https://tekno.tempo.co/read/1030394/...baru-orangutan
Quote:
Kenalkan, Pongo tapanuliensis: Spesies Baru Orangutan
Reporter: Amri Mahbub
Editor: Amri Mahbub
Jumat, 3 November 2017 13:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Spesies baru orangutan terungkap, namanya Pongo tapanuliensis. Temuan itu diumumkan hari ini oleh tim peneliti gabungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Forum Orangutan Indonesia (FORINA), dan Yayasan Ekosistem Lestari-Program Konservasi Orangutan Sumatera (TEL-SOCP).
Informasi mengenai spesies baru ini juga terbit secara daring dalam jurnal Current Biology, Kamis, 2 November 2017, dan akan terbit secara cetak pada 20 November 2017. Studi tim peneliti gabungan ini berjudul "Morphometric, Behavioral, and Genomic Evidence for a New Orangutan Species".
"Jumlah individunya diperkirakan tidak lebih dari 800 ekor yang tersebar di tiga populasi terisolir di Batang Toru, Sumatera Utara," ujar Puji Rianti, salah satu anggota peneliti dari IPB, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Jumat, 3 November 2017.
Spesies ini dinobatkan sebagai spesies orangutan ketiga setelah Pongo pygmaeus(Orangutan Borneo) dan Pongo abelii (Orangutan Sumetra). Puji yang telah meneliti genetika konsevasi dari spesies Orangutan di Sumatera sejak 1997 ini, mengatakan orangutan Tapanuli ini diduga sebagai keturunan langsung dari nenek moyang orangutan dari dataran Asia pada masa Pleistosen (zaman es).
Puji mengatakan, orangutan Tapanuli memiliki perbedaan genetika yang sangat besar dari jenis orangutan Sumatera. Peneliti dari Australia National University (ANU), Collin Groves, menjelaskan dua perbedaan morfologi yang ada pada P. tapanuliensis.
"Orangutan Tapanulis punya tengkorak dan rahang yang lebih kecil. Rambut di seluruh tubuh juga lebih keriting," kata Grove. "Kami terkejut sekaligus senang melihat karakteristiknya yang berbeda dengan orangutan lain."
Grove menjelaskan, orangutan Tapanuli jantan menyebarkan informasi dengan cara panggilan jarak jauh atau long call yang berbeda-beda. Jenis pakan spesies ini hanya buah-buahan yang bisa ditemukan di Batang Toru. Menurut Puji, hal tersebut menjadikan perlunya peninjauan ulang atas pengembangan daerah di wilayah Batang Toru agar ekosistem tetap terjaga demi keberangsungan hidup Orangutan Tapanuli.
Menteri LHK, Siti Nurbaya mengatakan, akan bekerjasama dengan pemerintah provinsi, kabupaten, para peneliti, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), sivitas akademika, aktivis lingkungan, masyarakat dan pihak lainnya untuk menjaga ekosistem Batang Toru. "Kami sangat bertekad untuk menjaga keberlangsungan hidup spesies kera besar ini. Kami menyadari bahwa Indonesia semakin memainkan peranan kunci dalam konservasi kehidupan global seluruh kera besar di dunia," ujar Siti Nurbaya.
RIANI SANUSI PUTRI | AMB
Yang mau baca jurnal penelitiannya bisa ke
http://www.cell.com/current-biology/...822(17)31245-9
Orangutan Tapanuli ini morfologinya berbeda dengan orangutan Sumatra (tengkorak lebih kecil, rambut lebih keriting), dan bukti genetika menunjukkan populasinya sudah terpisah dengan orangutan Sumatra sejak 10.000-20.000 tahun lalu. Habitat mereka di Batang Toru menyebar di tiga kabupaten: Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanulis Selatan, di sebelah selatan Danau Toba. Perkiraan populasinya 800 orang, sehingga berstatus terancam punah. Mari kita sama-sama lestarikan anggota baru famili Hominidae ini.