chikiboysAvatar border
TS
chikiboys
Bahasa Indonesia di Tangan Generasi Z


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Baru-baru ini, Generasi Z telah menjadi bahan perbincangan di tengah-tengah masyarakat Indonesia, khususnya di daerah perkotaan. Generasi Z merupakan generasi yang terlahir pada zaman dimana keberadaan teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi kebutuhan pokok setiap manusia. Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, banyak orang yang terlahir pada rentang tahun 1995 hingga 2010, pandai dalam mengoperasikan perangkat digital. Berbagai macam fitur di dalam gawai diakses dengan begitu mudah dan cepat. Dengan begitu, Generasi Z menjadi pelopor perkembangan di era digital.




Dilihat dari kepribadiannya, Generasi Z merupakan orang-orang yang memiliki pikiran yang lebih terbuka. mereka berinteraksi dengan siapa saja, tidak peduli dari mana asalnya, sukunya, jenis kelamin, maupun agamanya. Yang jelas, mereka senang berinteraksi dengan-orang-orang yang baru mereka kenal, khususnya melalui media sosial. Mereka juga senang mengakses berbagai macam konten terbaru, seperti musik, film, maupun gim. Meskipun tampaknya mereka mengabaikan kearifan lokal budaya mereka, nyatanya Generasi Z merupakan generasi yang terdidik.

Generasi Z juga dikenal memiliki kemampuan mengerjakan berbagai hal dalam satu waktu. Karena kemampuannya itu, mereka ditandai sebagai generasi serbabisa. Contohnya saja ketika mereka belajar, mereka pun sibuk mengutak-atik gawainya untuk mencari materi pelajaran atau sekadar untuk mengirim pesan ke temannya. Namun kelemahannya, mereka tidak begitu fokus apa yang mereka kerjakan.

Dalam segi kebahasaan, Generasi Z yang notabene sudah melek teknologi, banyak melakukan berbagai hal yang menyangkut dengan kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa seperti menyimak, berbicara, membaca, serta menulis menjadi tolok ukur utama pada generasi Z. Rata-rata dari mereka menggunakan media digital sebagai perantaranya.



Dalam menyimak sebuah informasi, Generasi Z merupakan orang-orang yang terbuka dan berpikir kritis. Mereka senang mencari tahu segala informasi berdasarkan fakta yang ada. Di tengah kontroversi berita hoax, Generasi Z tidak serta-merta menelan bulat-bulat informasi yang mereka peroleh, melainkan mereka mencari terlebih dahulu kebenarannya. Jika informasi itu benar, maka mereka akan menerimanya. Begitu pula sebaliknya.



Kemampuan berbicara merupakan nilai tambah bagi Generasi Z. Kemampuan berbicara tersebut mencakup menyampaikan ide, gagasan, pikiran, atau perasaan dengan tujuan tertentu. Pada konteks yang lebih dalam lagi, kemampuan berbicara tersebut dapat berupa bercerita, berdebat, bepidato, berdiskusi, dan masih banyak lagi. Tak jarang mereka melakukan aktivitas tersebut dengan mengunggahnya ke media sosial dalam bentuk video agar ditonton banyak orang. Hasilnya, mereka memperoleh tanggapan dari mereka yang sudah menontonnya. Tanggapan yang baik memberikan dorongan positif bagi pembuatnya untuk selalu tetap berkarya.



Keterampilan membaca juga memperoleh banyak manfaat bagi Generasi Z. Di antaranya dapat meningkatkan kualitas intelektual, spiritual, minat baca, maupun kemampuan mengobservasi lingkungan sekitar. Faktanya, Generasi Z mudah sekali terinspirasi setelah membaca suatu buku. Tak jarang, mereka melakukan berbagai macam-hal nyata seperti berwirausaha, mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, lebih khusyuk dalam beribadah, dan masih banyak lagi.



Generasi Z juga dikenal aktif dalam kegiatan tulis-menulis. Mereka tidak sungkan-sungkan membagikan pengalaman mereka kepada orang lain dalam bentuk tulisan. Mereka menganggap bahwa pengalaman yang sudah mereka tulis suatu kelak akan bermanfaat bagi para pembacanya. Generasi Z yang memiliki pola pikir terbuka akan senantiasa terbuka menerima segala umpan balik dari para pembacanya.

Dari segala kelebihan yang ada, bukan berarti Generasi Z menjadi generasi terbaik dalam menjaga eksistensi bahasa Indonesia. Masih banyak orang yang sering menggunakan bahasa Indonesia untuk menyampaikan ujaran kebencian, memfitnah, maupun mengadu domba. Selain itu, permasalahan yang jauh lebih urgen adalah kaidah kebahasaan yang sering disalahgunakan, baik dalam penulisan maupun pelafalan. Jika bahasa Indonesia terus disalahgunakan dan dilakukan bukan pada tempatnya, maka dampaknya akan terjadi problematika yang serius yang mengancam bangsa Indonesia itu sendiri.

Oleh karena itu, tugas Generasi Z selanjutnya adalah untuk menjaga eksistensi kaidah kebahasaan Indonesia dengan cara menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dari segi pelafalan, penulisan, cara menyampaikan, maupun orang yang dituju. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita tentu lebih dihargai. Selain itu, peran Generasi Z dalam mengasah kemampuan mengobservasi, menganalisis, berpendapat, maupun mengomunikasikan menjadi nilai tambah dalam proses pengembangan diri.

Wassalam


Sumber tulisan : Pemikiran sendiri
Sumber gambar : Mbah Google

Polling
0 suara
Apa hobi yang agan tekuni saat ini?
Diubah oleh chikiboys 12-10-2017 04:32
0
22.1K
110
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan