Garuda Tidak Ada Kaitannya Dengan Budaya Asli Indonesia
"Garuda, di dadaku! Ku yakin, kita pasti menang!"
Menang sih... Tapi di final keok mulu 
Ya, kalimat di atas pasti sudah sangat familiar bagi kalian penonton sepakbola Indonesia yang luar biasa hebatnya, luar biasa bermutu, dan dengan sederet prestasi, contohnya
menendang bola ke bench official Thailand di Final AFF 2016 oleh pahlawan kitak-kitak
Abduh Lestaluhu
Okay, kita lupakan dulu persoalan yg membuat anak muda Indonesia bangga bukan main oleh kelakuan Abduh. Sekarang mari kita coba renungkan...
Siapa sih Garuda itu? Ada yang tahu? "Bang garuda itu logo, yg ada di baju timnas ituloh" Fak, jawaban bocah banget tuh. Coba kalian tanya sama diri sendiri, sebenarnya tahu gk sih Garuda itu siapa atau apa? Lucunya mayoritas masyarakat Indonesia itu percaya atau mengetahui Garuda itu adalah hewan, sodaraan sama rajawali dan elang

hellooooo, sejak kapan ada nama burung secara fisik bernama garuda?
Nih, perhatikan potongan informasi di bawah ini ya, agar kalian tahu, siapa sih Garuda itu:
Quote:
"Kisah tentang burung Garuda ditemukan di Kitab Mahabharata, lebih tepatnya bagian pertama yaitu Adiparwa. Ceritanya Garuda adalah anak dari Begawan Kasyapa. Begawan Kasyapa memiliki dua istri, yaitu Sang Kadru dan Sang Winata. Setelah sekian lama, mereka belum juga memiliki anak. Lalu Kasyapa memberikan 1000 telur pada Kadru dan 2 telur pada Winata. Telur milik Kadru menetas menjadi 1000 ekor ular sakti, dan milik Winata belum. Karena Winata merasa malu, lalu ia memecah satu telur tersebut. Keluarlah seekor burung kecil yang belum sempurna bentuknya, cacat tak berkaki, diberi nama Anaruh. Telur yang tinggal 1 itu dijaga baik-baik oleh Winata.
Suatu hari, Winata kalah bertaruh dengan Kadru karena kecurangan kadru yang membuat Winata harus menjadi budak dan melayani Kadru beserta 1000 ekor ular. Dan telur Winata satunya pun akhirnya menetas menjadi Garuda. Besar, gagah, bersinar, dan sakti. Untuk menolong ibunya, Kadru menyuruh Garuda mengambil Amerta, air kehidupan milik dewa. Amerta dijaga para dewa dan dikelilingi api yang menyala. Garuda pun melawan para dewa dan menyembur dengan air laut untuk mematikan api tersebut. Pesan ibunya, "bila menelan orang lehermu terasa panas, itu tandanya Brahmana ikut termakan. Muntahkanlah, karena ia seperti ayahmu Begawan Kasyapa. Kamu harus menghormatinya".
Berhasillah Sang Garuda merebut Amerta. Lalu dibawanya ke Kadru untuk menyelamatkan ibunya. 1000 ular sudah sangat senang melihat amerta dan Winata dibebakan, tetapi Garuda tak kehilangan akal. Dikibas-kibaskan sayapnya agar ular kotor, dan pergi membersihkan badan dulu di sungai. Garuda pergi meninggalkan tempat itu dan membawa Amerta kembali. Di perjalanan ia bertemu dengan Dewa Wisnu, meminta untuk Amerta diserahkan kembali ke para dewa. Dan Sang Garuda pun menjadi tunggangan Dewa Wisnu."
Gimana?
Paham, ora son?
Menurut hemat Ane, Garuda dijadikan sebagai maskot negara, yang lebih berhak itu India deh, ketimbang Indonesia