- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pesan Jokowi ke pemuda RI: Bangun usaha, meskipun jualan martabak


TS
arbib
Pesan Jokowi ke pemuda RI: Bangun usaha, meskipun jualan martabak
Quote:
Apa yang bisa š ya kerjakan
Apa yang ragu š¤ ya coba dulu
Apa yang tak mampu di raih š ya tinggalkan dulu š
Ketiga hal ini masih terus menjadi kompas petunjuk arah bagi langkahku guna mengarungi pertandingan terbuka di bidang perniagaan terkini, jaman now new lah bahasa kaskuser nya. *Mungkin* ..
Pesan Presiden Jokowi ke ke kita semua sebagai pemuda di RI, agar bisa Bangun usaha, meskipun jualan martabak, pastilah ada saja yang menangapinya dengan pesimis atau bahkan ga optimis. Yang lebih lagi ada yang menebar nyiyir berbau amis, yang menyampaikan seolah setiap motivasi yang di dapat adalah najis. Sah saja sih, apapun tindakan atau tanggapan dalam menyikapi setiap motivasi yang datang tentu saja memiliki perbedaan. Dan juga kita hidup sebagai manusia memiliki pula kebebasan untuk mengeluarkan tanggapan.
Namun pada ulasaberita kali ini saya cuma mau mengajak pembaca, merenungi diri sendiri, bila kita sinis, pesimis, dan cuma bisa nyiyir ria, apa untungnya buat kita.
Apakah yang di sinisin merugi? ,.. š¤ nampaknya engga kan.
Jadi yang rugi akhirnya ya kita juga mas, bro, gan, sist. Seruan untuk belajar jadi pengusaha tentu akan sulit di sambut gembira ria, karena mental kita sebagai pekerja sudah terlanjur nyaman di tanamkan dari waktu kita kecil dulu.
Masih ingat kan kalimat berikut " sekolah yang bener nanti kalo sudah lulus biar dapat kerjaan enak". Mungkin semua pembaca di sini hampir pernah mendengarnya di masa lalu. Ataupun saat ini masih banyak juga orang tua yang menyampaikan kalimat yang sama kepada anak anaknya. Untuk itulah mulai sekarang rasanya perlu mengatakan kepada anak seperti ini " belajar yang bener nak, lalu cari tahu apa yang bisa kamu perbuat agar bisa menimbulkan banyak manfaat".
Pancingan untuk membuat sesuatu yang bermanfaat, perlu kita tanamkan kepada generasi penerus kita, karena yaaa,,, mungkin saat ini kita tak dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Mari kita sadari jika kita belum bisa berbuat yang bermanfaat bagi orang lain saat ini, masak sih, ketidak mampuannya kita itu mesti kita wariskan. Tegaaa betulll kalo iya.
Pekerja Enak Nunggu Gagasan Untuk Selamat Awalnya Ha ha ha A. Ya itulah pengertian kepanjangan dari pengusaha menurut wangsit yang saya dapat dari warung pangsit. Pengusaha itu enak, dari pada kamu kerja. Kalimat iming imung macam ni pastilah pernah pembaca temui. Ga salah sih, namun jika anda saat ini sudah bosan kerja dan mau melangkah mencoba usaha, cobalah pikirkan ini:
" pengusaha itu kerjanya, lebih berat, mikirnya lebih mumet, tindakan nya lebih cepat dan lebih capek melelahkan di banding dengan ketika kerja" .
Kalimat ini masih terus saya tanamkan dalam diri saya yang mencoba jadi pengusaha. Walaupun pengusaha yang baru belajar usaha.
Salah satu contoh yang di jalani adalah apa yang terus di kerjakan sampai dengan waktu menulis tanggapan berita ini. Saya kasih sedikit gambaran begini: pengusaha itu adalah saya sebagai pemilik, sebagai karyawan, sebagai pemasaran, sebagai kurir, sebagai customer servis, sebagai orang gudang, sebagai teknisi dll. Hmmm. Bisa dibilang ini sih single fighter ataw solo karir kira kira. Ini nomenklatur nya kalo ga salah adalah serabutan preneur, jadi mesti memiliki serabutan talent. Tapi ya begitulah, selama saya masih mampu untuk menjalani itu, ya saya namakan itu pengusaha. Walaupun dalam pengertian belantara rimba perniagaan atau samudera perdagangan tingkat tinggi tentu saja pengertian tersebut ga masuk atau tak dapat di akui di dunia akademisi ...
Ada kalimat yang berbunyi, kalo semua menjadi pengusaha lalu siapa yang kerja? . Pusingkan mikirin nya... Padahal yang harus di pupuk di sini adalah mental. Mental pengusaha. Sebagai contoh dan harapan, saya ambil contoh wakil rakyat. Salah satu tugas nya adalah merumuskan peraturan bagi kita untuk berbagai sektor, agar kita bisa hidup memiliki aturan yang baik dan benar.
Jika mereka memiliki mental pengusaha yang baik maka mereka akan mengusahakan membuat peraturan dengan kesungguhan hati, sepenuh hati. Jadi prestasi wakil rakyat akan nampak bermanfaat, dan bisa menjadi paduan kita untuk bertata tertib menjalani kehidupan keseharian kita. Mereka pasti setiap tahun nya mampu menghasilkan peraturan yang sangat bermanfaat buat kita. Itu sih menurut saya. Kalo menurut agan dan sista tentulah berbeda apa lagi menurut mereka. Tapi yaaa sudahlah. Kita kembali kepada diri masing masing lagi.
Lompat ke persaingan harga dan banyaknya penjual di banding pembeli seperti di era digital saat ini. Apakah agan dan sista sebagai penjual perlu risau,? jika pembeli produk yang di pasarkan ternyata satu persatu menjadi penjual juga š«. Saya mengajak menjawab tak perlu risau, tak perlu kau berlari, mengejar mimpi yang tak pasti, hari ini juga mimpi, maka biarkanlah dia datang di hatimu š UII,,,, š¤ begitulah kiranya menurut sebuah lirik lagu.
Persaingan harga dan kemunculan pesaing dengan bahan yang sama kita usahakan tak perlu dirisaukan. Kita punya mimpi yang lain juga punya impian. Persaingan ini secara alamiah akan membuat seleksi otomatis guna menyaring kualitas dan kelebihan kita satu sama lain nya. Tinggal saban hari bahkan setiap detik otak kita di paksa untuk berpikir bagai mana caranya agar kita bisa lebih baik dari dia.
Tapi sepanjang yang sudah di baca ini semuanya teori saja. Prakteknya ga semudah itu šŖ e - mang, susah, sulit, bisa sampe tekincit, kalo dikerjakan. Pemikiran ini ada benarnya juga sih.
Namun walaupun semua kendala itu benar dan fakta yang ada mari coba perhatikan dulu 1 kilogram beras. Cobalah membeli 1 kilogram beras misalnya di jual seharga 20.000, lalu masak dan bagi hingga š 20porsi. Lalu makan semuanya sampai habis tak tersisa š. Kenyang kan.. š. Kemudian berjalanlah ke warteg, berapa seporsi nasi putih tanyakan ke penjualnya. Setau ane kalo di Jakarta sekitar 2.000 an seporsinya. Lalu cari pembanding, di warung Padang biasanya seporsi 3-4rb. Masuk makan coba dalam mall coba cek harga nasi seporsi itu, biasanya 5-10rb. Masuk lagi ke hotel lima š mungkin harga seporsi nasi putih bisa mencapai 20rb. Perhatikan perjalanan agan disitu akan ketemu jawabannya. Dan benang merah mengapa persaingan tak perlu di risaukan. Jika agan dan sista tak memperoleh perbedaan sama sekali dari perjalanan beras hingga hotel lima š, serta memetik secuil pun pelajaran,, šÆ maka itulah yang harus di risaukan.
