Dunia hari demi hari semakin sesak akan jumlah manusia yang terus bertambah.
Mereka berlomba-lomba menunjukkan strata hidup sosialnya. Orang berdasi lebih keren daripada penjual bakso dan begitu seterusnya. Sehingga mereka melupakan apa tujuan datang ke dunia ini. Sama seperti saya yang sedang menulis ini tidak tahu kenapa harus dilahirkan di dunia ini.
Banyak yang merayakan ulang tahunnya secara meriah padahal ajal sedang menanti. Hebat manusia merayakan kematian dengan menghamburkan uang tanpa melihat orang sekitarnya.


Jangan salah paham dulu, jangan dikira bahwa itu artinya setiap detik kita harus berada di masjid atau setiap detik kita harus membaca Alquran atau setiap hari kita harus berpuasa,sama sekali bukan demikian.
Ibadah, mencakup segala ucapan dan perbuatan yang dicintai olehNya. Tuhan tidak menghendaki kita setiap detik berada di masjid. Tuhan juga tidak menghendaki kita setiap detik membaca Alquran. Semua ibadah itu ada waktunya. Yang terpenting bagi kita adalah melakukan apa yang Tuhan cintai, bagaimanapun keadaan kita dan dimana pun kita berada.

Padahal usia manusia rata-rata hanya 70 tahun sampai dengan 80 tahun, jika kita kurangi dengan usia kita saat ini hidup terasa seperti rollercoaster, cepat sekali sampai kita masih saja memikirkan bagaimana rasanya memiliki rumah besar, mobil dan berbagai keinginan dunia lainnya.
Jarang sekali kita memikirkan hidup setelah ini, begitupun saya yang terkadang takut akan kematian. Bingung disana seperti apa,bahkan pernah suatu ketika bermimpi melihat kematian yang begitu menyeramkan.
Mumpung kita mempunyai waktu untuk memperbaiki diri, nikmatilah hidup dan pasrahkan hidup kepadaNya.
Kita tak pernah tahu mati kita kelak seperti apa dan jangan pernah sekali-kali membully orang yang belum baik.
Bisa jadi suatu saat mereka yang akan memegang peranan dalam menyebarkan kebaikan, karena mereka sudah mengetahui rasanya terjatuh dalam jurang kemaksiatan.
Ingat Gito Rollies sebelum berbuat baik harus mati suri terlebih dahulu dengan meminum alkohol begitupun almarhum Uje yang pernah merasakan nikmatnya obat-obatan terlarang.

Segelas kopi memang tidak terasa nikmat tapi meminum kopi dengan para sahabat akan terasa bahagia, karena kenikmatan bukan sekedar rasa tapi kebersamaan.