- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Selusin kakatua yang dimasukan ke dalam botol mati


TS
micronesia.
Selusin kakatua yang dimasukan ke dalam botol mati

Setidaknya 12 kakaktua mati dari 22 ekor yang diselundupkan dengan menggunakan botol plastik, kata pejabat balai besar konservasi sumber daya alam Jawa Timur.
"Memang kondisinya memprihatinkan, stres dan lemas. Sekarang sudah kita titipkan ke lembaga konservasi yang fasilitas perawatannya lebih bagus," kata Samsul Hadi, Koordinator Polisi Hutan BBKSDA Jawa Timur.
Samsul Hadi, mengatakan polisi sudah menyerahkan kakaktua tersebut ke BBKSDA dan selanjutnya akan diserahkan ke lembaga konservasi untuk diperiksa dengan petugas medis.

"Dari 22 satwa, waktu turun dari kapal, sudah mati tujuh. Di tempat kandang transit kita mati lima," kata Samsul.
Burung-burung itu sudah dititipkan ke kami sebagai barang bukti. Ada 22 ekor. Waktu diserahkan tujuh mati, beberapa di antaranya sudah lemah," kata Samsul kepada BBC Indonesia mengacu pada penyitaan 22 burung di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Samsul mengatakan modus penyelundupan seperti ini sudah dua kali tahun ini terjadi melalui Tanjung Perak.

"Burung dimasukkan dalam botol untuk mengelabui petugas supaya tidak ribut waktu diperiksa. Tapi tampaknya tidak ada efek jera, karena pelaku berdasarkan UU no 5/90 (tentang sumber daya alam) menghadapi penjara maksimal lima tahun dan denda Rp100 juta
Bukan yang pertama
Polisi di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menyita 22 burung di Senin (04/05) lalu.
Lembaga Protection of Forest & Fauna (Profauna) mengatakan modus ini bukanlah yang pertama dan sudah digunakan setidaknya sejak 2002 lalu.
Tanjung Perak telah menjadi salah satu jalur penting dalam rantai perdagangan burung nuri dan kakatua asal Papua dan Maluku Utara.
"Metodenya ada dua, pertama dimasukan ke dalam botol plastik dan kedua dimasukan ke termos plastik yang diberi lubang. Metode ini relatif aman dan efisien bagi penyelundup karena kalau dibawa dalam kandang mudah ketahuan," kata pendiri Profauna, Rosek Nursahid.
Di botol bisa disisipkan di tas, koper dan barang bawaan mereka. Walau tingkat kematiannya tinggi, sekitar 40%."
Kemarahan di media sosial
Untuk primata, modus penyelundupannya lain lagi. "Mereka pakai metode bius atau dibuat mabuk. Primata kecil bisa pakai alkohol dari makanan tape. Kalau primata besar, mereka pakai obat bius. Lalu dimasukan ke tas. Mereka menghindari bentuk kandang atau sangkar."
Profauna mendesak pemerintah untuk membuat peraturan yang melarang pengangkutan semua satwa liar menggunakan transportasi umum tanpa dilengkapi surat izin.
Rosek juga menyatakan perdagangan satwa liarlewat sosial media meningkat.
Upaya penyelundupan burung dengan menggunakan botol plastik ini menyulut kemarahan di media sosial BBC Indonesia.

Sejumlah pengguna menyerukan hukuman berat bagi tersangka penyelundup.
Shogi Ali, melalui Facebook BBC Indonesia, menulis, "Hukum mati pemburu hewan langka!" sementara Grace Kurniawaty mempertanyakan, "Apakah burung Kakak tua tersebut masih bertahan hidup? Kalo dimasukan dalam botol seperti itu?? Manusia makluk yg paling serakah."
Sementara Aris Artol mengatakan, "Tangkap mereka pak polisi, burungnya jangan tetap dalam aqua harus dilepaskan segera dan dirawat kemudian dikepas di habitatnya kemabali."
Melalui Twitter BBC Indonesia, akun Andi The Explorer @Andi_Bikers menulis, "Tidak berprikemanusian orang yang ngelakuin kayak gitu dasar manusia bedebah."
Sumber:
http://www.bbc.com/indonesia/majalah...alflow_twitter
Ayo laporkan
Diubah oleh micronesia. 16-11-2017 18:30
0
2.3K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan