Beberapa Kali Terungkap Mencederai Perjuangan Umat, Penggerak Reuni 212 Akan Diabaika
TS
aghilfath
Beberapa Kali Terungkap Mencederai Perjuangan Umat, Penggerak Reuni 212 Akan Diabaika
Spoiler for Beberapa Kali Terungkap Mencederai Perjuangan Umat, Penggerak Reuni 212 Akan Diabaikan Masyarakat:
Quote:
Warta Kota – Narasi 212 yang penuh dengan nuansa diferensiasi identitas publik direncanakan akan kembali digerakkan oleh kelompok yang menamakan dirinya Presidium Alumni 212. Menurut Ketua Presidium Slamet Maarif kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu 2 Desember 2017 di Monas.
Walau tendensi politis yang dimiliki oleh para penggerak Presidium Alumni 212 semakin terang benderang, namun demi kepentingan pihak tertentu yang menginginkan suatu kekuasaan tanpa mempertimbangkan potensi terpecahnya umat Islam pada khususnya maupun Persatuan Indonesia pada umumnya.
Pernyataan salah seorang penasihat Presidium Alumni 212 Eggi Sudjana yang menyatakan Anies-Sandi tak mungkin menang tanpa Alumni 212 semakin membuka borok perencana gerakan 212 tersebut.
Kemenangan Anies-Sandi tak bisa dilepaskan begitu saja dari sejumlah manuver kelompok ini. Misalnya ketika mereka menggelar “Tamasya Al-Maidah” — mendatangi TPS pada hari pencoblosan dalam rangka “pengamanan” suara dan langkah taktis lain seperti turut serta dalam proses kampanye serta demonstrasi.
Sementara mesin partai yang mengusung Anies-Sandi ketika itu, PKS dan Gerindra, menurut Eggi tidak membantu banyak.
“Yang bantu dia cuma umat, partai-partai nggak bisa,” kata Eggi saat mengutarakan kekecewaannya di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, Sabtu (4/11) lalu.
Pernyataan lain dari Eggi Sudjana yang mengungkap potensi ancaman terhadap kebhinnekaan Indonesia semakin terbuka ketika menyatakan “Kami dukung dia (Anies-Sandi) ikhlas. Kami melihat umat islam melawan non-muslim,” jelas Eggi seperti dimuat tirto 5 November lalu.
Provokasi dan diksi bahwa umat Islam melawan non-muslim diatas tentunya sangat tidak masuk akal pada saat Indonesia telah mencapai titik tertinggi demokrasi, dan setelah hampir 20 tahun reformasi Indonesia untuk menghilangkan seluruh sekat-sekat yang selama ini melemahkan kekuatan kebhinnekaan Indonesia.
Secara keseluruhan masyarakat Indonesia telah sadar bahwa aksi 212 hanya dimanfaatkan oleh sekelompok tertentu untuk mencapai tujuannya tanpa kepedulian untuk memperhatikan pada kesejahteraan dan keamanan serta kenyamanan masyarakat.
Para buruh yang melakukan demonstrasi pada 10 November 2017 lalu, bahkan secara tegas mengutuk mereka yang secara nyata-nyata mengingkari kontrak politik yang telah ditandatanganinya sendiri.
Para buruh tersebut secara terbuka menyatakan telah menjadi korban komoditas politik oleh pemimpin Provinsi DKI Jakarta yang baru “Kami katakan hanya dijadikan alat komoditas karena dia (Anies-Sandi) gunakan suara kami hanya untuk kepentingan beliau memenangkan Pilkada DKI 2017,” Kata Dwi Harto Koordinator Wilayah KSBSI DKI Jakarta.
Dari beberapa fakta diatas rencana para penggerak Presidium 212 untuk terus memanfaatkan momentum Ghiroh persatuan umat Islam tersebut semakin hari semakin ditinggalkan oleh pendukungnya. Berbagai pencederaan kepentingan umat Islam ditampilkan secara nyata oleh para oportunis presidium tersebut seperti saat melakukan aksi bela Ketua Umum Perindo Hary Tanoe pada bulan Juli 2017 lalu.
Saat ini Indonesia semestinya tidak lagi diracuni oleh diksi-diksi dan narasi yang mengatasnamakan keagamaan padahal sebenarnya bertujuan untuk mengguncang pemerintahan yang sah serta mempertajam sentimen agama dan isu SARA. Hal tersebut justru semakin menjauhkan bangsa Indonesia kepada identitas asli Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Masyarakat telah mencapai titik kulminasi terhadap aksi-aksi yang mengatasnamakan agama, sehingga tidak lagi memberikan dampak masif seperti sebelumnya, justru kelakuan para penggerak Presidium Alumni 212 semakin menurunkan simpati masyarakat yang menginginkan kehidupan damai dalam toleransi beragama.
Saatnya umat Islam pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya tidak lagi terprovokasi oleh kelompok-kelompok yang telah nyata-nyata mengkhianati perjuangan Umat Islam sesungguhnya yakni menciptakan Islam sebagai “Rahmatan Lil Alamin”, dan bukan hanya rahmat bagi sebagian elite Presidium Alumni 212 tersebut.
Sudah lama kali ditinggalkan ummat, hampir disetiap demo yg dilakukan elemen alumni 212 yg hadir ya orang itu2 juga (FPI, FUI, forum betawi) ga ada yg lain, aneh aja klo ummat masih percaya jika penyerunya tak lebih dari ulama cabul yg lari dari masalah