BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Pertumbuhan ekonomi kuartal III/2017 di atas ekspektasi

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini sebesar 5,06 persen, naik tipis dari kuartal kedua pada tahun yang sama sebesar 5,01 persen hal tersebut dipengaruhi salah satunya oleh naiknya ekspor migas sebesar 3,02 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III tahun 2017 sebesar 5,06 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan capaian periode yang sama pada tahun 2016 sebesar 5,02 persen dan kuartal II/2017 yang sebesar 5,01 persen.

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai dengan kuartal III/2017 mencapai 5,03 persen, turun dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode yang sama tahun 2016 yang mencapai 5,04 persen.

Meski pertumbuhan masih jauh dari target pemerintah yang mencapai 5,2 persen pada akhir tahun, dua komponen pertumbuhan ekonomi yang melonjak tinggi pada kuartal III/2017 tetap patut diapresiasi. Dua komponen yang dimaksud adalah investasi dan ekspor.

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 17,27 persen diikuti Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi 7,11 persen.

Kemudian dilanjutkan dengan Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 6,01 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,93 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 3,46 persen.

"Tadinya kami perkirakan hanya 7-8 persen, tapi ini ekspor tumbuhnya 17 persen. Impor terutama bahan baku juga menunjukkan pelaku usaha sangat menggeliat," sebut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dalam Liputan6.com, Rabu (8/11/2017).

Pertumbuhan ekonomi kuartal III/2017
Kenaikan itu, sambung Sri Mulyani, menunjukkan kepercayaan diri dari para pelaku usaha yang mulai bertumbuhan. "Saya berharap momentum akan terus terjaga," sebut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) kuartal III/2017 mencapai Rp3.502,3 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp2.551,5 triliun.

Secara spasial, kontribusi terbesar masih disumbangkan pulau Jawa sebesar 58,51 persen, diikuti pulau Sumatra sebesar 21,54 persen, dan pulau Kalimantan sebesar 8,10 persen.

Menurut lapangan usaha, pertumbuhan kuartal III/2017 disumbangkan tertinggi oleh Jasa Lainnya sebesar 9,45 persen, Informasi dan Komunikasi sebesar 9,35 persen, Jasa Perusahaan sebesar 9,24 persen, dan Transportasi dan Pergudangan sebesar 8,27 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ada tiga catatan penting yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III/2017. Pertama, harga komoditas minyak dan gas (migas) dan nonmigas di pasar internasional pada kuartal III/2017 meningkat baik kuartal per kuartal (q-to-q) dan tahunan (y-on-y).

Kedua, kondisi ekonomi global juga meningkat pada periode waktu yang sama. Salah satu yang menjadi acuan adalah pertumbuhan ekonomi Tiongkok menguat dari 6,7 persen pada kuartal III/2016 menjadi 6,8 persen pada kuartal III/2017.

Kemudian juga Amerika Serikat yang naik dari 1,5 persen menjadi 2,3 persen, begitu juga Singapura yang naik dari 1,2 persen menjadi 4,6 persen.

Ketiga, terjaganya tingkat inflasi tahunan di bawah 4 persen, yakni sebesar 3,72 persen.

Akan tetapi ada satu hal yang perlu diperhatikan pada pencapaian pertumbuhan ekonomi kuartal III/2017. Suhariyanto, dalam CNN Indonesia menjelaskan, konsumsi rumah tangga yang selama ini menyumbang kontribusi terbesar pada struktur PDB mencatatkan pertumbuhan terlemah, yakni sebesar 4,93 persen (yoy).

Seperti yang sudah pernah dibahas sebelumnya, penurunan tingkat konsumsi (atau dengan bahasa yang lebih sering terdengar "daya beli") terjadi karena adanya peralihan model konsumsi masyarakat dari belanja barang menjadi belanja pengalaman dalam bentuk liburan.

Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai paling tidak berkisar di level 5,15 persen (sedikit di bawah target pemerintah).

"Kalau angka (pemerintah) 5,17 persen, kami di angka 5,15 persen (semester II/2017)," sebut Agus dalam detikcom.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...tas-ekspektasi

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Banjir mulai melanda Aceh dan Sumatera Utara

- Hukuman tambahan uang pengganti Irman dan Sugiharto

- Celurit adalah bekal bersekolah

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
605
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan