- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Presiden Jokowi: Pembangunan SDM jadi fondasi ekonomi


TS
arbib
Presiden Jokowi: Pembangunan SDM jadi fondasi ekonomi
Kepala Berita

Quote:
Gerak Gerik Presiden Joko Widodo, Sepanjang 3 tahun ini Sepertinya Sedang Membangun Persaingan. Dari pengamatan saya sepanjang perjalanan kepemimpinan presiden kita Jokowi, terlihat suatu metode persaingan yang sedang di bangun. Tanpa di sadari ragam kebijakan yang di jalankan secara tidak langsung memancing kita agar bersaing satu dengan lainnya. Tentunya bersaing secara sehat. Salah satu contoh adalah wacana untuk menawarkan kepada swasta berbagai sisi yang selama ini di kelola BUMN. Mungkin ini juga merupakan cara agar persaingan di dalam negeri kita bisa tumbuh.
Dengan hangatnya stimulasi bersaing seluruh warga negara Indonesia maka pastilah nantinya kelak, terlahir putra putri emas dari berbagai daerah yang bisa di jadikan andalan negeri kita Indonesia di kemudian hari. Mungkin di antara kita sering bertanya kenapa sih nganu di buat di ujung sana. Untuk apa sih buat ini itu, dll sebagainya. Pertanyaan itu juga sempat hinggap dalam diri ts. Namun seiring perjalanan yang dilalui saya berpikir bahwa semua ini dilakukan sebagai upaya untuk memicu kita bersaing. Saling berlomba memacu diri membenahi diri masing masing, guna kedepannya agar kita turut pula dalam persaingan bukan sekedar menjadi penonton yang sempurna
.Quote:
Sebagai orang yang sudah banyak makan asam garam dalam dunia perdagangan, nampaknya presiden sadar betul tentang pentingnya persaingan. Karena hanya dengan persaingan yang sehatlah ekonomi negri kita memiliki akar yang kokoh, batang yang kuat, rating yang bercabang dan daun yang rimbun hingga menjulang tinggi. Kita pun kalo mau di pikir lagi tanpa persaingan kita tidak mengalami perkembangan. Karena tanpa saingan kita terlena dan sering membuang waktu dan tenaga hanya untuk berlega lega. Zona nyaman adalah keadaan yang tidak aman.
Pembangunan infrastruktur di desa dan daerah terpencil atau pelosok negeri, dari timur ke barat, selatan hingga Utara, merupakan pondasi di mulainya persaingan antar wilayah. Dengan adanya persaingan antar wilayah maka secara otomatis membuat warga yang menetap pada lokasi tersebut secara perlahan akan bergerak untuk maju mengikuti irama persaingan. Dengan infrastruktur yang memadai maka pertukaran informasi, barang dan jasa, wara Wiri pengembara dan lainnya akan semakin sering terjadi antar daerah Lintas wilayah. Pertukaran aneka kebutuhan yang berlangsung terus menerus tentu akan memperlihatkan kelebihan dan kekurangan masing masing daerah dan wilayah yang mengalami kekurangan di satu sisi secara otomatis bisa di isi dari wilayah lain nya. Selain itu orang yang mendiami wilayah yang masih belum bersaing perlahan akan sadar dan bangun dari dari ketertinggalannya untuk memperbaiki diri, lingkungan dan wilayahnya masing masing.
Dengan hangatnya stimulasi bersaing seluruh warga negara Indonesia maka pastilah nantinya kelak, terlahir putra putri emas dari berbagai daerah yang bisa di jadikan andalan negeri kita Indonesia di kemudian hari. Mungkin di antara kita sering bertanya kenapa sih nganu di buat di ujung sana. Untuk apa sih buat ini itu, dll sebagainya. Pertanyaan itu juga sempat hinggap dalam diri ts. Namun seiring perjalanan yang dilalui saya berpikir bahwa semua ini dilakukan sebagai upaya untuk memicu kita bersaing. Saling berlomba memacu diri membenahi diri masing masing, guna kedepannya agar kita turut pula dalam persaingan bukan sekedar menjadi penonton yang sempurna
Badan Berita
Quote:

Spoiler for Presiden Jokowi: Pembangunan SDM jadi fondasi ekonomi:
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi fondasi pembangunan ekonomi yang saat ini tengah digalakkan pemerintah.
"Kalau kita maju hanya konsolidasi ekonomi hanya mau stabilisasi ekonomi kita senang, tapi fondasi tidak akan pernah kita bangun, dan tembok tidak akan pernah kita selesaikan. Menurut saya kita harus bergerak ke tempat lain, bergerak ke pembangunan sumber daya manusia," kata Presiden Joko Widodo dalam wawancara khusus dengan LKBN Antara menyambut tiga tahun Pemerintahan Jokowi-JK di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/10).
Pembangunan SDM itu yang kemudian menentukan visi pembangunan itu sendiri.
"Ini membangun rumah kan baru membuat fondasinya, terus temboknya ini kan juga harus dibangun. Kadang-kadang memang sakit, kadang memang pahit karena masih kehujanan, atapnya belum (jadi) kok, tapi itu harus kita yakini bahwa kita menuju ke sebuah rumah yang baik dengan atap yang baik sehingga kita tidak kepanasan dan kehujanan. Kita harus ke arah bagaimana infrastruktur menjadi modal untuk berdaya saing," tambah Presiden.
Untuk membangun SDM berkualitas itu, Presiden juga menilai kebutuhan untuk membuka sekolah-sekolah kejuruan dan universitas-universitas yang memiliki fakultas dengan inovasi tertentu.
"Babak kedua adalah secara besar-besaran pembangunan SDM vocational training, sekolah vokasi politeknik, kemudian universitas-universitas fakultasi inovasi. Semua ada fakultas digital ekonomi, fakultas manajemen logistik, fakultas manajemen toko online, arahnya ke depan semuanya," ungkap Presiden.
Selain mendirikan sekolah, Presiden tidak lupa untuk memperhatikan kebutuhan gizi anak-anak khususnya di daerah.
"Coba dilihat, kenapa saya tiap ke daerah selalu membagikan makanan tambahan, pernah ikut berapa puluh kali? Saya sendiri membagikan makanan tambahan itu arahnya ke gizi bagi ibu hamil dan balita," ungkap Presiden.
Apalagi, menurut Kepala Negara dan Pemerintahan RI, di daerah juga ditemukan kondisi stunting, yaitu masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
"Tapi, hasilnya baru akan kelihatan nanti, 20 hingga 30 tahun ke depan karena yang kita arahkan sekarang ini pada bayi, balita, ibu-ibu hamil. Saya kira banyak yang tidak menyadari pentingnya itu. Tidak mungkin yang sudah stunting terus kita suntikkan terus kan? Tidak seharusnya di umur-umur itu. Usia satu hingga 12 tahun itu penting sekali karena merupakan usia emas," demikian Presiden Joko Widodo.
"Kalau kita maju hanya konsolidasi ekonomi hanya mau stabilisasi ekonomi kita senang, tapi fondasi tidak akan pernah kita bangun, dan tembok tidak akan pernah kita selesaikan. Menurut saya kita harus bergerak ke tempat lain, bergerak ke pembangunan sumber daya manusia," kata Presiden Joko Widodo dalam wawancara khusus dengan LKBN Antara menyambut tiga tahun Pemerintahan Jokowi-JK di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/10).
Pembangunan SDM itu yang kemudian menentukan visi pembangunan itu sendiri.
"Ini membangun rumah kan baru membuat fondasinya, terus temboknya ini kan juga harus dibangun. Kadang-kadang memang sakit, kadang memang pahit karena masih kehujanan, atapnya belum (jadi) kok, tapi itu harus kita yakini bahwa kita menuju ke sebuah rumah yang baik dengan atap yang baik sehingga kita tidak kepanasan dan kehujanan. Kita harus ke arah bagaimana infrastruktur menjadi modal untuk berdaya saing," tambah Presiden.
Untuk membangun SDM berkualitas itu, Presiden juga menilai kebutuhan untuk membuka sekolah-sekolah kejuruan dan universitas-universitas yang memiliki fakultas dengan inovasi tertentu.
"Babak kedua adalah secara besar-besaran pembangunan SDM vocational training, sekolah vokasi politeknik, kemudian universitas-universitas fakultasi inovasi. Semua ada fakultas digital ekonomi, fakultas manajemen logistik, fakultas manajemen toko online, arahnya ke depan semuanya," ungkap Presiden.
Selain mendirikan sekolah, Presiden tidak lupa untuk memperhatikan kebutuhan gizi anak-anak khususnya di daerah.
"Coba dilihat, kenapa saya tiap ke daerah selalu membagikan makanan tambahan, pernah ikut berapa puluh kali? Saya sendiri membagikan makanan tambahan itu arahnya ke gizi bagi ibu hamil dan balita," ungkap Presiden.
Apalagi, menurut Kepala Negara dan Pemerintahan RI, di daerah juga ditemukan kondisi stunting, yaitu masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
"Tapi, hasilnya baru akan kelihatan nanti, 20 hingga 30 tahun ke depan karena yang kita arahkan sekarang ini pada bayi, balita, ibu-ibu hamil. Saya kira banyak yang tidak menyadari pentingnya itu. Tidak mungkin yang sudah stunting terus kita suntikkan terus kan? Tidak seharusnya di umur-umur itu. Usia satu hingga 12 tahun itu penting sekali karena merupakan usia emas," demikian Presiden Joko Widodo.
Antara news
Kaki Berita
Quote:
Persaingan di situs belanja era digital pun tumbuh. Ada ratusan situs olshop bertumbuhan timbul tenggelam silih berganti. Tak hanya itu dahulu Agen pengiriman pengiriman barang yang dahulunya hanya di dominasi merek ternama seperti pos,zne,Diki,dll ( merek disamarkan) sekarang mesti berjibaku dengan agent layanan pengiriman yang dulunya belum punya nama. Bahkan ratusan pilihan kiriman barang di regional masing masing daerah hingga ke jasa kurir dan cargo antar wilayah lintas provinsi mulai muncul turut serta meramaikan dunia persaingan. 
Belum puas sampai di situ kini pun ragam jasa dan pelayanan, kiriman barang on time bermunculan seperti ojolsend dan sejenisnya. Kendati para pesaing tumbuh pesat Konon kabarnya pemain lama seperti zne pun tetap mengalami kenaikan omset. Walaupun cuma 1% katanya. Jadi bila ada 100 an agen kiriman baru berarti pertumbuhan jasa layanan kiriman dari tahun ke tahun bisa di atas 100%. Jadi tak heran jika ada pernyataan, secara keseluruhan pertumbuhan bisnis jasa kiriman barang mengalami peningkatan hingga 130% tahun ini

Belum puas sampai di situ kini pun ragam jasa dan pelayanan, kiriman barang on time bermunculan seperti ojolsend dan sejenisnya
Gambar pelengkap di kopidari situs twitter akun Presiden RI @jokowi
Percepatan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi secara serempak di seluruh Indonesia
Diubah oleh arbib 21-10-2017 11:04




tien212700 dan bangdiego memberi reputasi
2
18.2K
Kutip
51
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan