- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Makna 'Terselubung' di Balik Batik Jokowi dan Anies Baswedan


TS
berita378
Makna 'Terselubung' di Balik Batik Jokowi dan Anies Baswedan
Quote:

TRIBUNNEWS/SETPRES/AGUS SUPARTO
Presiden Jokowi Widodo menerima kunjungan Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wagub DKI Sandiaga Uno dalam rangka audensi, di ruang kerja Presiden, Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (25/10/2017). Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menseskab Pramono Anung dan Menhub Budi Karya Sumadi saat menerima Anies dan Sandi. TRIBUNNEWS/SETPRES/AGUS SUPARTO
Quote:
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo menerima ditemui Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wakilnya, Sandiaga Uno.
Pertemuan tersebut digelar di Ruang Kerja Presiden di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu 25 Oktober 2017 silam.
Ada yang menarik dalam pertemuan itu, setidaknya ada jumlah hal disorot seorang netizen pengguna jejaring sosial Facebook.
Dalam pertemuan itu, seorang pengguna akun Facebook, mengunggah tulisan yang menyorot batik yang dikenakan Jokowi dan Anies.
Tulisan tersebut berjudul 'Politik Batik Ala Jokowi'.
Berikut tulisan yang diunggah pengguna Facebook tersebut:
Politik Batik Ala Jokowi
Batik yg dipakai Gubernur Anies adalah batik motif Parang Barong, dalam adat Jawa tabu jika memakai batik motif tersebut untuk menghadap atau bertemu orang yg lebih tinggi derajad kekuasaannya.
Karena beliau bukan orang Jawa, jadi bisa dimaklumi apabila ada kesalahan pemakaian motif batiknya.
Motif parang barong dibuat untuk menggambarkan kekuasaan seorang raja yg saat itu di Jawa sebagai penguasa tertinggi di suatu wilayah.
Dulu motif parang barong ini hanya boleh dipakai oleh seorang raja tapi sekarang bisa dipakai oleh rakyat jelata walopun tidak menghilangkan makna asli dari motif batiknya.
Ternyata Presiden Jokowi sebagai orang Javanicus Soloensis beliau pasti paham soal motif batik dan maknanya.
Presiden pun mengimbanginya dengan memakai batik motif gunungan yang maknanya sebagai penguasa alam semesta.
Unggahan itu dikomentari sejumlah netizen, ada yang mengomentari pula motif 'Gunungan' yang dikenakan Jokowi.
"Sedia payung sebelum hujan ....motif Gunungan juga di pakai/ditunjukkan sebelum pementasan wayang kulit/golek sebagai syarat penangkal bala, tak soal hadapi motif Parang Barong ; mantap sudah Pa Dhe ku ... kwalitas Loyang ngaku ahli sejarah tapi buta budaya, layak sudah sowan, sungkem tanpa sajen kwalitas Emas, yang teruji sudah (RI 1, nggak kenal sajen yang penting kerja dan kerja!),"tulis pengguna Facebook tersebut.
Jokowi menerima Anies dan Sandi
Joko Widodo menerima Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno, di Ruang Kerja Presiden, Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Anies-Sandi diterima sekitar pukul 11. 05 WIB setelah sekitar lima menit berada di ruang tunggu.
Momen itu bukan hanya mempertemukan Anies-Sandi dengan Presiden.
Turut hadir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam pertemuan itu.
Hal menarik, meja yang berada di tengah-tengah mereka sepi sajian.
Tidak tampak teh hangat atau camilan, seperti biasanya Presiden menyambut tamu.
Kompas.com sempat bertanya perihal tiadanya sajian di pertemuan itu ke salah satu pegawai Istana Kepresidenan.
"Belum disajikan. Sebentar lagi mungkin," kata dia.
Meski tanpa sajian, pertemuan tersebut tetap berlangsung hangat.
Ketika para pewarta diperbolehkan masuk dan merekam momen itu, pertemuan tampak dipenuhi tawa.
Namun, sayangnya tak terdengar jelas apa topik pembicaraan tersebut.
Hingga pukul 11.43 WIB, pertemuan masih berlangsung secara tertutup.
Pertemuan tersebut digelar di Ruang Kerja Presiden di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu 25 Oktober 2017 silam.
Ada yang menarik dalam pertemuan itu, setidaknya ada jumlah hal disorot seorang netizen pengguna jejaring sosial Facebook.
Dalam pertemuan itu, seorang pengguna akun Facebook, mengunggah tulisan yang menyorot batik yang dikenakan Jokowi dan Anies.
Tulisan tersebut berjudul 'Politik Batik Ala Jokowi'.
Berikut tulisan yang diunggah pengguna Facebook tersebut:
Politik Batik Ala Jokowi
Batik yg dipakai Gubernur Anies adalah batik motif Parang Barong, dalam adat Jawa tabu jika memakai batik motif tersebut untuk menghadap atau bertemu orang yg lebih tinggi derajad kekuasaannya.
Karena beliau bukan orang Jawa, jadi bisa dimaklumi apabila ada kesalahan pemakaian motif batiknya.
Motif parang barong dibuat untuk menggambarkan kekuasaan seorang raja yg saat itu di Jawa sebagai penguasa tertinggi di suatu wilayah.
Dulu motif parang barong ini hanya boleh dipakai oleh seorang raja tapi sekarang bisa dipakai oleh rakyat jelata walopun tidak menghilangkan makna asli dari motif batiknya.
Ternyata Presiden Jokowi sebagai orang Javanicus Soloensis beliau pasti paham soal motif batik dan maknanya.
Presiden pun mengimbanginya dengan memakai batik motif gunungan yang maknanya sebagai penguasa alam semesta.
Unggahan itu dikomentari sejumlah netizen, ada yang mengomentari pula motif 'Gunungan' yang dikenakan Jokowi.
"Sedia payung sebelum hujan ....motif Gunungan juga di pakai/ditunjukkan sebelum pementasan wayang kulit/golek sebagai syarat penangkal bala, tak soal hadapi motif Parang Barong ; mantap sudah Pa Dhe ku ... kwalitas Loyang ngaku ahli sejarah tapi buta budaya, layak sudah sowan, sungkem tanpa sajen kwalitas Emas, yang teruji sudah (RI 1, nggak kenal sajen yang penting kerja dan kerja!),"tulis pengguna Facebook tersebut.
Jokowi menerima Anies dan Sandi
Joko Widodo menerima Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno, di Ruang Kerja Presiden, Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Anies-Sandi diterima sekitar pukul 11. 05 WIB setelah sekitar lima menit berada di ruang tunggu.
Momen itu bukan hanya mempertemukan Anies-Sandi dengan Presiden.
Turut hadir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam pertemuan itu.
Hal menarik, meja yang berada di tengah-tengah mereka sepi sajian.
Tidak tampak teh hangat atau camilan, seperti biasanya Presiden menyambut tamu.
Kompas.com sempat bertanya perihal tiadanya sajian di pertemuan itu ke salah satu pegawai Istana Kepresidenan.
"Belum disajikan. Sebentar lagi mungkin," kata dia.
Meski tanpa sajian, pertemuan tersebut tetap berlangsung hangat.
Ketika para pewarta diperbolehkan masuk dan merekam momen itu, pertemuan tampak dipenuhi tawa.
Namun, sayangnya tak terdengar jelas apa topik pembicaraan tersebut.
Hingga pukul 11.43 WIB, pertemuan masih berlangsung secara tertutup.
0
3.8K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan