Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

afifahafra79Avatar border
TS
afifahafra79
Tahukah Kalian? Beginilah Cara Serangga Berkencan

Sumber foto: nationalgeographic.com

Salah satu tanda kebesaran Sang Pencipta, adalah bahwa Dia telah menciptakan segala sesuatu dengan berpasang-pasangan. Ada malam, ada siang. Ada panas, ada dingin. Ada jantan, ada betina.

Dan, sungguh menarik, bahwa pada hal yang berpasang-pasangan tersebut, akan ada pertemuan yang indah dan saling menetralkan. Pertemuan malam dan siang, ada fajar dengan sunrise yang menawan. Pertemuan siang dengan malam, melahirkan senja yang temaram meneduhkan. Panas dan dingin, menyebabkan kehangatan, dan pertemuan jantan dan betina, lahirkan keharmonian.

Maha Besar Sang Pencipta, karena proses pertemuan dua makhluk yang paling berpasangan itu ternyata selalu menghadirkan keunikan, termasuk pada serangga. Bagaimana serangga jantan dan serangga betina bertemu? Bagaimana cara mereka berkomunikasi untuk mengajak “kencan”? Studi dari para ahli entomologi (ilmu tentang serangga) menyebutkan bahwa ada feromon di balik itu semua.

Menurut Allison dan Carde (2007), secara umum, proses perkimpoian serangga dipengaruhi oleh feromon yang diproduksi oleh serangga betina untuk menarik serangga jantan. Ketika serangga jantan mencium feromon yang dilepaskan oleh si betina, maka si jantan akan bergerak mencari si betina. Ini ibarat si betina meng-calling si jantan untuk menemui dirinya dan “kencan” bareng.

Feromon adalah zat kimia yang dilepaskan kelenjar endokrin, jadi mirip hormon, namun feromon dilepas ke luar, dan uniknya hanya dikenali oleh hewan dengan spesies yang sama. Pengertian feromon (pheromone) bisa disederhanakan dari bahasa awalnya, yakni bahasa Yunani phero (pembawa) dan mone (sensasi) (Haryati & Nurawan, 2009) . Jadi, feromon ini adalah semacam alat komunikasi seekor serangga dengan serangga lain yang satu spesies, namun memiliki jenis kelamin yang berbeda.

Begitu feromon dikeluarkan oleh serangga, maka serangga lawan jenis akan mendekat, lalu mereka melakukan “kencan”, yang biasanya disertai dengan proses reproduksi yang akan menghasilkan keturunan.

Ternyata, feromon tak hanya dijumpai pada serangga. Hampir semua binatang, juga manusia, sebenarnya bisa menghasilkan feromon. Feromon ini, akan tertangkap oleh organ olfaktori alias hidung, lalu akan memunculkan sensasi rasa suka yang membuat seseorang otomatis akan mendekat kepada lawan jenis. Karena itu, banyak yang mengatakan, jatuh cinta itu bukan melulu dari mata turun ke hati, tetapi juga dari rongga hidung turun ke hati.

Namun, kehidupan yang semakin artifisial dan penuh modifikasi, telah menghilangkan kenaturalan manusia. Jadi, sekadar mengandalkan feromon alami tentu tak akan cukup untuk bisa mengarahkan naluri manusia.

Referensi
Allison, D.J. and T.R. Carde. 2007. Male pheromone blend preperence function measured in choice and no-choice wind tunnel trials with almonds moths, Cadra cautella. Anim. Behaviour 75: 259−266.
Haryati & Nurawan. 2009. PELUANG PENGEMBANGAN FEROMON SEKS DALAM PENGENDALIAN HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA BAWANG MERAH. Jurnal Litbang Pertanian, 28(2), 2009.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan. Liberty. Yogyakarta.

0
10.2K
101
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan