Kesehatan mental memang agaknya jarang kita perhatikan dan cermati. Berbeda dengan kesehatan fisik yang selalu kita jaga walaupun ada beberapa orang yang mengabaikan nya. Kesehatan mental sering kita acuhkan, karena gejala gangguan kesehatan mental seringkali kita sendiripun tak menyadarinya. Padahal orang di sekitar kita mengingatkan. Eh kamu jaga mental kamu, jangan sampai sakit. Wah mental mu parah neeh.. kacau mental Lo,,, dll. Lalu bagaimana sikap kita menanggapinya?.

Mental pemarah

Pada mental pemarah, bila dapat teguran atau nasihat serupa itu maka langsung deh sensi.
- level 1 tersinggung
- level 2 marah disertai umpatan
- level 3 caci maki tangan kaki gerak ikutan marah
- level 4 mungkin keburu ke kali
Nah, mental pemarah sebetulnya ada terdapat dalam setiap manusia, ada yang level tinggi ada yang levelnya rendah. Pada istilah jaman now mungkin bisa dikata tergantung sumbunya. Sumbu pendek level tinggi sumbu panjang level rendah kadar emosinya dan tinggi pengendalian diri. Di kesehatan mental emosi ini setiap kita cenderung tak bisa mengukurnya. Seringkali perasaan kita udah sabaaaaar bgt, namun orang lain menilai sebaliknya. Karena emosi sejatinya tergantung pada suasana hati. Namun apapun level mental kesehatan emosi kita coba kita kendalikan hari ini saja. Besok lusa serah dah 😎.

Mental pemalu

Mental pemalu apabila mendapatkan pernyataan dari orang lain sering menutup diri. Sungkan bergaul. Enggan bicara dan sebagainya. Akibatnya terkadang bisa malu maluin. Sampe kadang ada yang negur wah mental kamu parah nih. Lalu bagaimana rasanya jika kita memiliki mental pemalu ?.. mungkin akan mengiyakan, mungkin juga akan bertambah malu sehingga lebih menutup diri lagi dari dunia luar. Tentu buruk atau kurang baiklah setidaknya bila tertutup sangat. Malu boleh asal bener.
* Bagaimana bila kita berteman dengan orang yang bermental seperti ini. Saran sih, mestinya kita sangat berhati hati bila memberi koreksi ataupun sekedar saran untuk sahabat seperti ini. Karena bisa jadi kita cuma teman satu satunya, karena dia begitu tertutup untuk tak terbuka, atas keadaan sekitarnya.
* Lalu bagaimana mana bila kita sendiri yang memiliki mental pemalu yang sudah terlalu akut? . Saran aja, untuk yang memiliki mental terlalu pemalu harus sesering mungkin mengikuti kegiatan bersama yang positif tentunya. Dan pastikan bahwa setiap kegiatan yang hendak di ikuti merupakan kegiatan yang positif. Bukan kegiatan yang melanggar norma dan aturan.

Mental penipu

Orang yang memiliki mental penipu kadang tak bisa di deteksi orang lain. Namun dirinya tahu persis mental kepribadiannya seperti apa. Semangkon pandai orang menipu maka semangkon pula tahu atau mengenali dirinya. Sehingga sikap, gerak tubuh, ekspresi kulit sampai denyut nadinya pun bisa di kendalikan dalam keadaan apapun olehnya. Hal itu mungkin sering masuk dalam berita, seorang yang pandai menipu dengan kemampuan atau keahlian tingkat tinggi mampu menipu mesin pendeteksi kebohongan yang canggih sekalipun. Ilmu seperti ini terdapat juga dalam ilmu pengobatan self healing atau hipnosis dan sejenisnya.

Masih banyak jenis mental yang harus dijaga kesehatannya. Mental sakit atau mental negatif yang harus di jauhi mungkin akan di ulas dalam trit berikutnya. Kalo ingat dan sempat. Karena mental TAS sebenernya 🤔 yaa tebak sendirilah. Kalo yang mempelajari ilmu bahasa dan rakitan kata, mungkin saja bisa menebaknya.

Namun beberapa mental negatif berikut mesti kita renungkan:
- Mental Apatis
- Mental Dramatis
- Mental Narsis
- Mental Pesimis
- Mental Korup ia
Dan sejenisnya atau masih banyak lagi,. Kita renungkan akan kah kita kembangkan, peliharaan bahkan di wariskan ke generasi berikutnya. ?? Secara sadar mungkin kita jawab tidak. Namun waktu yang menjawab apakah ya atau tidak. Karena kedepannya generasi kita juga tergantung pada kesehatan mental kita saat ini.