Beberapa jam setelah keputusan Amerika Serikat (AS) untuk mundur dari Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan (UNESCO), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan mengikuti jejak AS untuk mundur dari UNESCO.
Netanyahu menyebut keputusan mundur AS sebagai keputusan yang berani dan bermoral.
Menanggapi keputusan mundur tersebut, Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova mengungkapkan kekecewaanya.
"Pada saat konflik terus mengobrak-abrik masyarakat di seluruh dunia, sangat disesalkan AS menarik diri dari badan PBB yang mempromosikan pendidikan untuk perdamaian dan melindungi kebudayaan,"kata Bokova seperti dilansir Reuters (12/10).
Bokova juga menyebut hal ini sebagai kerugian bagi PBB.
AS telah menahan dana untuk UNESCO sejak 2011, ketika UNESCO mengakui keanggotaan penuh Palestina. AS dan Israel termasuk diantara 14 dari 194 anggota yang memilih untuk tidak mengakui orang-orang Palestina.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah berulang kali mengeluh karena selalu dipojokkan dalam perselisihan mengenai situs warisan budaya di Yerusalem dan wilayah Palestina
"Hari ini adalah hari baru di PBB, di mana ada harga untuk membayar diskriminasi terhadap Israel," kata Danny Danon, Duta Besar Israel untuk PBB.
Netanyahu mengatakan kepada para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB bulan Juli lalu bahwa UNESCO mempromosikan
"sejarah palsu" setelah mereka menyatakan kota tua Hebron, termasuk situs bersejarah yang disebut Makam Patriark bagi umat Yahudi dan Masjid Ibrahim bagi umat islam, sebagai "Warisan Dunia Palestina".
Resolusi UNESCO yang didukung sejumlah negara Arab pada 2016 lalu, mengecam kebijakan Israel di tempat-tempat keagamaan di Yerusalem Timur dan Tepi Barat (wilayah Palestina yang berbatasan dengan Israel).