- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pesta Dangdut, Sambil Mabuk dan Berujung Maut di Serang


TS
arbib
Pesta Dangdut, Sambil Mabuk dan Berujung Maut di Serang
Spoiler for Berita Duka:
Pesta dangdut berujung maut kembali terjadi, kali ini di Serang, Banten. Seorang pemuda dalam keributan pesta dangdut dan mabuk-mabukan tewas karena ditikam.
Dede Hidayatullah (26), warga Pager Agung, Kota Serang, tewas setelah mendapat tusukan di bagian perut. Ia ditusuk oleh seseorang seusai keributan di pesta dangdut di kampungnya.
Kakak mendiang yang bernama Ahmad Robi bercerita kejadian itu bermula saat Dede menghadiri konser dangdut di kampungnya. Pada Sabtu (30/9) sekitar pukul 23.30 WIB, terjadi keributan dan seseorang menusuk perut korban. Keluarga kemudian membawa korban ke ruang gawat darurat Rumah Sakit Hermina di Ciruas, Kabupaten Serang.
Setelah korban mendapat penanganan awal dan diberi obat, menurut pengakuan keluarga, pihak dokter kemudian merekomendasikan agar korban dioperasi di bagian usus. Keluarga mengaku diminta menyediakan uang sebesar Rp 13 juta untuk operasi.
"Kalau malam itu ditangani harus ada Rp 13 juta. Waktu itu jam 2 malam kan. Uang dari mana, bingung kita," katanya saat bercerita kepada wartawan di Kota Serang, Selasa (3/10/2017).
Beberapa anggota keluarga yang waktu itu ikut mengantar akhirnya pulang ke rumah untuk mencari tambahan. Namun, karena sudah larut, pihak keluarga hanya menemukan emas seberat 7 gram. Keluarga juga mengaku tidak bisa menggunakan BPJS.
Robi mengatakan ayahnya bernama Samsuri dan bekerja di kawasan Senen, Jakarta. Kartu BPJS milik korban ada di tangan bapaknya yang kebetulan baru datang sekitar subuh di Serang.
Samsuri sendiri, kepada wartawan, mengatakan, begitu sampai di Serang, ia tidak berkomunikasi dengan dokter, melainkan langsung mengurus anaknya.
"Nggak komunikasi sama dokter, anak saya nahan sakit terus," katanya.
Sekitar pukul 08.00 WIB pada Minggu (1/10), korban kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Bedah Benggala di Kota Serang. Di sana Dede sempat mendapat perawatan dan sempat ingin dioperasi.
Namun, menurut keluarga, dokter mengatakan kondisi korban lemah dan perlu dibawa ke ruang ICU terlebih dahulu. Robi menjelaskan adiknya kemudian meninggal sekitar pukul 05.00 WIB pagi pada Senin (2/10).
Pihak Rumah Sakit Hermina, saat dimintai konfirmasi mengenai ini, mengatakan permasalahan penanganan pasien untuk operasi bukan karena uang. Berdasarkan investigasi sementara yang dilakukan rumah sakit, pasien dalam keadaan mabuk.
"Bukan masalah deposit, pasien mabuk tidak sadar. Kalau mau (operasi, red) kita tidak bisa minta persetujuan," kata dr Yulivitri, Manager Marketing dan Mutu Akreditasi Rumah Sakit Hermina Ciruas, saat dimintai konfirmasi.
Menurutnya, kewajiban pengambilan tindakan itu kemudian berpindah ke keluarga. Namun, karena yang datang malam itu adalah teman-temannya yang juga dalam kondisi mabuk, akhirnya yang datang pun tidak ada yang berani melakukan tindakan operasi.
"Operasi, harus ada persetujuan keluarga. Ke pasien tidak mungkin karena dipengaruhi alkohol. Tidak ada satu pun yang berani melakukan tindakan operasi," tambahnya.
Apalagi, menurut Yuli, ada Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, yang mengatur dan membatasi pasien mendapat layanan BPJS. Termasuk seseorang yang terpengaruh alkohol.
"Dari malam sebenarnya sudah diinfokan mabuk dipengaruhi alkohol, bukan rumah sakit yang tidak mau menggunakan BPJS. Tapi aturan yang membatasi bahwa pasien dengan kondisi tersebut tidak bisa di-cover BPJS," ujarnya.
Dede Hidayatullah (26), warga Pager Agung, Kota Serang, tewas setelah mendapat tusukan di bagian perut. Ia ditusuk oleh seseorang seusai keributan di pesta dangdut di kampungnya.
Kakak mendiang yang bernama Ahmad Robi bercerita kejadian itu bermula saat Dede menghadiri konser dangdut di kampungnya. Pada Sabtu (30/9) sekitar pukul 23.30 WIB, terjadi keributan dan seseorang menusuk perut korban. Keluarga kemudian membawa korban ke ruang gawat darurat Rumah Sakit Hermina di Ciruas, Kabupaten Serang.
Setelah korban mendapat penanganan awal dan diberi obat, menurut pengakuan keluarga, pihak dokter kemudian merekomendasikan agar korban dioperasi di bagian usus. Keluarga mengaku diminta menyediakan uang sebesar Rp 13 juta untuk operasi.
"Kalau malam itu ditangani harus ada Rp 13 juta. Waktu itu jam 2 malam kan. Uang dari mana, bingung kita," katanya saat bercerita kepada wartawan di Kota Serang, Selasa (3/10/2017).
Beberapa anggota keluarga yang waktu itu ikut mengantar akhirnya pulang ke rumah untuk mencari tambahan. Namun, karena sudah larut, pihak keluarga hanya menemukan emas seberat 7 gram. Keluarga juga mengaku tidak bisa menggunakan BPJS.
Robi mengatakan ayahnya bernama Samsuri dan bekerja di kawasan Senen, Jakarta. Kartu BPJS milik korban ada di tangan bapaknya yang kebetulan baru datang sekitar subuh di Serang.
Samsuri sendiri, kepada wartawan, mengatakan, begitu sampai di Serang, ia tidak berkomunikasi dengan dokter, melainkan langsung mengurus anaknya.
"Nggak komunikasi sama dokter, anak saya nahan sakit terus," katanya.
Sekitar pukul 08.00 WIB pada Minggu (1/10), korban kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Bedah Benggala di Kota Serang. Di sana Dede sempat mendapat perawatan dan sempat ingin dioperasi.
Namun, menurut keluarga, dokter mengatakan kondisi korban lemah dan perlu dibawa ke ruang ICU terlebih dahulu. Robi menjelaskan adiknya kemudian meninggal sekitar pukul 05.00 WIB pagi pada Senin (2/10).
Pihak Rumah Sakit Hermina, saat dimintai konfirmasi mengenai ini, mengatakan permasalahan penanganan pasien untuk operasi bukan karena uang. Berdasarkan investigasi sementara yang dilakukan rumah sakit, pasien dalam keadaan mabuk.
"Bukan masalah deposit, pasien mabuk tidak sadar. Kalau mau (operasi, red) kita tidak bisa minta persetujuan," kata dr Yulivitri, Manager Marketing dan Mutu Akreditasi Rumah Sakit Hermina Ciruas, saat dimintai konfirmasi.
Menurutnya, kewajiban pengambilan tindakan itu kemudian berpindah ke keluarga. Namun, karena yang datang malam itu adalah teman-temannya yang juga dalam kondisi mabuk, akhirnya yang datang pun tidak ada yang berani melakukan tindakan operasi.
"Operasi, harus ada persetujuan keluarga. Ke pasien tidak mungkin karena dipengaruhi alkohol. Tidak ada satu pun yang berani melakukan tindakan operasi," tambahnya.
Apalagi, menurut Yuli, ada Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, yang mengatur dan membatasi pasien mendapat layanan BPJS. Termasuk seseorang yang terpengaruh alkohol.
"Dari malam sebenarnya sudah diinfokan mabuk dipengaruhi alkohol, bukan rumah sakit yang tidak mau menggunakan BPJS. Tapi aturan yang membatasi bahwa pasien dengan kondisi tersebut tidak bisa di-cover BPJS," ujarnya.

Quote:
Pelanggaran hukum seperti mabuk mabukan , miras , tawuran, dan serupa lainya, rasanya hampir semua asuransi menolak klaim akibat hal tersebut. Jadi mesti kita perhatikan jika kita punya polis perlindungan asuransi apapun itu bentuknya biasanya kewajiban penyedia layanan menolak bila resiko pertanggungan yang akan mereka bayarkan di sebabkan oleh faktor kesengajaan atau tindakan pelanggaran hukum.

Jalan terbaik agar kasus kejadian serupa ini tak terulang ya, sebaiknya jauhin lah jenis Mirasantika yang bisa membawa bencana. Walaupun sudah terbukti dan bejibun bukti bahwa itu bisa menimbulkan ragam bencana tapi anehnya banyak yang suka. Bingung juga ya gan.

Mabok sambil goyang, sengol sana sengol sini kadang membuat lupa diri. Lupa diri yang di sengol ga terima ya terjadilah senggol basah kalo bahasa kampung kami itu. Yang sengol sengon saling betujah. Yang jadi korban menimbulkan kesedihan yang jadi pelaku menjadi buruan hukum dan dendam keluarga korban. Kejadian serupa ini selalu sering terjadi walaupun semuanya sudah menyadari bahwa kejadian serupa ini cuma menghasilkan hal yang menyedihkan. Perkelahian dalam pepatah mengatakan menang jadi arang kalah jadi abu, padahal sebetulnya kita bisa menjadi kayu yang memberikan manfaat sebagai salah satu penunjang atau penopang berdirinya sebuah kehidupan.
Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua agar tak melakukan hal yang sia sia dalam langkah keseharian kita. Dari pada kita melakukan hal yang kurang bermanfaat, mending ngaskus aja yuuk, cuma jangan rusuh juga, kita tebarkan saja yang bisa berguna. miinimal berguna buat kita sendiri

Quote:
Di beberapa jenis perlindungan asuransi pun jenis kecelakaan bisa di batalkan apabila kecelakaan terjadi akibat dari keteledoran, kelalaian dan faktor kesengajaan. Bahkan bila seorang pengemudi yang mengemudikan kendaraan tanpa Surat Ijin Mengemudi atau SIM nya tidak berlaku lagi, biasanya juga akan di tolak klaim asuransinya. Nah apalagi dalam kasus seperti ini.
Korban sebelumnya sudah tahu sebetulnya apa resikonya miras Santika. Bukankah lagunya bang Roma sudah mengingatkan kita untuk menjauhi itu.
Ketika di bawa ke rumah sakit dalam keadaan mabuk, pihak RS bingung mau ambil tindakan apa. Pasien datang dalam keadaan mabuk, yang mengantar pun dalam keadaan tak sepenuhnya sadar.
Korban sebelumnya sudah tahu sebetulnya apa resikonya miras Santika. Bukankah lagunya bang Roma sudah mengingatkan kita untuk menjauhi itu.
Ketika di bawa ke rumah sakit dalam keadaan mabuk, pihak RS bingung mau ambil tindakan apa. Pasien datang dalam keadaan mabuk, yang mengantar pun dalam keadaan tak sepenuhnya sadar.
Jalan terbaik agar kasus kejadian serupa ini tak terulang ya, sebaiknya jauhin lah jenis Mirasantika yang bisa membawa bencana. Walaupun sudah terbukti dan bejibun bukti bahwa itu bisa menimbulkan ragam bencana tapi anehnya banyak yang suka. Bingung juga ya gan.

Mabok sambil goyang, sengol sana sengol sini kadang membuat lupa diri. Lupa diri yang di sengol ga terima ya terjadilah senggol basah kalo bahasa kampung kami itu. Yang sengol sengon saling betujah. Yang jadi korban menimbulkan kesedihan yang jadi pelaku menjadi buruan hukum dan dendam keluarga korban. Kejadian serupa ini selalu sering terjadi walaupun semuanya sudah menyadari bahwa kejadian serupa ini cuma menghasilkan hal yang menyedihkan. Perkelahian dalam pepatah mengatakan menang jadi arang kalah jadi abu, padahal sebetulnya kita bisa menjadi kayu yang memberikan manfaat sebagai salah satu penunjang atau penopang berdirinya sebuah kehidupan.
Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua agar tak melakukan hal yang sia sia dalam langkah keseharian kita. Dari pada kita melakukan hal yang kurang bermanfaat, mending ngaskus aja yuuk, cuma jangan rusuh juga, kita tebarkan saja yang bisa berguna. miinimal berguna buat kita sendiri
Diubah oleh arbib 03-10-2017 11:43


bangdiego memberi reputasi
1
17.1K
Kutip
38
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan