Ane untuk pertama kalinya memberanikan diri buat setelah sekian lama hanya jadi Silent Reader.
Ini cerita pertama ane tulis. Bisa dibilang cerita ini 50% nyata 50% fiksi.
Semoga agan2 sista2 menikmati cerita ane.
. Bagaimana keabsurdan kehidupan dia dan segala lika liku kehidupan yg dia alami.
*Dubraakk
Seketika pandangan gue gelap, seakan listrik rumah gue padam gara-gara vouchernya habis.
Entah berapa lama gue tidak sadarkan diri. Gue lupa apa yang terjadi sama diri gue. Saat membuka mata, gue berada di ruangan dengan langit-langit putih.
“Eeerrgh, gue dimana ni? Kok terang banget?”
“Kamu sedang di klinik dek”
Gue mencoba mencari asal suara yang menjawab pertanyaan gue tadi. Gue lihat banyak orang berada di sekeliling gue. Ada yang menangis, ada yang menatap dengan mata nanar, ada yang jualan mizone, ada yang salto di pojokan dan kegiatan absurd lainnya. Suara tadi ternyata datang dari ranjang di sebelah ranjang tempat gue terbaring. Dari seorang kakek yang sedang asik membaca koran di ranjang sebelah ranjang gue.
“Saya dimana kek?” tanya gue
“Adek ada di klinik. 1 jam yang lalu adek masuk ruangan ini.” Jawab si Kakek.
“Kakek disini kenapa kek?” tanya gue balik
“Situ kepo amat nanyain kakek disini ngapain.” Jawab si Kakek tidak mau kalah. Pengen gue tampol si kakek tapi gue takut kualat. Bodo amat sama ini kakek-kakek.
“Dek....?”
“Ya kek?”
“Oh masih dengerin, saya kira sudah ngambek. Ojo nesu tho cah lanang”
“...............”
“Kok diem dek? Sariawan? Panas dalam?”
“..............”
“Yowes tho kalau ngambek. Dasar anak muda zaman sekarang. Cepet ngambekan”
Mungkin kakek ini tidak sadar kalau omongan dia yang membuat gue males ngeladenin dia.
Sambil terbaring di ranjang klinik, gue pun coba mengingat apa yang terjadi sampai bisa masuk klinik. Hal terakhir yang gue bisa ingat gue lagi berdiri di bawah mistar gawang pas pertandingan futsal baru dimulai, lalu tiba-tiba semuanya gelap.
Tiba-tiba gak ada angin, gak ada hujan masuklah sesosok wanita yang gue kenal.
“Lu gak kenapa-kenapa kan? Lu bisa liat kan? Lu inget gue kan? Lu inget nama lu kan?” tanya wanita itu dengan cemas.
“Hmm, nama gue Fadli. Umur 21 tahun. Nama lu Rinda Mahesa Putri. Panggilan lu Ririn. Rumah lu Perum Griya Cipta blok EE nomer 7. Kita temenan sejak kelas 1 SMP. Nama bapak lu Rahardja, emak lu Linda. Ukuran br* 32B, d*****n favorit warna pink, tru............”
*Plaaaakkk
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi gue
“Sakit set******nn!!! Nampar kok pas banget di pipi gue kampret” teriak gue
Wanita itu pun menjawab
“Eh ib**s, gak juga gue minta lu inget sedetail itu kampret. Lu seneng ya bikin orang khawatir. Gue nih kesini mau liat keadaan lu, lah lu malah bikin gue malu. Disini banyak orang yang denger. Noh liat kakek-kakek sebelah pura-pura baca koran, padahal nguping. Kan kampret!”
Gue liat ke sebelah si kakek pasang muka pura-pura gak tau sambil siul-siul.
“Sorry-sorry, gue kebiasaan.”
“Rin, gue mau nanya. Gue kok bisa ada di klinik? Tadi perasaan gue lagi di pertandingan futsal deh.” tanya gue.
“Lu gak inget? Lu tadi pas pertandingan jadi kiper kena bola pas di muka terus lu pingsan. Pas baru menit 13 kejadiannya. Lu beneran gak inget Fad?” jawab Ririn.
“Rin, bisa gak lu gak ingetin gue sedetail itu?”
“Trus gimana pertandingannya? Tim gue kalah? Gue mesti pensiun main futsal? Kata dokter gue kenapa? TIDAAAAAAKKKKKK!!!”
“Gak juga lebay gitu Fad. Tim lu menang kok.....menangis kalah gara-gara kipernya menit 13 pingsan kepentok bola.”
Membayangkan semua itu, gue gak habis pikir. Salah apa gue mesti kepentok bola di muka. Trus tim futsal gue kalah. Kok bisa gue sesial ini. Apa karena gue terlahir di tanggal 13 hari Jum'at wage? Belum lagi di sebelah gue ada kakek-kakek labil dengan kadar kepo tingkat tinggi. Ditambah lagi besok gue mesti ngehadepin caci maki dari teman-teman. Gue kan hatinya rapuh, gampang hancur.
TIDAAAAAAKKKKK
“Udah Fad gak usah khawatir. Besok kampus libur kok.” Ririn berusaha nenangin gue seakan dia tau isi pikiran gue.
“Lah kok bisa libur?” tanya gue balik
“Ya iyalah libur Fad, kan besok minggu. Mana ada yang ngampus hari minggu coba.” jawab Ririn.
“..................................”
“Trus kata Dokter apa rin? Gue kapan boleh pulang?”
“Dokter bilang udah boleh pulang. Lagian lu gak luka apa-apa. Cuma pingsan doang.”
“Ya udah kalo gitu Fad gue duluan ya. Lu bisa sendiri kan? Gue masih banyak kerjaan di kampus. Gue tinggal ya. Daaah” Ririn pun beranjak meninggalkan ruangan tempat gue dirawat.
Setelah itu gue pun bangun dari ranjang untuk siap-siap pulang. Sebelum meninggalkan ruangan, kakek-kakek tadi memanggil gue
“Dek....?”
“Ya kek ada apa?”
“Tadi malam Manchester United kalah dek lawan Chelsea 0-4”pungkas si Kakek
“!@#$%^&**&$#!@#$%^&*()”
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
To be continued.......... つづく
Salam olahraga....eh.....