Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
Tusriyati Melewati Kesedihan dengan Menggerakkan Posyandu


PLANG bertuliskan 'Posyandu Mawar 2' berdiri di depan sebuah rumah di Pondok Betung, Kota Tangerang Selatan. Meski hanya menempati bagian garasi rumah, gaung posyandu itu luas terdengar. Belum lama ini Posyandu Mawar 2 memenangi Posyandu Fair 2017 yang digelar di Tangerang Selatan. Penggerak posyandu tersebut tidak lain adalah sang pemilik, Tusriyati. Saat Media Indonesia berkunjung Jumat (10/11) pagi, Tusriyati menyambut dengan ramah. Dengan mengenakan setelan batik rapi, perempuan berusia 59 tahun itu menuturkan kegiatan posyandu berlangsung Selasa di minggu kedua setiap bulannya.



Meski hanya sebulan sekali, ia dan kader posyandu lainnya tetap berupaya memaksimalkan pelayanan dan kegiatan, termasuk sejak dua bulan lalu ia dan warga sekitar membuat Taman Tanaman Obat Keluarga (Toga) di halaman rumah tersebut. Tujuannya pun untuk dimanfaatkan bersama-sama. Tusriyati mengaku keikutsertaannya di kegiatan warga, khususnya posyandu, sudah dilakukan sejak era 80-an ketika ia masih tinggal di Cipete, Jakarta. Keterlibatan itu diteruskan dan menjadi lebih aktif sejak 2010, yakni dengan menjadi kader posyandu.



Tusriyati mengaku berpulangnya sang suami pada 2009 merupakan salah satu pendorong keaktifannya di kegiatan masyarakat. Kesibukan di posyandu menjadi salah satu terapi guna memulihkan diri dari kesedihan. "Memang awal-awalnya sulit, cuma saya berpikir kalau saya memikirkan bapak terus dan saya jatuh sakit, nanti siapa yang mau merawat? Makanya saya harus sehat dan berdiri sendiri, salah satu cara untuk sehat itu bergaul dengan masyarakat, mencari kegiatan-kegiatan yang positif, apalagi seorang janda kalau kegiatannya kurang baik kan jadi omongan," kata ibu tiga anak itu.



Meski memiliki tujuh cucu, Tusriyati merasa tetap perlu banyak meluangkan waktu dengan warga sekitar. Dengan semakin banyak silaturahim, kesehatan jiwa dapat terus terjaga. Kegiatan posyandu dirasakannya sangat cocok karena ia juga senang dengan anak-anak.

Waktunya untuk posyandu pun semakin banyak ketika memasuki masa pensiun pada 2014. Mantan pegawai negeri sipil Kementerian Agama yang bertugas di Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, ini bertekad lebih aktif lagi mengurus posyandu.



Hal itu pula yang kemudian mendorong Tusriyati merelakan bagian garasi rumahnya untuk kegiatan posyandu. Tusriyati juga didapuk sebagai sekretaris Posyandu Mawar 2. Kini jumlah balita yang memanfaatkan layanan posyandu tersebut mencapai 70 orang. Selain memeriksa balita, posyandu dengan tujuh kader tersebut memberikan pelayanan pemeriksaan ibu hamil dan ibu nifas. Ketekunan Tusriyati dan kelompoknya dalam menjalankan posyandu mendapat perhatian dari penyelenggara Posyandu Fair 2017.



Panitia acara yang digelar Hero supermarket ini memantau kegiatan Posyandu Mawar 2. Tusriyati menuturkan para kader sesungguhnya tidak menyadari proses penilaian yang sudah dilakukan sejak Maret 2017. Mereka baru belakangan mengetahui kunjungan yang dilakukan beberapa pihak ke posyandu tersebut merupakan bagian dari proses wawancara dan penilaian. "Kita lakukan hal yang seperti biasa saja, tidak ada yang mengada-ada," tutur Tusriyati sambil menceritakan kemudian ketua mereka, Sri Rahayu, juga menjalani ujian tertulis.



Predikat juara 1 yang kemudian diraih Posyandu Mawar 2 dilihatnya sebagai keberhasilan partisipasi seluruh pihak, termasuk warga. Baginya, yang terpenting ialah manfaat yang diberikan posyandu tersebut pada lingkungan.



Taman Toga

Sebagai pemenang Posyandu Fair 2017, Posyandu Mawar 2 pun mendapat sejumlah hadiah. Tusriyati mengungkapkan hadiah kemudian dimanfaatkan untuk mempercantik posyandu dan membuat Taman Toga. Halaman rumah Tusriyati dipilih sebagai lokasi Taman Toga. Maka tanaman toga kini berdampingan dengan tanaman bayam miliknya. "Karena untuk mencari lahan kan susah, kebetulan di depan rumah ada sedikit lahan beberapa meter, tadinya saya tanami bayam untuk masak sendiri. Akan tetapi, karena posyandu membutuhkan lahan untuk toga, silakan saja. Jika tanaman-tanaman toga itu nanti hidup, masyarakat umum juga akan bisa memakainya," jelasnya.



Tanaman-tanaman yang ditanam di Taman Toga tersebut merupakan sumbangan dari masyarakat sekitar. Hal tersebut bertujuan menumbuhkan rasa saling memiliki. Selain itu, taman tersebut digarap secara bergotong royong baik oleh para ibu maupun para bapak di lingkungan tersebut. "Taman Toga belum menghasilkan karena masih baru, ya baru dua bulan," cetusnya. Bertambah luasnya kegiatan masyarakat di lingkungan itu membawa kebahagiaan bagi Tusriyati. Dengan begitu, kehangatan lingkungan makin terjalin dan warga bisa memetik berbagai manfaat bagi keluarga.



Tusriyati pun bersyukur dapat meretas masa senja yang penuh manfaat. Meski tidak pernah mendapat stigma negatif sebagai seorang janda, ia juga bangga bahwa masih dapat menunjukkan peran serta kepada masyarakat tidak terpengaruh oleh usia maupun status perkimpoian. Setiap orang dapat melakukan peran masing-masing untuk menjadi anutan bagi lingkungan sekitarnya. (M-3)


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...ndu/2017-11-16

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Lifter Widari Raih Tiga Medali Emas

- Southgate Sukses Adopsi Taktik Conte

- Sosok Anutan

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
357
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan