua bank investasi hal yang sama ATM Saving, EDC sepertiga saja,” sebut Gatot.

Sebagai informasi, sejauh ini mesin EDC yang dimiliki Bank Mandiri sebanyak 200.000, BRI 120.000, BNI 100.000. Sementara untuk BTN belum memiliki mesin EDC.

Lalu untuk tahun ini tidak ada penambahan mesin EDC yang dilakukan perbankan tersebut.

“Nanti bisa bertambah lagi begitu beroperasi. ATM tahun ini hanya kita sebarkan, investasinya kan sangat signifikan termasuk efisiensi operasi,” pungkasnya.