- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Travellers
Memandang Panorama Karimunjawa Dari Ketinggian Bukit Joko Tuo


TS
sukatour
Memandang Panorama Karimunjawa Dari Ketinggian Bukit Joko Tuo

Setelah sekian lama vakum dalam menggeluti dunia wisata, kini aku kembali lagi. Sekarang aku mulai dari wisata yang ada di tanah kelahiranku yaitu Kepulauan Karimunjawa. Aku bergegas menuju objek wisata bukit joko tuo yang ada di kota Karimunjawa, tepatnya sebelah barat SMPN 1 Karimunjawa.

Ada kejadian menarik saat mau masuk ke bukit joko tuo, seorang ibu yang gak aku ketahui namanya marah-marah disuruh bayar tiket masuk bukit joko tuo, maklum, sebelumnya aku hanya nyelonong aja mau masuk. Ibu itu marah-marah ngomong ini itu aku diem aja ndengerin, mungkin si ibu capek ngomongnya, gantian aku. Cukup singkat aja aku ngomongnya.
“Bu, aku ini orang karimunjawa”, kataku.
Si ibu hampir gak percaya, untung ada orang yang mengenalku, lalu bilang kalo aku ini beneran orang Karimunjawa. Maklum, aku jarang pulang ke tanah kelahiran, jadi jarang yang tahu. Dan sekedar informasinya aja, kalo masyarakat Karimunjawa gak kena biaya tiket masuk objek wisata. Kalo disuruh bayar pastinya lucu toh ya, masak ditanah sendiri kayak di daerahnya orang lain.
Setelah itu aku naik nih, bukan naik-naik ke puncak gunung, tapi naik-naik ke puncak bukit. Hhhhh, nama bukitnya “Bukit Joko Tuo”. Pasti pada penasaran nih, kenapa dinamakan bukit joko tuo. Bukit joko tuo itu bukan karena dulu ada seorang pemuda yang jomblo gak laku-laku yang tinggal di atas bukit ini, bukan itu jawabannya. Tapi, nama bukit joko tuo itu diambil dari nama ikan yakni “ikan joko tuo” ato tepatnya sih “ikan paus”.

Nah, penasaran lagi kan, ikan paus kok tiba-tiba ada di atas bukit, ajaib kan??. Sebenarnya, ikan paus (ikan joko tuo) itu udah mati dan tinggal tulangnya yang ditemukan warga di pinggir pantai, dan kemudian dipindah ke atas bukit atas permintaan dari pemilik tempat yang sekarang dinamakan bukit joko tuo. Itu kronologinya.
Kembali ke topik, setelah aku sampai diatas, aku memandang beberapa sudut Karimunjawa dari atas bukit joko tuo, dari atas bukit inilah aku bisa memandang seluruh area kota Karimunjawa, beberapa pulau-pulau kecil, dan aktivitas nelayan. Aku melihat dari jembatan pandang yang udah disediain. Ya, sebenarnya agak takut sih, terbayang kalo jembatan itu roboh bisa skydiving tanpa parasut. Karena jembatan pandang itu terbuat dari kayu.

Setelah puas, ganti lagi ke lambang love, meskipun nama bukitnya joko tuo, disini (bukit joko tuo) juga menawarkan suasana romantis, kalo bersama pasangan bisa asik poto-poto di sini. Sayangnya, sekarang lagi sendiri aja. Hhhhhhh.
Waktu naik ke lambang cinta ini juga gak kalah merinding, jembatan buat naik cuma sebatang kayu doang, adeehh, parah total dah, untung aku pemuda pemberani, meskipun agak merinding juga sih. Lumayan kan buat dokumentasi walau agak berbahaya. Asal hati-hati dan safety diutamakan.

Nah, geser lagi, aku temukan perahu sampan diatas bukit, unik dan terasa aneh. Mungkin perahu sampan ini punya makna tersendiri yaitu Karimunjawa dikelilingi lautan dan mayoritas penduduk Karimunjawa profesinya sebagai nelayan, itu mungkin filosofinya. Di perahu itu tertulis “Karimunjawa”. Ya lah, karena bukit joko tuo ada di Karimunjawa.

Bukan hanya perahu sampan dan lambang cinta, di bukit joko tuo juga terdapat tasbih raksasa dari batu. Wow, besaaar banget tuh tasbih. Itu kalo dibuat bertasbih gimana coba caranya. Untungnya gak dibuat bertasbih. Jadi, kamu gak perlu heran dah, yang penting di bukit joko tuo itu terdapat tasbih raksasa dan bisa buat cita rasa wisata tambah berkesan.
Selanjutnya buka sukatour.com
0
712
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan