Inilah Beberapa Tradisi yang Masih Dilakukan oleh Suku Dani di Papua hingga Detik Ini
TS
yukepodotcom
Inilah Beberapa Tradisi yang Masih Dilakukan oleh Suku Dani di Papua hingga Detik Ini
WELCOME TO YUKEPO OFFICIAL THREAD
Banyak hal yang menakjubkan terjadi di tanah air. Kebudayaan dari Sabang hingga Merauke melahirkan ribuan tradisi yang sudah berlangsung selama beberapa generasi, bahkan hingga kini. Salah satunya suku Dani di Papua yang hingga kini menolak untuk terjamah teknologi karena mereka meyakini bahwa kekuatan berasal dari alam semesta, bukan dari modernisasi.
Kali ini, YuKepo mau bahas mengenai beberapa tradisi yang masih dilakukan oleh suku Dani hingga saat ini. Namun, ini bukan tradisi sembarangan, lho. Penasaran apa aja tradisinya? Yuk, langsung aja kepoin bareng YuKepo!
Spoiler for 1. Jenazah leluhur dijadikan mumi:
Ternyata, bukan hanya di Mesir saja, suku Dani di Papua juga memiliki tradisi membuat mumi. Bedanya, mumi suku Dani tidak dibalut, melainkan hanya dijemur, kemudian disimpan di dalam gua. Laman Boombastis menyatakan bahwa salah satu mumi tertua di sini berusia hingga 300 tahun. Mumi Wim Motok Mabel tersebut berada di pilamo atau rumah bagi para pria. Mumi suku Dani memiliki warna hitam dengan posisi badan duduk dan kepalanya yang mendongak ke atas.
Spoiler for 2. Tradisi memotong jari:
Tradisi unik lainnya yang dilakukan oleh suku Dani adalah memotong jari. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan atau ekspresi duka cita atas meninggalnya salah satu dari anggota keluarga. Masyarakat suku Dani tak akan menangis atau berdoa seperti orang yang sedang berkabung lainnya, melainkan mereka akan memotong jari tangan mereka untuk menunjukkan perasaan sakit karena berkabung.
Tradisi yang bernama Ikipalin ini dilakukan dengan memotong jari tangan hingga putus. Mereka menganggap keberadaan jari sebagai perwujudan dari simbol keluarga atau kerabat. Hingga saat ada keluarga yang berpulang, mereka akan memotong jari mereka satu per satu.
Spoiler for 3. Pesta bakar batu:
Suku Dani sering menggelar pesta, baik dalam menyambut pernikahan, kelahiran, maupun kemenangan atas suatu perang. Dengan antusiasnya mereka memasak babi juga umbi-umbian untuk dikonsumsi saat pesta. Beberapa bahan makanan tersebut dimasukkan ke sebuah lubang yang diberi bebatuan dan dedaunan. Saat matang, makanan ini akan dibagikan ke seluruh penduduk desa tersebut.
Spoiler for 4. Tradisi perang masyarakat suku Dani:
Masyarakat suku Dani juga sangat dekat dengan tradisi perang demi menjaga harga diri. Dulunya, perang memang dilakukan untuk memperebutkan wilayah dan makanan. Di suku pedalaman Papua, konflik yang terjadi kebanyakan dipicu oleh kasus sengketa tanah. Namun kini, perang tetap dilakukan. Hanya saja bukan perang senjata, melainkan perang yang dipertontonkan demi menyambut para wisatawan yang datang.
Tradisi yang masuk dalam rangkaian acara Festival Lembah Baliem ini diselenggarakan setahun sekali. Festival ini mempertunjukkan perang antara suku Dani dengan suku Yali maupun suku Lani demi melestarikan tradisi mereka.
Spoiler for 5. Masih meyakini roh nenek moyang:
Hingga kini masyarakat Suku Dani masih memercayai roh nenek moyang atau leluhur. Roh leluhur sudah dianggap sebagai kekuatan terbesar di alam semesta oleh mereka. Mereka juga meyakini bahwa kekuatan supranatural akan diturunkan ke generasi selanjutnya melalui garis patrilineal.
Nah, itulah tadi beberapa tradisi masyarakat suku Dani yang masih dilestarikan hingga saat ini. Suku Dani menjadi salah satu suku yang paling terkenal di Papua akan tradisinya, terutama tradisi potong jari. Suku Dani, semoga engkau lestari selalu.