Sementara cukup ini dulu sambutan kata sepatah singkat sebagai sirih sekapur kalo bahasa lamanya, guna membawa agan dan sista membaca berita utamanya. Maaf bila kalimat dan untaian kata menghantar berita cuma sekilas saja, karena sifatnya cuma sekedar bumbu berita utama saja. Kita lanjutkan tengok beritanya gan š
š¦
Apa yang ragu š¤ ya coba dulu
Apa yang tak mampu di raih š ya tinggalkan dulu š
Ketiga hal ini masih terus menjadi kompas petunjuk arah bagi langkahku guna mengarungi pertandingan terbuka di bidang perniagaan terkini, jaman now new lah bahasa kaskuser nya. *Mungkin* ..
Pesan Presiden Jokowi ke ke kita semua sebagai pemuda di RI, agar bisa Bangun usaha, meskipun jualan martabak, pastilah ada saja yang menangapinya dengan pesimis atau bahkan ga optimis. Yang lebih lagi ada yang menebar nyiyir berbau amis, yang menyampaikan seolah setiap motivasi yang di dapat adalah najis. Sah saja sih, apapun tindakan atau tanggapan dalam menyikapi setiap motivasi yang datang tentu saja memiliki perbedaan. Dan juga kita hidup sebagai manusia memiliki pula kebebasan untuk mengeluarkan tanggapan.
Namun pada ulasaberita kali ini saya cuma mau mengajak pembaca, merenungi diri sendiri, bila kita sinis, pesimis, dan cuma bisa nyiyir ria, apa untungnya buat kita.
Apakah yang di sinisin merugi? ,.. š¤ nampaknya engga kan.
Jadi yang rugi akhirnya ya kita juga mas, bro, gan, sist. Seruan untuk belajar jadi pengusaha tentu akan sulit di sambut gembira ria, karena mental kita sebagai pekerja sudah terlanjur nyaman di tanamkan dari waktu kita kecil dulu.
Masih ingat kan kalimat berikut " sekolah yang bener nanti kalo sudah lulus biar dapat kerjaan enak". Mungkin semua pembaca di sini hampir pernah mendengarnya di masa lalu. Ataupun saat ini masih banyak juga orang tua yang menyampaikan kalimat yang sama kepada anak anaknya. Untuk itulah mulai sekarang rasanya perlu mengatakan kepada anak seperti ini " belajar yang bener nak, lalu cari tahu apa yang bisa kamu perbuat agar bisa menimbulkan banyak manfaat".
Pancingan untuk membuat sesuatu yang bermanfaat, perlu kita tanamkan kepada generasi penerus kita, karena yaaa,,, mungkin saat ini kita tak dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Mari kita sadari jika kita belum bisa berbuat yang bermanfaat bagi orang lain saat ini, masak sih, ketidak mampuannya kita itu mesti kita wariskan. Tegaaa betulll kalo iya.
Pekerja Enak Nunggu Gagasan Untuk Selamat Awalnya Ha ha ha A. Ya itulah pengertian kepanjangan dari pengusaha menurut wangsit yang saya dapat dari warung pangsit. Pengusaha itu enak, dari pada kamu kerja. Kalimat iming imung macam ni pastilah pernah pembaca temui. Ga salah sih, namun jika anda saat ini sudah bosan kerja dan mau melangkah mencoba usaha, cobalah pikirkan ini:
" pengusaha itu kerjanya, lebih berat, mikirnya lebih mumet, tindakan nya lebih cepat dan lebih capek melelahkan di banding dengan ketika kerja" .
Kalimat ini masih terus saya tanamkan dalam diri saya yang mencoba jadi pengusaha. Walaupun pengusaha yang baru belajar usaha.
Salah satu contoh yang di jalani adalah apa yang terus di kerjakan sampai dengan waktu menulis tanggapan berita ini. Saya kasih sedikit gambaran begini: pengusaha itu adalah saya sebagai pemilik, sebagai karyawan, sebagai pemasaran, sebagai kurir, sebagai customer servis, sebagai orang gudang, sebagai teknisi dll. Hmmm. Bisa dibilang ini sih single fighter ataw solo karir kira kira. Ini nomenklatur nya kalo ga salah adalah serabutan preneur, jadi mesti memiliki serabutan talent. Tapi ya begitulah, selama saya masih mampu untuk menjalani itu, ya saya namakan itu pengusaha. Walaupun dalam pengertian belantara rimba perniagaan atau samudera perdagangan tingkat tinggi tentu saja pengertian tersebut ga masuk atau tak dapat di akui di dunia akademisi ...
Ada kalimat yang berbunyi, kalo semua menjadi pengusaha lalu siapa yang kerja? . Pusingkan mikirin nya... Padahal yang harus di pupuk di sini adalah mental. Mental pengusaha. Sebagai contoh dan harapan, saya ambil contoh wakil rakyat. Salah satu tugas nya adalah merumuskan peraturan bagi kita untuk berbagai sektor, agar kita bisa hidup memiliki aturan yang baik dan benar.
Jika mereka memiliki mental pengusaha yang baik maka mereka akan mengusahakan membuat peraturan dengan kesungguhan hati, sepenuh hati. Jadi prestasi wakil rakyat akan nampak bermanfaat, dan bisa menjadi paduan kita untuk bertata tertib menjalani kehidupan keseharian kita. Mereka pasti setiap tahun nya mampu menghasilkan peraturan yang sangat bermanfaat buat kita. Itu sih menurut saya. Kalo menurut agan dan sista tentulah berbeda apa lagi menurut mereka. Tapi yaaa sudahlah. Kita kembali kepada diri masing masing lagi.
Lompat ke persaingan harga dan banyaknya penjual di banding pembeli seperti di era digital saat ini. Apakah agan dan sista sebagai penjual perlu risau,? jika pembeli produk yang di pasarkan ternyata satu persatu menjadi penjual juga š«. Saya mengajak menjawab tak perlu risau, tak perlu kau berlari, mengejar mimpi yang tak pasti, hari ini juga mimpi, maka biarkanlah dia datang di hatimu š UII,,,, š¤ begitulah kiranya menurut sebuah lirik lagu.
Persaingan harga dan kemunculan pesaing dengan bahan yang sama kita usahakan tak perlu dirisaukan. Kita punya mimpi yang lain juga punya impian. Persaingan ini secara alamiah akan membuat seleksi otomatis guna menyaring kualitas dan kelebihan kita satu sama lain nya. Tinggal saban hari bahkan setiap detik otak kita di paksa untuk berpikir bagai mana caranya agar kita bisa lebih baik dari dia.
Tapi sepanjang yang sudah di baca ini semuanya teori saja. Prakteknya ga semudah itu šŖ e - mang, susah, sulit, bisa sampe tekincit, kalo dikerjakan. Pemikiran ini ada benarnya juga sih.
Namun walaupun semua kendala itu benar dan fakta yang ada mari coba perhatikan dulu 1 kilogram beras. Cobalah membeli 1 kilogram beras misalnya di jual seharga 20.000, lalu masak dan bagi hingga š 20porsi. Lalu makan semuanya sampai habis tak tersisa š. Kenyang kan.. š. Kemudian berjalanlah ke warteg, berapa seporsi nasi putih tanyakan ke penjualnya. Setau ane kalo di Jakarta sekitar 2.000 an seporsinya. Lalu cari pembanding, di warung Padang biasanya seporsi 3-4rb. Masuk makan coba dalam mall coba cek harga nasi seporsi itu, biasanya 5-10rb. Masuk lagi ke hotel lima š mungkin harga seporsi nasi putih bisa mencapai 20rb. Perhatikan perjalanan agan disitu akan ketemu jawabannya. Dan benang merah mengapa persaingan tak perlu di risaukan. Jika agan dan sista tak memperoleh perbedaan sama sekali dari perjalanan beras hingga hotel lima š, serta memetik secuil pun pelajaran,, šÆ maka itulah yang harus di risaukan.
Sementara cukup ini dulu sambutan kata sepatah singkat sebagai sirih sekapur kalo bahasa lamanya, guna membawa agan dan sista membaca berita utamanya. Maaf bila kalimat dan untaian kata menghantar berita cuma sekilas saja, karena sifatnya cuma sekedar bumbu berita utama saja. Kita lanjutkan tengok beritanya gan š
š¦
Quote:
Presiden Joko Widodo mendorong pemuda Indonesia untuk membangun usaha yang berkembang dengan memanfaatkan gaya hidup saat ini.
"Sekarang kan menjadi gaya hidup anak-anak muda sekarang nongkrong di warung kopi dan banyak yang bawa laptop, bawa smartphone minumnya kopi hitam, bisa cappuccino atau 'blended coffee' dan rasanya sekarang juga macam-macam. Saya kira inovasi-inovasi seperti ini yang ke depan merupakan peluang besar kita," kata Presiden seperti dikutip dari Antara, Senin (2/10).
Secara langsung, Kepala Negara mengajak pemuda juga untuk membuka usaha yang mengenalkan produk Indonesia mendunia. Salah satunya seperti jualan martabak. "Coba loncatlah. Meskipun jualan martabak, tapi ya bisa meloncat. Kan ya martabak internasional,seperti itu loh. Meskipun martabak, ada brand yang lebih baik. Sekarang kan yang kita jual bukan fixed asset, light asset, tapi 'brand value' yang kita jual saat ini," kata Jokowi.
Dalam pandangan Jokowi, usaha makanan atau minuman di Indonesia yang dirintis oleh pemuda di Indonesia memiliki potensi perkembangan yang baik. "Tapi sekali lagi ini kompetisi persaingan dan pertarungan antar brand itu sangat cepat sekali," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Di lain hal, Jokowi mendorong pebisnis minuman kopi Tanah Air untuk mempromosikan sektor hulu industri kopi di Indonesia.
"Menurut saya yang lebih penting, keuntungannya justru jauh lebih banyak apabila kita bisa melihat proses bisnisnya sampai betul-betul tersajikannya kopi itu di pembeli atau konsumen. Karena justru keuntungan yang terbesar ada di situ," katanya.
Presiden mengatakan, budidaya kopi penting untuk dilakukan. Namun dengan promosi di sektor hulu akan mengangkat harga komoditas bagi petani kopi. Presiden juga mengajak semua pemangku kepentingan industri kopi untuk membesarkan nama Indonesia di tingkat global melalui sejumlah varietas kopi yang beragam.
"Saya kira banyak daerah-daerah baik di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur termasuk di Papua memiliki kesempatan untuk membesarkan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar di dunia karena memang lahannya ada," ujar Presiden.
https://m.merdeka.com/uang/pesan-jok...-martabak.html
Sebagai kalimat penutup maka saya sampaikan terima kasih karena telah membacanya
Hormat Kami

TS
UPDATE ++
Quote:
Original Posted By tgenimāŗ
Spoiler for Contoh bisnis yang sulit kita pikirkan:
Ide bisnis memang bisa datang dari mana saja. Bagi penduduk yang tinggal di dataran tinggi di Tibet, China, sebuah bisnis bahkan bisa dijalankan tanpa modal.

Udara dingin yang bisa dirasakan dari atas gunung tentu menjadi barang langka terutama bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan. Inilah akhirnya yang mendasari kakak beradik asal Negeri Tirai Bambu untuk berjualan produk terobosan terbaru.

Berbeda dengan bisnis pada umumnya, produk yang dijual kakak beradik ini adalah hawa pegunungan. Produk tersebut mereka jual secara online dengan harga 15 yuan atau setara Rp 30 ribu.

Dilansir dari Shanghaiist, Selasa (3/10/2017), alasan mereka menjual udara segar pegunungan ini bukan hanya agar masyarakat kota bisa merasakan. Sang kakak beradik juga ingin menarik perhatian orang-orang agar lebih menghargai dan menjaga lingkungan.

Ide bisnis uniknya pun mendapat respons beragam dari warganet. Banyak dari mereka yang tidak setuju bahwa produk ini menjaga lingkungan karena kemasannya yang dijual menggunakan plastik.

"Produk yang menipu, udara adalah milik Bumi, bagaimana Anda bisa menjadikannya sebagai milik pribadi Anda dan menjualnya?" tulis salah satu warganet.

Meski demikian, ide bisnis yang dilakukan duo kakak beradik ini ternyata bukan pertama kali dilakukan. Sebelumnya, seorang warga Swiss pernah ada yang coba mengomersialkan udara segar Swiss.

Adalah John Green, warga ekspatriat Inggris yang telah 20 tahun tinggal di Basel, bulan lalu mulai membotolkan udara pegunungan Swiss. Dengan label "Mountain Air from Switzerland", Green menjual botol udara Swiss dengan berbagai ukuran dan harga.

Untuk botol 500 ml dibanderol US$ 97 (Rp 1,2 juta), 1 liter seharga US$ 167 (Rp 2,2 juta), dan 3 liter dihargai US$ 247 (Rp 3,6 juta). Botol-botol itu bisa dibeli secara online dan siap dikirim ke berbagai negara di seluruh dunia.
gambar hanya menyesuaiokan sebagai penghias cerita saja
http://bisnis.liputan6.com/read/3114...gan-via-online
Soal kemiskinan yang katanya meningkat:

Udara dingin yang bisa dirasakan dari atas gunung tentu menjadi barang langka terutama bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan. Inilah akhirnya yang mendasari kakak beradik asal Negeri Tirai Bambu untuk berjualan produk terobosan terbaru.

Berbeda dengan bisnis pada umumnya, produk yang dijual kakak beradik ini adalah hawa pegunungan. Produk tersebut mereka jual secara online dengan harga 15 yuan atau setara Rp 30 ribu.

Dilansir dari Shanghaiist, Selasa (3/10/2017), alasan mereka menjual udara segar pegunungan ini bukan hanya agar masyarakat kota bisa merasakan. Sang kakak beradik juga ingin menarik perhatian orang-orang agar lebih menghargai dan menjaga lingkungan.

Ide bisnis uniknya pun mendapat respons beragam dari warganet. Banyak dari mereka yang tidak setuju bahwa produk ini menjaga lingkungan karena kemasannya yang dijual menggunakan plastik.

"Produk yang menipu, udara adalah milik Bumi, bagaimana Anda bisa menjadikannya sebagai milik pribadi Anda dan menjualnya?" tulis salah satu warganet.

Meski demikian, ide bisnis yang dilakukan duo kakak beradik ini ternyata bukan pertama kali dilakukan. Sebelumnya, seorang warga Swiss pernah ada yang coba mengomersialkan udara segar Swiss.

Adalah John Green, warga ekspatriat Inggris yang telah 20 tahun tinggal di Basel, bulan lalu mulai membotolkan udara pegunungan Swiss. Dengan label "Mountain Air from Switzerland", Green menjual botol udara Swiss dengan berbagai ukuran dan harga.

Untuk botol 500 ml dibanderol US$ 97 (Rp 1,2 juta), 1 liter seharga US$ 167 (Rp 2,2 juta), dan 3 liter dihargai US$ 247 (Rp 3,6 juta). Botol-botol itu bisa dibeli secara online dan siap dikirim ke berbagai negara di seluruh dunia.
gambar hanya menyesuaiokan sebagai penghias cerita saja

http://bisnis.liputan6.com/read/3114...gan-via-online
Soal kemiskinan yang katanya meningkat:
Quote:
Diubah oleh Kaskus Support 15 07-11-2017 03:44




tien212700 dan caricewek memberi reputasi
3
64.2K
Kutip
211
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan