- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenal 4 Pahlawan Baru Indonesia


TS
prabudasamuka
Mengenal 4 Pahlawan Baru Indonesia
Quote:
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh
Hallo gan Selamat Datang di Thread Ane 



liputan6.com
Quote:
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada tanggal 9 November 2017 telah menetapkan 4 tokoh sebagai pahlawan nasional. Keempat tokoh tersebut dinilai pantas menjadi pahlawan karena jasa-jasa mereka terhadap bangsa dan negara.
Keempat pahlawan yang telah almarhum ini diantaranya adalah Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) M. Zainuddin Abdul Madjid asal Nusa Tenggara Barat, Laksamana Malahayati (Keumalahayati) asal Aceh, Sultan Mahmud Riayat Syah asal Kepulauan Riaudan Lafran Pane asal Yogyakarta.
Keempat pahlawan yang telah almarhum ini diantaranya adalah Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) M. Zainuddin Abdul Madjid asal Nusa Tenggara Barat, Laksamana Malahayati (Keumalahayati) asal Aceh, Sultan Mahmud Riayat Syah asal Kepulauan Riaudan Lafran Pane asal Yogyakarta.
Quote:
Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) M. Zainuddin Abdul Madjid

republika.co.id
TGKH M Zainuddin Abdul Madjid lahir di Kampung Bermi, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada 19 April 1908 dari pasangan TGH Abdul Madjid dan Ibu Halimatus Sa'diyah. Beliau merupakan pendiri Nahdatul Wathan Diniyah Islamiyah, organisasi massa Islam terbesar di NTB yang memberikan perhatian kepada pendidikan dan agama.
Nama kecil TGKH Zainuddin Abdul Madjid ialah Assyegaf. Tahun 1934 sepulang dari Mekah ia mendirikan pesantren bernama Al Mujahidin dan dua tahun kemudian mendirikan madrasah Nahdatul Wathan Diniyah Islamiyah. Keyakinan beliau bahwa dengan membangun lembaga pendidikan merupakan langkah strategis membangkitkan kehidupan, bukan sekedar tempat belajar mengajar tetapi juga menyiapkan pemimpin menyemai, membangun dan memperkokoh karakter, patriotisme, dan nasionalisme.
Pada tahun 1947, dibawah pimpinan adik kandungnya beliau melakukan penyerangan terhadap tentara NICA yang menewaskan santri dan guru serta adiknya sendiri. Setelah itu beliau dengan Saleh Sungkar membentuk wada bersifat politik untuk berjuang dan memajukan rakyat bernama Persatuan Umat Islam Lombok (PUIL). Selama itu pula, TGKH M Zainuddin aktif menjadi anggota konstituante, Masyumi, Parmusi dan Golkar. sumber
Quote:

republika.co.id
TGKH M Zainuddin Abdul Madjid lahir di Kampung Bermi, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada 19 April 1908 dari pasangan TGH Abdul Madjid dan Ibu Halimatus Sa'diyah. Beliau merupakan pendiri Nahdatul Wathan Diniyah Islamiyah, organisasi massa Islam terbesar di NTB yang memberikan perhatian kepada pendidikan dan agama.
Nama kecil TGKH Zainuddin Abdul Madjid ialah Assyegaf. Tahun 1934 sepulang dari Mekah ia mendirikan pesantren bernama Al Mujahidin dan dua tahun kemudian mendirikan madrasah Nahdatul Wathan Diniyah Islamiyah. Keyakinan beliau bahwa dengan membangun lembaga pendidikan merupakan langkah strategis membangkitkan kehidupan, bukan sekedar tempat belajar mengajar tetapi juga menyiapkan pemimpin menyemai, membangun dan memperkokoh karakter, patriotisme, dan nasionalisme.
Pada tahun 1947, dibawah pimpinan adik kandungnya beliau melakukan penyerangan terhadap tentara NICA yang menewaskan santri dan guru serta adiknya sendiri. Setelah itu beliau dengan Saleh Sungkar membentuk wada bersifat politik untuk berjuang dan memajukan rakyat bernama Persatuan Umat Islam Lombok (PUIL). Selama itu pula, TGKH M Zainuddin aktif menjadi anggota konstituante, Masyumi, Parmusi dan Golkar. sumber
Quote:
Laksamana Malahayati (Keumalahayati)

id.wikipedia.org
Laksamana Malahayati adalah seorang muslimah yang menjadi Laksamana perempuan pertama di dunia yang berasal dari Kesultanan Aceh. Beliau merupakan putri dari Laksamana Mahmud Syah dan cicit Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh Darussalam pada sekitar tahun 1530-1539 M.
Karirnya di medan perang berawal dari dibentuknya pasukan "Inong balee" (janda-janda yang suaminya telah syahid dalam perang). Beliau memimpin armada laut dengan 2.000 orang pasukan dan mengkoordinir sekitar 100 kapal perang.
Bersama pasukannya Malahayati memimpin perang melawan kapal-kapal serta benteng-benteng Belanda dan pada tanggal 11 September 1599, beliau berhasil membunuh pimpinan perang Belanda yang bernama Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal dan atas keberaniannya ini beliau mendapat gelar Laksamana. sumber
Quote:

id.wikipedia.org
Laksamana Malahayati adalah seorang muslimah yang menjadi Laksamana perempuan pertama di dunia yang berasal dari Kesultanan Aceh. Beliau merupakan putri dari Laksamana Mahmud Syah dan cicit Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh Darussalam pada sekitar tahun 1530-1539 M.
Karirnya di medan perang berawal dari dibentuknya pasukan "Inong balee" (janda-janda yang suaminya telah syahid dalam perang). Beliau memimpin armada laut dengan 2.000 orang pasukan dan mengkoordinir sekitar 100 kapal perang.
Bersama pasukannya Malahayati memimpin perang melawan kapal-kapal serta benteng-benteng Belanda dan pada tanggal 11 September 1599, beliau berhasil membunuh pimpinan perang Belanda yang bernama Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal dan atas keberaniannya ini beliau mendapat gelar Laksamana. sumber
Quote:
Sultan Mahmud Riayat Syah

republika.co.id
Sultan Mahmud Riayat Syah atau dikenal juga dengan Sultan Mahmud Syah III merupakan Sultan yang memerintah Riau Lingga pada 1761-1812 M. Riau Lingga merupakan kesultanan yang mencakup wilayah di tiga negara saat ini yaitu Johor (Malaysia), Tumasek (Singapura) dan Riau (Indonesia) maka dari itu Sultan Mahmud Syah III juga dikenal di Malaysia dan Singapura.
Sultan Mahmud Syah III berkuasa ketika persaingan dagang yang sengit antara Bugis dan Belanda (VOC). Sikap Sultan Mahmud Syah III yang lebih suka dengan pedagang pribumi (Bugis) tidak disukai Belanda. Hal itu disebabkan karena orang orang bugislah yang membuat banda-bandar di tanah Melayu Riau Lingga ramai dan sejahtera tanpa adanya monopoli dagang. Namun kekuatan VOC yang lebih besar membuat Sultan Mahmud Syah III tidak mempunyai pilihan.
Pada 10 November 1784 Belanda mendesak Sultan Mahmud Syah III melakukan perjanjian dengan VOC di atas kapal Utrecht yang menuntut Sultan Mahmud Syah III mengusir semua orang Bugis di Riau Lingga. Sehingga setelah pengusiran orang orang Bugis itu, kawasan Lingga menjadi sepi dan miskin.
Sikap Sultan Mahmud Syah III yang tetap tidak suka dengan VOC mengakibatkan terjadinya perlawanan dan pertempuran yang dipimpin oleh dirinya. Demi taktik perang melawan Belanda, Sultan Mahmud Syah III kemudian memindahkan Ibu kota kesultanan di Lingga hingga akhir hayatnya, 1812 M. Sebagai pemimpin tertinggi kesultanan, banyak kebijakan Sultan Mahmud Syah III yang strategis dan monumental.
Meski mengalami kekalahan, tidak menyurutkan perjuangan Sultan Mahmud Syah III melawan penjajah. Beliau semakin memperkuat armada perangnya, menyusun strategi dan membangun pusat-pusat ekonomi diwilayah kesultanannya. Sultan Mahmud Syah III wafat di Lingga pada 12 Januari 1811 dan dimakamkan di Masjid Jamik Daik, Lingga. sumber
Quote:

