

TS
godok.indonesia
HSP atau Hyper Sensitive Person; Yuk, Kenali HSP di Sini

Pernahkah Gansis bertemu atau mengenal seseorang yang pribadinya kelewat sensitif; misalnya, sering terlihat terharu atau menangis karena hal sepele, terlalu ‘mengambil hati’ setiap perkataan orang lain, atau bahkan enggan beraktivitas bersama karena takut menyinggung perasaan orang di dekatnya? Jangan salah! Bisa jadi orang tersebut masuk ke dalam golongan Hyper Sensitive Person (HSP). Agar tidak salah paham, ada baiknya Gansis menyimak penjelasan lengkap mengenai Hyper Sensitive Person berikut ini:
Apa itu HSP?

Istilah Highly Sensitive Person pertama kali dikemukakan oleh pasangan Elaine dan Arthur Aron – dua ahli psikologis berkebangsaan Amerika Serikat- dalam buku mereka yang berjudul “The Highly Sensitive Person”. Istilah ini sendiri mengacu pada kelompok orang tertentu yang memiliki sensitivitas berlebih pada segala macam stimulus yang diterima dari lingkungan di sekitarnya.
Lebih lanjut, Elaine dan Arthur mengemukakan bahwa mereka yang tergolong dalam HSP umumnya mengalami kondisi yang dikenal sebagai SPS (Sensory Processing Sensitivity); keadaan di mana sensor reseptor yang mengalirkan informasi ke otak bekerja lebih aktif dibanding orang kebanyakan. Hasilnya, individu yang dikategorikan sebagai HSP akan lebih peka terhadap suara, keberadaan orang lain, bahkan perubahan mood yang terjadi di sekitarnya.
Lho, apa bedanya HSP dengan Hypersensitivity?

Dari penjelasan di atas, mungkin Gansis bertanya-tanya, “Apa bedanya Hyper Sensitive Person dengan orang sensitif yang sering ditemui sehari-hari?”.
Jika ditilik secara seksama, maka hypersensitivity (label yang diberikan pada ‘orang sensitif’) merupakan dua hal yang amat berbeda. Lho, kok bisa? Perlu diketahui, bahwa mereka yang dilabeli sebagai ‘orang sensitif’ merupakan individu yang mengedepankan perasaan (feeling) terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Misalnya, mereka sering merasa tidak senang dengan perkataan atau perilaku tertentu; yang sebenarnya lumrah dilakukan, namun malah dianggap menyakiti atau menyinggung perasaan mereka.
Nah, perlu Gansis ketahui bahwa HSP sama sekali tidak ada hubungannya dengan perasaan. Malahan, kondisi ini diakibatkan oleh adanya perbedaan struktur di dalam otak yang membuat sensor reseptor bekerja terlalu aktif. Akhirnya, sensor reseptor cenderung kurang optimal dalam menyaring stimulus yang diterima. Hasilnya, individu terkait lebih peka terhadap stimulus-stimulus kecil yang seringkali diabaikan oleh orang lain pada umumnya.
Lalu, bagaimana ciri-ciri mereka yang tergolong HSP?

Dikutip dari sejumlah media online, berikut beberapa karakteristik yang sering ditemukan pada mereka yang dikelompokkan sebagai HSP:
- Sering menganalisa serta menelaah lingkungan sekitar dengan sangat dalam. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ted Zeff, Ph.D., -penulis buku “The Highly Sensitive Person’s Survival Guide”– yang menyatakan bahwa para Hyper Sensitive Person seringkali menelaah setiap aspek dari lingkungan sekitarnya secara lebih mendalam. Karenanya, tidak heran jika persepsi mereka terhadap segala sesuatu lebih komprehensif dan intuitif jika dibandingkan dengan orang lain.
- Lebih aktif secara emosional. Karena lebih peka terhadap perubahan mood di sekitarnya, maka para Hyper Sensitive Person umumnya menunjukkan respon emosional yang lebih reaktif dan aktif. Contoh, jika seseorang mengalami sebuah kejadian buruk, maka HSP akan merasakan empati yang lebih dalam.
- Sering menyendiri. Karena terlalu sensitif terhadap segala macam stimulus, maka tidak heran jika mereka yang dikelompokkan sebagai HSP lebih sering menyendiri dalam beraktivitas. Dengan cara begini, para HSP dapat lebih berkonsentrasi sebab mereka tidak perlu memikirkan serta memproses ‘informasi tambahan’ yang kurang relevan.
- Sukar membuat keputusan. Bagi para Hyper Sensitive Person, membuat keputusan tidaklah mudah dilakukan; bahkan, jika kondisi yang dihadapi sesederhana memilih rasa es krim apa yang akan dibeli. Penyebabnya tidak lain karena para HSP akan memikirkan setiap dampak yang (mungkin) muncul dari keputusan yang mereka buat.
- Perfectionist. Ya, karena takut ‘memberikan’ dampak buruk pada lingkungan di sekitarnya, maka tidak heran jika para HSP cenderung perfectionist; atau melakukan segala sesuatu sesempurna mungkin. Hal ini ditujukan agar setiap tindakan yang dilakukan selalu menguntungkan orang lain.
- Memiliki tata krama yang terpuji. Walaupun terdengar mengada-ngada, namun para Hyper Sensitive Person umumnya menunjukkan tata
krama yang lebih terpuji dibanding non-HSP. Alasannya tidak lain karena seorang HSP akan berusaha sebisa mungkin untuk menghindari konflik sekaligus ‘menjaga’ perasaan orang di sekitarnya.
Nah, itu tadi serba-serbi HSP yang harus Gansis ketahui. Apakah Gansis salah satunya?



sumur : Go Dok
Jangan lupa buat didownload aplikasinya juga, ya! Karena Agan bisa langsung berkonsultasi tentang kesehatan diri dan keluarga dengan dokter Go Dok, yang tidak hanya ramah, tapi juga informatif dan membantu!
0
2K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan