Karya seni dapat digunakan oleh para kreatornya untuk menyatakan pandangan terhadap segala sesuatu yang menarik perhatian mereka. Pandangan itu pada gilirannya dapat berupa kritik terhadap situasi yang melingkupi para kreator seni. Kritik tersebut dapat ditujukan kepada pemerintah, masyarakat, atau bahkan bisa ditujukan kepada diri sendiri. Berangkat dari gagasan tersebut, karya seni dapat membuka atau memperluas perspektif masyarakat terhadap sesuatu yang berkaitan dengan hidup mereka, entah itu hal yang berkaitan dengan politik, ekonomi, pendidikan, ekosistem, maupun yang lainnya.

Seniman adalah orang yang peka dan tajam dalam mengamati lingkungan sekitarnya. Pengamatan yang mendalam ini pada gilirannya dapat menjadi suatu pengalaman yang diartikulasikan menjadi sebuah karya seni. Semakin tajam pengamatan yang dilakukan oleh seniman, akan semakin besar juga kemungkinan yang dimiliki oleh seniman tersebut untuk menciptakan karya yang menakjubkan dan menarik perhatian banyak orang di sekitarnya.

Berbeda dengan zaman saat seni masih menjadi milik para kaum aristokrat, saat ini seni sudah menjadi komoditi milik masyarakat luas. Jumlah seniman pun kian membludak, ditambah lagi dengan adanya lembaga-lembaga pendidikan yang mengkhususkan pengajaran seni. Maka dari itu, tidak aneh jika sebagian besar seniman mencoba untuk menciptakan sesuatu yang memiliki keunikan tersendiri agar karyanya dapat dilirik orang lain.

Meskipun begitu, seorang seniman asal Norwegia bernama Rune Guneriussen justru menampilkan instalasi seni karyanya di lokasi yang kemungkinan besar tidak akan dilihat oleh banyak orang. Pasalnya, Guneriussen membuat instalasi seni di alam bebas yang notabenenya berada dalam kondisi yang terpencil dari peradaban manusia. Dengan hanya menggunakan benda-benda sederhana seperti kursi, buku, dan lampu, Guneriussen mampu mempercantik suasana di alam bebas tanpa harus merusak keindahan alaminya. Nah, daripada nunggu lebih lama lagi, langsung aja kita kepoin instalasi seni karya Guneriussen di bawah ini!























Guneriussen menyatakan bahwa karya-karyanya itu berangkat dari gagasan bahwa kehidupan alam bebas harus bisa berimbang dengan kultur manusia. Kursi, lampu, dan buku, dianggap oleh Guneriussen sebagai lambang kemajuan manusia yang di sisi lain dapat menjauhkan kehidupan manusia dari alam sekitarnya. Karena itu, Guneriussen berupaya menyatukan dua hal yang berlawanan tersebut untuk menciptakan suatu harmoni antara alam bebas dengan kemajuan budaya manusia. Keren dan bermakna dalam, ya!