Jakarta,gatra.com-Reksadana kini makin diminati sebagai salah satu instrumen investasi. Hal itu diungkapkan CEO Bareksa, Ady F Pangareng. Jumlah investor reksadana, menurut Ady,  meningkat pesat. Peningkatan ini dapat terlihat sejak tahun 2016 hingga sekarang.

Saat ini investor industri reksa dana Bareksa  mencapai 50.000 investor. Total jumlah investor reksa dana di Indonesia sendiri berada di kisaran 360.000 dengan pertumbuhan dana kelola sebesar 7%.
Ady  optimis dengan meningkatnya jumlah investor tahun ini, akan mendorong industri reksadana lebih baik. Baik buruknya kondisi reksadana, menurutnya tidak lepas dari kondisi perekonomian Indonesia. Sedangkan, dinamika usaha Bareksa ini terlihat dari besaran investasi.
Ady menjelaskan semakin tinggi investasi, akan berbanding lurus dengan hasil  juga resiko yang di dapatkan. Pasar uang merupakan contoh dari jenis investasi dengan resiko yang kecil. “Sejauh ini dari akhir 2016 hingga pertengahan tahun ini kondisi investasi cukup stabil dan risiko yang ada tidak terlalu besar,” jelas Ady saat ditemui di sela-sela acara Bareksa Fund Awards, Rabu(27/9) lalu.
 Persebaran Bareksa sendiri sudah meluas ke seluruh Indonesia. Penjulan reksadana oleh Bareksa ini memang menyasar pada pemberian akses pasar modal ke seluruh lapisan masyarakat. Investasi paling besar terletak pada marketplace seperti pembelian saham sedangkan untuk pembelian investasi terendah dapat dilakukan pada nominal Rp. 100.000 tanpa dikenakan biaya administrasi.
“Bahkan di gerai-gerai kami, investasi dapat dilakukan dengan pecahan yang lebih kecil lagi yaitu Rp. 10.000.” terangnya. Kemudahan lain yang ditawarkan Bareksa yaitu menyediakan sarana untuk menabung tanpa harus memiliki akun bank.
“Masyarakat diharapkan dapat mulai menabung pada reksa dana sebagai produk keuangan yang menawarkan potensi keuntungan di atas bunga tabungan biasa. Untuk masyaraat kelas bawah ditawarkan produk reksa dana yang relative aman dan memiliki return yang cukup tinggi sekitar 8,5 persen," tambah Ady.
 Bareksa juga memiliki tujuan untuk meningkatkan edukasi masyarakat akan usahanya. Hal ini ditunjukkan dengan memberikan kelas online secara cuma-cuma setiap minggunya. Kelas ini mempertemukan calon investor dengan Fund Manager Bareksa, juga kerap mengadakan pameran di universitas.
 “Reksadana ini kan masih terbilang jadi produk yang eksotik, maka pengenalan akan produk ini harus dilakukan secara terus-menerus sebab masih banyak yang belum mengetahui apa persisnya reksadana itu.” ungkap Ady.
 Untuk mendukung perkembangan industri jasa keuangan di bidang reksadana ini, Ady berharap pemerintah juga memberikan dukungannya.  “Saya melihat FinTech supaya menjadi scalable ini memang harus dilakukan full-online.”
 Melihat perkembangan FinTech Ady merasa optimis. Menurutnya, potensi di Indonesia luar biasa terlebih melihat peningkatan jumlah pengguna internet. “Capaian kami yang sekitar 50.000 investor tersebut dapat ditingkatkan kembali. Bareksa sendiri merupakan penjual reksadana terbesar kedua setelah Panin.” pungkas Ady.
 

Reporter: Aulia
Editor : Hendri Firzani

Sumber : http://www.gatra.com/ekonomi/finansi...ksadana-online

---


- Bank Indonesia Akan Terbitkan Aturan Payment System Kuartal IV 2017