Kaskus

Story

gitsrijalAvatar border
TS
gitsrijal
Suatu Jumat di masjid Al-Furqon : Anak Kecil Itu
Khatib jumat di hari ini sudah mengajak jamaah untuk menunaikan shalat, khutbah keduanya sudah selasai. Aku dan semua jama’ah berdiri untuk menunaikan shalat. Aku maju menuju baris ke tiga. Terlihat seorang anak kecil masih tertidur dengan posisi seperti sujud. Dalam pikiranku, orang tua yang berdiri disebelahnya adalah kakeknya. Beliau membiarkan anak itu tertidur.

Takbir rakaat pertama berkumandang. Semuanya fokus untuk shalat. Dalam pertengahan shalat tersebut si anak mulai terusik dan bangun. Perhatianku sedikit terpengaruh olehnya. Aku merasa shalatku tak khusuk lagi. Bagaimana tidak, pandangan akan anak tersebut terlihat. Posisinya ada di samping kiriku. Masih terjangkau oleh radius penglihatanku. Mau memejamkan mata tak mungkin. Kita harus menatap tempat sujud. Dilema hadir dalam shalatku. Maka aku menguatkan fokus agar tetap pada koridor shalat.

Si anak kecil itu terkaget-kaget. Mendapati dirinya terlambat untuk shalat. Dia mencoba bangun namun terjatuh karena masih terhuyung, setengah sadar rupanya. Dia mencoba bangkit lagi kemudian jatuh kembali. Aku merasa iba. Atau mungkin sebagian jamaan yang di dekatnya merasa lucu melihat kejadian itu, aku tidak tahu.

Si anak kecil itu mulai bisa menguasai dirinya. Mendapati dirinya bukan bersama orang yang dia kenal, maka berdirinya pun mulai goyah. Dia kembali tersujud sambil terisak pelan. Sangat pelan hanya aku dan beberapa jama’ah yang di dekatnya yang bisa mendengar isakan tangisnya. Dia semakin terisak, tidak p[ecah menjadi tangis.

Jama’ah kebetulan sedang sujud bersama imam. Si anak kecil itu mengikuti gerakan. Namun di tengah perjalanan rakaat kedua, dia terduduk. Terisak sebantar lalu perlahan merangsek maju untuk mengambil sajadahnya. Bersingkut ke belakang, lantas menghilang dari radius penglihatanku. Shalatku kembali fokus. Namun posisi si anak itu kosong sampai akhir shalat. Entah kemana si anak itu pergi. Mungkin mencari kerabatnya, mungkin juga mencari hal lain.

Namun, aku menemukan sebuah pelajaran. Ada kemauan yang keras dari seorang anak kecil ketika dia tertinggal sebuah kebaikan untuk dirinya. Jatuh bangunnya adalah perjuangan. Jatuh bangunnya adalah sebuah kesungguhan. Dan mungkin kita tak bisa seperti anak itu.

Namun, ada hal sedih. Entah kenapa si anak itu pergi. Ada perasaan yang hilang dengan kepergian si anak itu. Membuat ruang kosong….
Diubah oleh gitsrijal 06-11-2017 12:49
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.1K
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan