Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

.nona.Avatar border
TS
.nona.
Berhati-hatilah Bila Anda Cedera Kepala Seperti Papa Setnov


Ketika banyaknya kabar tentang papa setnov kecelakaan dan kepalanya terbentur, banyak yang menyangka ini hanya sebuah sandiwara.

Namun kita jangan remehkan cedera kepala ya guys, bila terjadi pada diri kita bisa bahaya loh..



Beberapa kondisi pada cedera kepala meliputi luka ringan, memar di kulit kepala, bengkak, perdarahan, dislokasi, patah tulang tengkorak dan gegar otak, tergantung dari mekanisme benturan dan parahnya cedera yang dialami.

Berdasarkan tingkat keparahannya, cedera kepala dibagi menjadi tiga, yaitu cedera kepala ringan, sedang, dan berat. Cedera kepala ringan dapat menyebabkan gangguan sementara pada fungsi otak.

Penderita dapat merasa mual, pusing, linglung, atau kesulitan mengingat untuk beberapa saat.

Penderita cedera kepala sedang juga dapat mengalami kondisi yang sama, namun dalam waktu yang lebih lama.

Bagi penderita cedera kepala berat, potensi komplikasi jangka panjang hingga kematian dapat terjadi jika tidak ditangani dengan tepat.

Perubahan perilaku dan kelumpuhan adalah beberapa efek yang dapat dialami penderita dikarenakan otak mengalami kerusakan, baik fungsi fisiologisnya maupun struktur anatomisnya.

Selain itu, cedera kepala juga dapat dibedakan menjadi cedera kepala terbuka dan tertutup. Cedera kepala terbuka adalah apabila cedera menyebabkan kerusakan pada tulang tengkorak sehingga mengenai jaringan otak. Sedangkan cedera kepala tertutup adalah bila cedera yang terjadi tidak menyebabkan kerusakan pada tulang tengkorak, dan tidak mengenai otak secara langsung.

Penyebab Cedera Kepala

Cedera kepala terjadi ketika ada benturan keras, terutama yang langsung mengenai kepala. Keparahan cedera akan tergantung dari mekanisme dan kerasnya benturan yang dialami penderita.

Berikut adalah serangkaian aktivitas atau situasi yang dapat meningkatkan risiko cedera kepala:

*Jatuh dari ketinggian atau terpeleset di permukaan yang keras.

*Kecelakaan lalu lintas.
Cedera saat berolahraga atau bermain.

*Kekerasan dalam rumah tangga.

*Penggunaan alat peledak atau senjata dengan suara bising tanpa alat pelindung.

Shaken baby syndrome, atau sindrom yang terjadi saat bayi diguncang secara kasar atau berlebihan.

Meskipun cedera kepala dapat terjadi pada semua orang, risiko cedera kepala dapat meningkat saat seseorang sedang dalam usia produktif dan aktif seperti 15-24 tahun, atau lansia berusia 75 tahun ke atas. Bayi yang baru lahir juga rentan mengalami kondisi ini hingga berusia 4 tahun.

Gejala Cedera Kepala

Gejala yang dialami penderita cedera kepala berbeda-beda sesuai dengan keparahan kondisi. Tidak semua gejala akan langsung dirasakan sesaat setelah cedera terjadi. Terkadang gejala baru muncul setelah beberapa hari hingga beberapa minggu kemudian.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat dialami oleh penderita cedera kepala ringan:

*Kehilangan kesadaran untuk beberapa saat.

*Terlihat linglung atau memiliki pandangan kosong.

*Pusing.

*Kehilangan keseimbangan.

*Mual atau muntah.

*Mudah merasa lelah.

*Mudah mengantuk dan tidur melebihi biasanya.

*Sulit tidur.

*Sensitif terhadap cahaya atau suara.

*Penglihatan kabur.

*Telinga berdenging.

*Kemampuan mencium berubah.
Mulut terasa pahit.

*Kesulitan mengingat atau berkonsentrasi.

*Merasa depresi.

*Perubahan suasana hati.

Sedangkan pada penderita cedera kepala sedang hingga berat, berikut ini adalah gejala yang dapat dialami:

*Kehilangan kesadaran selama hitungan menit hingga jam.

*Pusing hebat secara berkelanjutan.

*Mual atau muntah secara berkelanjutan.

*Kehilangan koordinasi tubuh.
Kejang.

*Pelebaran pupil

*Terdapat cairan yang keluar melalui hidung atau telinga.

*Tidak mudah bangun saat tidur.

*Jari-jari tangan dan kaki melemah atau kaku.

*Merasa sangat bingung.

*Perubahan perilaku secara intens.

*Cadel saat berbicara.

*Koma.

Gejala cedera kepala tidak dapat diprediksi keparahannya hanya melalui pengamatan secara fisik. Periksakan ke dokter untuk mengetahuinya.

Diagnosis Cedera Kepala
Jika Anda merasakan gejala-gejala cedera kepala atau melihat seseorang mengalaminya, segera temui dokter agar dapat segera ditangani. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti mencari tanda-tanda perdarahan, pembengkakan, atau memar, setelah menanyakan bagaimana cedera terjadi.

Pemeriksaan neurologis akan dilakukan untuk mengevaluasi fungsi saraf, dengan cara mengukur kekuatan otot, kemampuan pasien dalam mengontrol pergerakan otot, tingkat keleluasaan pergerakan mata, kemampuan dalam merasakan sensasi, dan sebagainya.

Tingkat kesadaran pasien dapat dinilai dengan pemeriksaan Glasgow Coma Scale (GCS) melalui penilaian kemampuan pasien untuk mengikuti instruksi atau merespon suatu rangsangan fisik yang diberikan. Nilai GCS normal adalah 15, yang merupakan nilai maksimal untuk pemeriksaan ini. Semakin rendah nilai yang didapat, maka kondisi yang dialami pasien semakin buruk.

Jika diperlukan, dapat dilakukan pemindaian, seperti foto Rontgen, CT scan, dan MRI untuk melihat potensi patah tulang, perdarahan, darah beku, pembengkakan jaringan otak, dan aliran darah dalam otak.

Dokter juga akan meminta keluarga atau kerabat untuk memantau kondisi pasien selama beberapa hari untuk melihat perkembangan gejala yang dialami dan menyesuaikan hasil diagnsosis, seperti pola makan, pola tidur, cara berbicara, suasana hati, dan sebagainya.


Semoga info ini berguna bagi agan/sista disini

emoticon-Angel

Referensi alodokter.com

Diubah oleh .nona. 20-11-2017 06:27
0
1.3K
11
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan