- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini Cara Kementan Jaga Kestabilan Harga Bawang Merah


TS
mediatanidotcom
Ini Cara Kementan Jaga Kestabilan Harga Bawang Merah
Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono, berjanji akan mempertahankan harga bawang merah agar tidak anjlok. Beberapa waktu lalu nilai jual bawang merah jatuh hingga ke angka Rp 3.500. Akibatnya, para petani harus menahan rugi panen.
"Saat ini harga di Enrekang Rp 13.000-Rp. 15.000 di atas Subdivre (Sub Divisi Regional) Mamuju yang harganya masih Rp 14.000-an, dan sudah 10 ton disebar di Sulawesi Barat," katanya dalam keterangan pers, Sabtu (4/11).
Spudnik mengatakan, pemerintah dalam hal ini Kementan berkomitmen menstabilkan harga pada tingkat yang menguntungkan petani dengan melibatkan Bulog, eksportir, dan industri yang menggunakan bawang merah sebagai bahan baku.
Dalam upaya menjaga harga bawang merah, lanjutnya, minimal harga bawang merah per kilogram adalah Rp.12.000. Meski demikian Spudnik meminta petani ikut serta berpartisipasi. Di antaranya dengan menerapkan GAP supaya bawang merah yang dihasilkan memiliki mutu sesuai yang dipersyaratkan pasar baik pasar domestik maupun ekspor. Saat ini bawang merah dengan kualitas bagus ada pada kisaran harga Rp 12.000-Rp.15.000/kg.
Selain itu, ia meminta petani meningkatkan efisiensi proses produksi mulai dari kegiatan budidaya sampai penanganan pasca panen. Dalam hal ini Kementan memberikan subsidi berupa sarana produksi seperti benih, pupuk serta bantuan alsintan (alat mesin pertanian).
Selanjutnya, untuk penanganan pasca panen dalam upaya meningkatkan kualitas dan memperpanjang umur simpan maka Kementan memfasiltasi instore drying. Tujuannya untuk meningkatkan nilai tambah yang difasilitasi alat pengolahan bawang merah berupa vacuum frying sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengolah bawang menjadi produk langsung jadi, seperti bawang merah goreng atau pasta.
Terakhir, Spudnik berjanji meningkatkan efisiensi rantai pasok bawang merah dengan melibatkan Bulog, eksportir dan industri agar membeli langsung ke petani. Tujuannya untuk menghindari keterlibatan pedagang perantara atau pengepul yang akan mengurangi keuntungan petani.
“Kami memahami bahwa penentu stabilitas harga bukan hanya dari faktor supplier, tapi juga terkait rantai pasokan. Untuk itu, pemerintah akan berusaha mengatur manajemen, kelembagaan, serta infrastruktur sarana dan prasarana, seperti penyediaan fasilitas penunjang dan pemberian alat produksi olahan bawang goreng," pungkasnya. (sumber: RMOL)
"Saat ini harga di Enrekang Rp 13.000-Rp. 15.000 di atas Subdivre (Sub Divisi Regional) Mamuju yang harganya masih Rp 14.000-an, dan sudah 10 ton disebar di Sulawesi Barat," katanya dalam keterangan pers, Sabtu (4/11).
Spudnik mengatakan, pemerintah dalam hal ini Kementan berkomitmen menstabilkan harga pada tingkat yang menguntungkan petani dengan melibatkan Bulog, eksportir, dan industri yang menggunakan bawang merah sebagai bahan baku.
Dalam upaya menjaga harga bawang merah, lanjutnya, minimal harga bawang merah per kilogram adalah Rp.12.000. Meski demikian Spudnik meminta petani ikut serta berpartisipasi. Di antaranya dengan menerapkan GAP supaya bawang merah yang dihasilkan memiliki mutu sesuai yang dipersyaratkan pasar baik pasar domestik maupun ekspor. Saat ini bawang merah dengan kualitas bagus ada pada kisaran harga Rp 12.000-Rp.15.000/kg.
Selain itu, ia meminta petani meningkatkan efisiensi proses produksi mulai dari kegiatan budidaya sampai penanganan pasca panen. Dalam hal ini Kementan memberikan subsidi berupa sarana produksi seperti benih, pupuk serta bantuan alsintan (alat mesin pertanian).
Selanjutnya, untuk penanganan pasca panen dalam upaya meningkatkan kualitas dan memperpanjang umur simpan maka Kementan memfasiltasi instore drying. Tujuannya untuk meningkatkan nilai tambah yang difasilitasi alat pengolahan bawang merah berupa vacuum frying sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengolah bawang menjadi produk langsung jadi, seperti bawang merah goreng atau pasta.
Terakhir, Spudnik berjanji meningkatkan efisiensi rantai pasok bawang merah dengan melibatkan Bulog, eksportir dan industri agar membeli langsung ke petani. Tujuannya untuk menghindari keterlibatan pedagang perantara atau pengepul yang akan mengurangi keuntungan petani.
“Kami memahami bahwa penentu stabilitas harga bukan hanya dari faktor supplier, tapi juga terkait rantai pasokan. Untuk itu, pemerintah akan berusaha mengatur manajemen, kelembagaan, serta infrastruktur sarana dan prasarana, seperti penyediaan fasilitas penunjang dan pemberian alat produksi olahan bawang goreng," pungkasnya. (sumber: RMOL)
0
859
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan