Masih minder karena punya keterbatasan fisik? jadilah seperti mereka.
TS
fenrirlens
Masih minder karena punya keterbatasan fisik? jadilah seperti mereka.
Sebelumnya, Pada Bulan September kemarin ada perhelatan akbar cabang olahraga untuk kaum difabel. Yang dinamai ASEAN Para Games.
Kontigen Indonesia mengikuti 11 cabang dari 16 cabang yang dipertandingkan yaitu catur, goalball, atletik, angkat berat, bulu tangkis, sepak bola Cerebral Palsy (CP), panahan, tenis meja, renang, boling serta paracycling (track dan road race).
Spoiler for Goalball, Cerebral Palsy Football, Paracycling:
Merupakan cabang olahraga Sepak Bola untuk yang mempunyai gangguan saraf. Kami mempunyai satu pemain yang kakinya normal, tangannya normal, tapi saraf pusatnya yang kena. Dia mempunyai masalah di keseimbangan.
Merupakan cabang olahraga sepeda untuk para penyandang difabel
Berikut 5 atlet yang mencatat prestasi baik di APG 2017 :
Quote:
Guntur
Pria ini sebelumnya berkerja sebagai nelayan, ia sempat terpuruk karena harus kehilangan tangan kirinya akibat dari kecelakaan kapal motor yang ia kendarai. Tetapi, meski begitu ia tidak larut dalam keterpurukannya. Ia merasakan kecepatan renangnya lebih baik saat hanya menggunakan satu tangan. Ia melihat hal tersebut sebagai peluang dalam hidupnya. Ia mempunyai mimpi untuk menjadi atlet renang akhirnya terwujud walaupun mempunyai keterbatasan. Ia tak kenal lelah berlatih demi mencapai waktu yang dia inginkan.
Atlet renang Indonesia asal Balikpapan ini mampu merebut lima medali emas dari lima pertandingan yang dia lakoni. Ia sempat mencatatkan diri dalam waktu tercepat pada APG 2015 dengan waktu 1 menit 22.10 detik. Pada APG 2017, Guntur berhasil melewati rekor dirinya dengan catatan waktu 1 menit 20.53 detik. Ia meraihnya di nomor 100 meter gaya dada SB8.
"Ini maha karya Tuhan. Saya mungkin tak berada di sini jika kondisi fisik saya utuh," kata Guntur
Quote:
Laura Aurelia Dinda
Perempuan yang lahir di Pekanbaru, 22 September 1999 ini merupakan peraih medali emas pertama untuk Indonesia di APG 2017 Malaysia. Ia mendapat medali emas dari ajang renang di nomor 100 meter gaya bebas S6. Ia mencatatkan diri sebagai peraih medali emas dengan waktu 1 menit 30,27 detik.
Laura Aurelia Dinda baru pertama kali mengikuti APG dan berhasil meraih emas pertama untuk dirinya dan Indonesia. Ia Sempat grogi dalam menjalani pertandingan, akhirnya ia berhasil menyentuh garis finish pertama dengan kekuatan tangannya.
"Awalnya saya takut karena lawan yang saya hadapi dari Singapura sangat bagus. Kaki saya melangkah berat," ungkap Laura.
Laura yang memang sejak awal merupakan atlet renang. Tetapi ada nasib buruk yang menimpa dirinya. Ia terpeleset di kamar mandi, dan tulangnya patah. “Namun, saat Popda dua tahun lalu saya terjatuh di kamar mandi. Tulang saya patah, ya terus, jadi seperti ini. Saya berenang tanpa kaki,” cerita Laura dilansir media.
Laura awalnya merupakan atlet pekan olah raga daerah(PORDA) pada 2016 saat kedua kakinya masih normal. Laura beruntung memiliki kedua orang tua yang mendukungnya menjadi atlet. Masa-masa sulit saat ia baru mengalami patah tulang, sudah ia lewati. Sekarang Laura sudah mampu meraih medali emas Asean Para Games 2017. Laura berhasil membuat bangga orang tuanya dan negara. Laura berhasil mematahkan anggapan teman-temannya yang menganggap atau menyarankan untuk lebih baik Laura behenti menjadi atlet. Laura Aurelia Dinda bisa membuktikan bahwa keterbatasan yang ia miliki tidak menutupi prestasi yang dia raih.
Quote:
Nur Jannah Kamsyah Kariem
Ia seorang atlet angkat berat Indonesia yang awalnya tidak mempunyai target untuk mendapat medali emas saat berjuang ke APG 2017, Malaysia. "Ia hanya menargetkan perunggu." Kata Coni Ruswanta, Pelatih tim angkat berat Indonesia.
Nur Jannah berhasil mengambil medali emas di angkat berat nomor 41 kilogram. Ia berhasil mengejutkan sang pelatih dengan raihannya yang melebihi target awalnya. Sang pelatih pun merespon baik dan bangga sekali pada dirinya.
“Saya bangga dan bersyukur sekali dengan panampilan anak-anak hari ini. Semulanya saya hanya menargetkan perunggu untuk Nur Jannah tetapi ternyata dia bisa memperoleh emas” jelas Coni Ruswanta.
Ia pun merasa senang sekali dengan perolehan medali emasnya yang sebenarnya ia pun tidak menduga. Semua itu karna kerja kerasnya dan strategi bertandingnya yang menurutnya tepat. Dan lawannya saat itu, Filipina tidak tepat dalam menerapkan stategi.
“Seharusnya mereka menambah berat sedikit demi sedikit karena kalau angkatan pertama sudah goyang, ya selanjutnya pasti berat. Jadi kami sedikit diuntungkan dengan kesalahan lawan” jelas Coni yang dilnasir dari media.
Quote:
Muhammad Bejita
Remaja kelahiran 7 Oktober 2000 ini merupakan salah satu atlet renang andalan Indonesia bersama Guntur. Ia merupakan salah satu murid di SMAN 10 Palembang.
Bejita biasa ia dipanggil, berhasil menyabet tiga medali emas di ajang Peparnas XV/2016. Ia juga berhasil memecahkan rekor di nomor 100 meter gaya punggung S14 putra, APG 2017. Bejita berhasil melampaui capaian waktu tercepat sebelumnya, Tan Eng Kiong perenang asal Singapura, dengan waktu 1 menit 12 detik. Sedangkan Bejita mampu meraih cacatan waktu 1 menit 08 detik.
Diajang yang berbeda, Bejita juga mampu memecahkan rekor baru di Peparnas 2012, Riau. Kala itu ia berhasil menoreh cacatan 1 menit 08 detik, yang sebelumnya cacatan terbaik di angka 1 menit 30 detik.
Quote:
Suparni Yati
Suparni Yati merupakan anak dari seorang penjual tempe asal Riau. Ia merupakan salah satu atlet tolah peluru asal Indonesia yang bertanding di ajang Asean Para Games. Dilansir dari media, atlet yang berlaga di cabang olah raga tolak peluru kelas F20 merupakan atlet yang mempunya IQ dibawah 75.
Segala keterbatasan yang dimilikinya, tidak membuat Suparni berkecil hati. Dengan prestasinya menyabet medali emas dan memcahkan rekor, ia semakin bersemangat untuk terus menunjukan prestasinya.
Tidak ada halangan bagi setiap orang yang memiliki keterbatasan, apabila ingin berprestasi. Itu dibuktikan pada dirinya.
"Saya mau mendapatkan prestasi yang lebih tinggi lagi. Semoga kelak bisa berkompetisi di Asian Games 2018 di Indonesia dan Paralimpiade 2020 di Tokyo," tutur dia, dilansir dari media.
Ia berhasil memecahkan rekor dengan torehan lemparan 11,03 meter. Dengan itu iya melampaui torehan terbaik sebelumnya yang diraih atlet asal Malaysia di Paralimpade London 2012 dengan torehan 10,71 meter.
Sebelumnya, Suparni juga sudah berprestasi di Peparnas 2012 Riau. Ia berhasil mendapat dua medali emas dan satu medali perak.
Setelah pembahasan 5 atlet tersebut, sebenarnya masih banyak atlet di Indonesia yang memiliki prestasi segudang, tetapi itu saja terlebih dahulu. Kalau di bahas semuanya, nanti akan seperti cerita kisah hidup. Mending sekalian di ceritain di Sub-Forum Stories From The Heart (SFTH).
Jadi, Sekarang yakin? Masih minder karena keterbatasan fisik yang kalian miliki? Setelah membaca artikel diatas?