republika.co.id
Sultan Mahmud Riayat Syah atau dikenal juga dengan Sultan Mahmud Syah III merupakan Sultan yang memerintah Riau Lingga pada 1761-1812 M. Riau Lingga merupakan kesultanan yang mencakup wilayah di tiga negara saat ini yaitu Johor (Malaysia), Tumasek (Singapura) dan Riau (Indonesia) maka dari itu Sultan Mahmud Syah III juga dikenal di Malaysia dan Singapura.
Sultan Mahmud Syah III berkuasa ketika persaingan dagang yang sengit antara Bugis dan Belanda (VOC). Sikap Sultan Mahmud Syah III yang lebih suka dengan pedagang pribumi (Bugis) tidak disukai Belanda. Hal itu disebabkan karena orang orang bugislah yang membuat banda-bandar di tanah Melayu Riau Lingga ramai dan sejahtera tanpa adanya monopoli dagang. Namun kekuatan VOC yang lebih besar membuat Sultan Mahmud Syah III tidak mempunyai pilihan.
Pada 10 November 1784 Belanda mendesak Sultan Mahmud Syah III melakukan perjanjian dengan VOC di atas kapal Utrecht yang menuntut Sultan Mahmud Syah III mengusir semua orang Bugis di Riau Lingga. Sehingga setelah pengusiran orang orang Bugis itu, kawasan Lingga menjadi sepi dan miskin.
Sikap Sultan Mahmud Syah III yang tetap tidak suka dengan VOC mengakibatkan terjadinya perlawanan dan pertempuran yang dipimpin oleh dirinya. Demi taktik perang melawan Belanda, Sultan Mahmud Syah III kemudian memindahkan Ibu kota kesultanan di Lingga hingga akhir hayatnya, 1812 M. Sebagai pemimpin tertinggi kesultanan, banyak kebijakan Sultan Mahmud Syah III yang strategis dan monumental.
Meski mengalami kekalahan, tidak menyurutkan perjuangan Sultan Mahmud Syah III melawan penjajah. Beliau semakin memperkuat armada perangnya, menyusun strategi dan membangun pusat-pusat ekonomi diwilayah kesultanannya. Sultan Mahmud Syah III wafat di Lingga pada 12 Januari 1811 dan dimakamkan di Masjid Jamik Daik, Lingga. sumber
Quote:
Lafran Pane

id.wikipedia.org
Lafran Pane lahir 5 Februari 1922, di Kampung Pangurabaan, Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Beliau merupakan putra dari Sutan Pangurabaan Pane seorang jurnalis dan pendiri Muhammadiyah di Sipirok. Lafran Pane dikenal sebagai tokoh pergerakan pemuda dan memprakarsasi pembentukan Himpunan Mahasiswa Islam pada tanggal 5 Februari 1947.
Dalam perjalanannya, HMI secara konsisten menolak gagasan Negara Islam yang digagas oleh Maridjan Kartosoewiryo pendiri gerakan Darul Islam. Lafran Pane menjadi salah satu tokoh utama penentang pergantian ideologi negara dari Pancasila menjadi komunisme.
Beliau wafat pada 24 Januari 1991 dan dikebumikan di Yogyakarta. sumber
Quote:

id.wikipedia.org
Lafran Pane lahir 5 Februari 1922, di Kampung Pangurabaan, Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Beliau merupakan putra dari Sutan Pangurabaan Pane seorang jurnalis dan pendiri Muhammadiyah di Sipirok. Lafran Pane dikenal sebagai tokoh pergerakan pemuda dan memprakarsasi pembentukan Himpunan Mahasiswa Islam pada tanggal 5 Februari 1947.
Dalam perjalanannya, HMI secara konsisten menolak gagasan Negara Islam yang digagas oleh Maridjan Kartosoewiryo pendiri gerakan Darul Islam. Lafran Pane menjadi salah satu tokoh utama penentang pergantian ideologi negara dari Pancasila menjadi komunisme.
Beliau wafat pada 24 Januari 1991 dan dikebumikan di Yogyakarta. sumber
Quote:
sekian trit dari ane, kurang lebihnya ane mohon maaf dan semoga bemanfaat Wassalam 

0
2.2K
Kutip
20
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan