Kaskus

News

n4z1Avatar border
TS
n4z1
Spanduk “Kebangkitan Pribumi Muslim” Jadi Sorotan, Ini Kata Anggota FPI
Spanduk “Kebangkitan Pribumi Muslim” Jadi Sorotan, Ini Kata Anggota FPI

Spanduk “Kebangkitan Pribumi Muslim” Jadi Sorotan, Ini Kata Anggota FPI

Spanduk tersebut bertuliskan “Terpilihnya Anies – Sandi adalah Simbol Kebangkitan Pribumi Muslim.”

Sebuah spanduk panjang membentang di depan Balaikota DKI Jakarta menjelang pelantikan Anies Baswedan – Sandiaga Uno sebagai Gubernur – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Senin (16/10/2017).
Spanduk itu menjadi sorotan lantaran berisi tulisan yang dinilai menyinggung SARA.

Belum diketahui pasti siapa yang memasang spanduk raksasa tersebut. Namun salah seorang anggota Front Pembela Islam (FPI), Erfan, yang kebetulan sedang ada di tempat mengatakan, spanduk itu adalah bentuk kontribusi dari pribumi sebagai salah satu pendukung Anies-Sandi dalam pemilihan gubernur Jakarta.

“Selama ini (muslim) agak dimarjinalkan. Dengan gubernur baru ini mudah-mudahan yang muslim bisa dihargai lagi. Kemarin-kemarin itu seolah-olah umat Islam itu agak dipinggirkan,” ujar Erfan.

Dia pun mengungkapkan harapannya dengan kepemimpinan Jakarta yang baru ini. Dia berharap pasangan Anies-Sandiaga mampu merangkul kembali semua golongan.

“Ini (spanduk) hanya menunjukkan semacam semangat mereka tapi bukan berarti mereka itu akan menjadi otoriter, tidak ada maksud ke sana,” tutur Erfan.

Tanggapan netizen


Foto dari spanduk tersebut menyebar luas di media sosial dan menuai pro kontra netizen. Sebagian netizen mendukungnya, dan tidak sedikit pula yang mengecamnya.

Salah satunya pemilik akun Eko Kuntadhi.

Lewat Facebook, Eko menuliskan kritikannya terkait skeberadaan spanduk tersebut.

“Apa mereka mau rayakan kemenangan dengan terus menerus meneriakkan kebencian agama dan rasial?” tanya Eko lewat tulisannya.

“Apa kategorisasi muslim dan pribumi masih pantas diteriakkan oleh pendukung seorang Gubernur terpilih? Apa mereka hanya akan memungut pajak dan retribusi dari segolongan rakyat saja? Apa mereka akan melayani segolongan yang satu dan menistakan golongan lainnya?” imbuh dia.

Berikut kritikan Eko yang ia tuang dalam tulisan berjudul “Sara dan Rasis di Pelantikan Gubernur Jakarta”

Mereka bilang kemenangan Anies-Sandi bukan karena politisasi agama. Nah, sekarang spanduk pelantikannya saja seperti provokasi gesekan antar agama. Mengklaim kebangkitan pribumi muslim, katanya.

Apa mereka mau rayakan kemenangan dengan terus menerus meneriakkan kebencian agama dan rasial? Mau jadi apa Jakarta?

Jika begini cara Anies-Sandi dan pendukungnya meminta publik Jakarta menerima Gubernur baru, ini adalah cara paling norak dan bodoh.

Bagaimana akan didukung seluruh rakyat jika mereka sendiri menistakan keberagaman rakyat Jakarta.

Apa kategorisasi muslim dan pribumi masih pantas diteriakkan oleh pendukung seorang Gubernur terpilih? Apa mereka hanya akan memungut pajak dan retribusi dari segolongan rakyat saja? Apa mereka akan melayani segolongan yang satu dan menistakan golongan lainnya?

Lalu apa yang bisa diharapkan rakyat Jakarta yang plural ini dari perilaku para pendukung Gubernur baru yang model begini?

Kemenangan Anies-Sandi bukan kemenagan kaum muslim. Bukan kemenangan pribumi. Itu cuma kemenangan PKS dan Gerindra. Slogan muslim dan pribumi cuma dijadikan tunggangan untuk terus mengobarkan perpecahan.

Shame on you, Mr Governor!

Spanduk “Kebangkitan Pribumi Muslim” Jadi Sorotan, Ini Kata Anggota FPI
Spanduk “Kebangkitan Pribumi Muslim” Jadi Sorotan, Ini Kata Anggota FPI


http://jurnalindonesia.id/spanduk-ke...a-anggota-fpi/
=================


Senjata makan tuan! Bermaksud klarifikasi foto 'Hangat' ini, Timses Anies-Sandi malah selip lidah


Spanduk “Kebangkitan Pribumi Muslim” Jadi Sorotan, Ini Kata Anggota FPI

Infoteratas.com - Postingan Sumanto Al Qurtuby menjadi pergunjingan di media sosial.
Berikut postingannya:

Kasihan Jamaah Mamat dan Mimin
Siapa sebetulnya yang menjadi pemenang dalam Pilkada Jakarta? Umat Islam? Bukan. Ormas-ormas Islam "garis unyu"? Juga bukan. Yang menang adalah kaum politisi dan pengusaha. Yang menang adalah "kaum elit"-nya, bukan "massa" atau "rakyat kecilnya".

Rakyat bawah, umat Islam di Jakarta khususnya, hanya diberi "permen" iming-iming "gubernur Islam", "Jakarta Syariah", "tiket masuk surga", dlsb. Ditambah bonus-bonus dunia fantasi seperti rumah 350 juta DP 0%, subsidi 3 M, ojek terbang, dlsb.

Yang memberi mereka "permen" itu tentu saja adalah para pimpinan ormas Islam yang rela memanipulasi agama, membajak ayat, dan menipu Tuhan demi kemenangan paslon mereka. Para pimpinan ormas itu tentu saja "perpanjangan tangan" dari para politisi dan pengusaha tadi. Para pemimpin ormas Islam hanya dipakai sebagai "pengumpul suara" dan penggerak massa karena mereka yang mempunyai akses ke massa bawah. Tentu saja bukan cuma-cuma mereka rela "bule-tekle" melakukan itu.

Maka, begitu "pesta" usai dan Anies-Sandi dinyatakan unggul, berpesta poralah mereka para pengusaha, politisi, lengkap dengan tim sukses oke-oce seperti foto di bawah ini. Yang satu sedang berpesta-pora di Leon Resto and Bar sambil berminum-minum ria, satunya lagi sedang berpesta pora sambil bermakan-makan ria dimana para pengusaha China-non-Muslim juga larut bergembira ria di dalamnya. Yang berbaju merah-hijau adalah ibu Sandi Uno (Syar'i banget, kan? he he).

Coba kalian perhatikan: dimana "jamaah Mamat dan Mimin"? Apakah mereka ikut makan-minum dalam pesta? Mereka teriak-teriak kapir-aseng setiap hari, kehujanan-kepanasan demo berjilid-jilid, memaki sana-sini sampai lambene ndower, tapi giliran "pesta" usai, ya sudah selesai juga nasib Mamat dan Mimin. Mereka ditinggalkan.

Jamaah Mamat dan Mimin sepanjang massa dikadalin dan dikibulin oleh para elit politik, elit agama, dan elit bisnis. Kampanye "Jakarta Syariah" hanyalah jargon, kampanye "gubernur Muslim" hanyalah modus dan alat propaganda, dan "tiket masuk surga" tentu saja adalah "gombal mukiyo". Tapi rupanya jamaah Mamat dan Mimin suka dengan semua ini sehingga membuat mereka "sakauww" alias mabuk kepayang.

Para politisi dan pengusaha tahu karakter jamaah Mamat dan Mimin di Jakarta yang memiliki sentimen etnis-agama yang tinggi dan gampang dimainin dan diprovokasi dengan isu-isu murahan dan berita-berita manipulatif seperti "China-kapir" di belakang Ahok. Padahal "China-kapir" di belakang Anies-Sandi berjibun yang turut melawan Ahok karena ladang-ladang bisnis mereka terancam. "Para naga" itu justru di belakang Anies-Sandi. Atau, kampanye Anies-Sandi sebagai "figur Islami"? Islami dari Hong Kong?

Mari kita turut bersimpati kepada jamaah Mamat dan Mimin yang selalu menjadi korban politik kotor dan perselingkuhan kaum elit politik, bisnis, dan agama. Tapi jamaah Mamat dan Mimin itu memang antik: dikasih tahu begini eh malah marah-marah, ngamuk, ngumpat-ngumpat dan menuduh kapir-liberal, antek aseng-asong. Karena itu, saya sering bertanya-tanya: Mamat dan Mimin itu berasal dari species apa sih?

sumber tulisan: Sumanto Al Qurtuby

Sontak saja seharian media sosial menjadi heboh. Dan Timses Anies-Sandi langsung memberi klarifikasi. Terpantau dari media okezon dengan link:

http://news.okezone.com/read/2017/04...ma-konglomerat

Kami kutip:

Tim Sukses Anies-Sandi membantah fitnah keji dari akun Facebook, Sumanto Al Qurtuby yang menyebarkan seolah-olah ada pesta kemenangan bersama Konglomerat.

Menurut Wakil Ketua Tim Media Center Anies-Sandi, Naufal Firman Yursak, foto yang diunggah akun Sumanto Al Qurtuby tersebut diambil sehari sebelum pencoblosan, bukan pesta kemenangan usai Pilkada.

Logika dari klarifikasi ini adalah, foto itu benar adanya. Hanya saja hari nya adalah tanggal 18 April 2017. Sehingga klarifikasi ini justru semakin membenarkan bahwa kalangan pengusaha 9 naga dibalik kesuksesan Anies-Sandi. Karena acara tersebut justru sebelum pencoblosan bukan sesudah mengetahui hasil Quick count.
Jadi foto tersebut adalah benar dan bukan hoax. Bagaimana menurut anda?
Infoteratas.com
http://www.infoteratas.com/2017/04/s...bermaksud.html
==================


Ini bukan soal menagih janji Gbernur dan Wakil Gubernur terpilih. Itu adalah hak dan kewajiban para pemilih. Begitu kira-kira logika sebagian warga Jakarta pendukung ASU, meskipun sebenarnya mereka juga selama lebih dari 3 tahun ini terus menerus umbar bacot dan makian terhadap Jokowi-JK meskipun mereka tak memilih Jokowi-JK. Kenapa lantas larinya ke Jokowi-JK? Itu karena sebagian besar pendukung ASU adalah pendukung Prabowo, dimotori oleh 2 partai utama pendukungnya yaitu Gerindra dan PKS. Lalu kenapa Jokowi-JK? Ya, karena kader-kader yang mempunyai usaha percetakan dan mahir dalam hal edit gambar adalah PKS, dan mereka selalu membalas kritikan soal janji mustahil ala ASU dengan melempar kembali janji-janji Jokowi-JK. Meeka menganggap Jokowi-JK adalah pembohong, sementara meeka tak sadar kalau mereka menuduh Jokowi-JK pembohong, mereka justru berlindung dibalik kebohongan untuk membela pilihannya yang tak punya program kongkrit.

Ini bukan masalah move on. Mereka bisa bilang begitu sementara mereka memelihara sakit hati yang tak berkesudahan sampai saat ini karena Prabowo kalah dalam pilpres 2014. Lantas siapa yang begitu lama tak bisa move on?

Ini bukan bicara soal kata pribumi yang diucapkan oleh Anies, yang sebenarnya konteksnya berbeda jauh dan tak berhubungan sama sekali dengan masalah DKI jakarta. Tapi jika saja Anies mau sedikit saja memperlihatkan rasa malunya, seharusnya Anies melihat latar belakang pendukung mereka. Apakah mereka, para konglomerat Tionghoa yang mensupport mereka otomatis menjadi "pribumi dan muslim"? Apa dengan mengucapkan kata "pribumi" lantas Anies mendadak menjadi Pribumi? No way!!!! Sampai langit runtuh dan kiamatpun, Anies tetaplah Anies yang keturunan Arab! Dan jika melihat konteks pribumi, maka seluruh warga keturunan, baik itu Eropa, Asia, Timur Tengah atau Afrika, Australia, planet Nibiru atau Namec sekalipun, sampai Indonesia bubar, sampai langit runtuh, sampai kiamatpun, mereka tetap warga keturunan! BUKAN PRIBUMI!!! Jadi, tolong Anies berkaca pada dirinya sendiri jika ingin bermain kata-kata untuk meninabobokan para pendukungnya, yang kemarin-kemarin memakai pakaian ala timur tengah, bersorban, bercadar, tetapi berteriak-teriak : KAMI PRIBUMI!!!!

Kalau orang menuduh pihak lain selalu umbar pencitraan sementara belum apa-apa saja orang yang menuduh itu justru memperlihatkan pencitraan, lantas siapa yang terlihat apa adanya?

Kemarin, sebelum pemilihan, ada yang mengkritik soal trotoar atau pedestrian DKI jakarta yang buruk. Sambil senyam-senyum dan arogan, bilang kalau pedestrian DKI jakarta tidak ramah bagi pejalan kaki. Nah sekaranglah saatnya membuktikan. Itu seluruh PKL yang suka menguasai trotoar, para preman yang suka mempergunakan trotoar buat parkir motor liar, babat habis sampai keakarnya! Jangan sampai jargon basi keberpihakan dimunculkan kembali. Dikasih lahan parkir atau jualan di trotoar, dikasih gerobak atau seragam parkir, datang sendiri itu para pengguna parkir atau pembeli. Keberpihakan?????

Kemarin ada yang sesumbar mau membudayakan berlari bagi para PNS DKI jakarta. Katanya mau berlari ke kantor. Nah, buktikan sekarang. Ini bukan program, tapi janji pribadi. Dan seorang manusia itu yang dipegang adalah ucapannya. jangan dikorting, bilang mau lari dari walikota satu ke walikota yang lainnya, ini malah lari dari satu tempat ke kantor walikota. Cemen!!!

DKI jakarta tidak butuh pemimpin yang doyan gaya-gayaan ningkring pakai kaki 1, yang bagi sebagian orang bilang itu jurus elang. Hadeeeeeh, mana ada elang berdiri dengan 1 kaki? yang ada juga itu tuh, bangau tongtong!

Ini hari keberapa ya setelah dilantik? Oh, baru beberapa hari ya?
Jangan panas kuping ya kalau akan ada kritikan yang mungkin lebih pedas dan keras dihari-hari mendatang. Ingat, 1 tahun itu ada 365 hari. Maka nikmati saja pamer kebodohan dan kata-kata yang tak pada tempatnya. Dan ingat, jangan mangkir lagi kalau dipanggil polisi!

emoticon-Cool

tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
6.1K
58
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan