Hampir sepertiga penduduk Jepang yang memasuki usia 30-an masih perjaka atau perawan.

Pertumbuhan penduduk di negara matahari terbit ini menurun drastis. Hal tersebut membuat pemerintah Jepang khawatir.

Dilansir dari Independent, anak muda di negara ini tidak mau melakukan hubungan seks.

Mereka bahkan menghindari hubungan romantis. Sejumlah pria menganggap 'wanita menakutkan'.

Hasil jajak pendapat, 31 persen warga Jepang berusia 18-24 tahun mengaku masih perjaka atau perawan.

Seorang perempuan menganggap laki-laki tak bisa 'digoda'. Menurutnya lelaki lebih memilih menonton film porno.

Ano Matsui (26), komedian, megaku kepada BBC tidak memiliki kepercayaan diri.

"Saya tidak pernah populer di kalangan perempuan," kata Matsui.

Dia mengaku trauma setelah mendapat penolakan dari seorang perempuan.

"Ada banyak pria seperti saya yang menganggap wanita itu seram. Kami takut ditolak. Jadi kita habiskan waktu melakukan hobi seperti animasi.

"Saya membenci diri sendiri, tapi tidak ada yang bisa saya lakukan untuk melakukannya," kata Matsui.

Megumi Igarashi (45), seniman, mengatakan membangun hubungan tidaklah mudah.

Populasi Jepang menurun drastis. Jumlah kematian telah melampaui kelahiran selama beberapa tahun terakhir.

Amerika Serikat, China, Denmark dan Singapura memiliki memiliki tngkat kelahiran yang rendah, namun Jepang lebih parah.

Masalah ini pun telah mempengaruhi lapangan pekerjaan, perumahan, bisnis, dan banyak bidang lainnya.

Survei nasional pada awal tahun ini, hampir seperempat pria di Jepang berusia 50 tahun belum menikah.

Setali tiga uang. Demikian juga dengan kaum perempuan seperti laporan dari National Institute of Population and Social Security Research.

Dari laporan ini, satu dari tujuh wanita Jepang berusia 50 tahun belum menikah.

Tren yang berkembang ini disebabkan oleh tekanan sosial. Selain itu juga kekhawatiran finansial.

Lembaga ini melaporkan, jumlah orang Jepang yang hidup 'sendiri' akan meningkat.

http://manado.tribunnews.com/2017/10...utkan?page=all