- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pemberontakan DI/TII di Berbagai Daerah Indonesia


TS
vizum78
Pemberontakan DI/TII di Berbagai Daerah Indonesia


Kita selalu saja di suguhi dengan teriakan hanya satu pemberontakan di negara ini yaitu PKI

Tapi kita melupakan pemberontakan2 yg lain yg sesungguhnya menimbulkan korban nyawa manusia yg cukup banyak gan

Kali ini ane akan suguhi salah satu contohnya,pemberontakan yg memakan banyak korban di negeri ini ,
yg pasti dri berbagai suku dan agama para korbannya,
ane rangkum dengan kisah2 yg lainnya yg masih berhubungan dengan gerakan tersebut

Mari kita simak kisahnya gan

Spoiler for kata pengantar:
DarulIslam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)resmi berdiri tanggal 7 Agustus 1949.
Akan tetapi, akar sejarahnya telah ada sejak zaman Jepang, pada saat datang keinginan untuk menciptakan negara berdasarkan Islam.
Dewan Imamah (Penasihat) DI/TII adalah Soekarmadji Maridjan Kartosuwirjo.
Rongrongan atas keamanan dalam negeri juga dilakukan DI/TII.
Pemberontakan DI/TII merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mendirikan negara Islam di Indonesia.
Pemberontakan DI/TII timbul di beberapa daerah di Indonesia, antara lain adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Aceh.
Akan tetapi, akar sejarahnya telah ada sejak zaman Jepang, pada saat datang keinginan untuk menciptakan negara berdasarkan Islam.
Dewan Imamah (Penasihat) DI/TII adalah Soekarmadji Maridjan Kartosuwirjo.
Rongrongan atas keamanan dalam negeri juga dilakukan DI/TII.
Pemberontakan DI/TII merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mendirikan negara Islam di Indonesia.
Pemberontakan DI/TII timbul di beberapa daerah di Indonesia, antara lain adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Aceh.
Spoiler for 1. Pemberontakan DI/TII di JawaBarat:

Akan tetapi, anggota Hizbullah dan Sabilillah tidak mengikuti ketentuan perundingan Renville.
kedua laskar itu berada di bawah pengaruh Seoekarmadji Maridjan Kartosuwirjo.
Semula Kartosuwirjo ikut bergerilya di daerah Jawa Barat. Ia ingin membentuk negara Islam lepas dari Republik Indonesia.
Untuk itu ia menghimpun orang-orang yang setia kepadanya untuk masuk tentara DarulIslam.
Pada tanggal 4 Agustus 1949 Kartosuwirjo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).Tindakan Kartosuwirjo itu membahayakan persatuan dan kesatuan nasional.
Rakyat pun sangat dirugikan karena Kartosuwirjo dan anggotanya melakukan teror, pembunuhan, pengrusakan, dan pengambilan harta kekayaan masyarakat secara paksa.
Penumpasan Gerakan DI/TII di Jawa Barat memakan waktu yang lama. Baru pada tahun 1960-an, Divisi Siliwangi mulai melancarkan operasi secara terstruktur dan besar-besaran.
Dengan dibantu rakyat dalam operasi"Pagar Betis", pada saat tahun 1962 gerombolan DI/TII akhirnya bisa dihancurkan. Kartosuwirjo dapat ditangkap di Gunung Geber, ia kemudian di hukum mati.
Spoiler for Pemberontakan DI/TII di JawaTengah:

Selanjutnya ia berhasil mempengaruhi laskar Hizbullah yang ingin bergabung dengan TNI di Tegal.
Amir Fatah kemudian memproklamasikan diri dan bergabung dengan DI/TII Kartosuwirjo tanggal 23 Agustus 1949.
Mereka membentuk pemerintah tandingan di daerahnya.Gerakan yang sama juga ada di Kebumen. Pemimpinnya adalah Mohammad Mahfu'dh Abdulrachman atau yang lebih dikenal dengan nama Kiai Sumolangu.
Gerakannya juga merupakan penerus DI/TII Kartosuwirjo dengan markas di Brebes dan Tegal.
Pemerintah lalu membentuk pasukan Benteng Raiders untuk menghadapi gerakan tersebut. Dengan pasukan ini, pemerintah menggelar operasi Gerakan Banteng Negara.
Sisa-sisa gerakan DI/TII di Jawa Tengah kemudian berhasil dikalahkan oleh pemerintah melalui Operasi Guntur.
Pada mulanya gerakan DI/TII di Jawa Tengah sudah mulai terdesak oleh TNI. Namun, pada bulan Desember 1951 mereka menjadi kuat kembali karena mendapat pertolongan dari Batalyon 426.
Batalyon 426 di daerah Kudus dan Magelang memberontak dan menggabungkan diri menjadi DI/TII.Pembelotan ini merupakan pukulan bagi TNI saat itu.
Untuk mengatasi pemberontakan itu, segera dibentuk pasukan Banteng Raiders. Pasukan itu selanjutnya mengadakan operasi kilat yang dinamakan Gerakan Banteng Negara (GBN).
Kekuatan Batalyon pemberontak ini dapat dihancurkan. Sisa-sisanya bergabung dengan DI/TII.
Sementara itu, di daerah Merapi dan Merbabu terjadi kerusuhan oleh gerakan Merapi Merbabu Complex (MMC). Gerakan ini dapat dihancurkanTNI pada bulan April 1952.
Sisa-sisanya bergabung dengan DI/TII.
Pada tahun 1954, gerakan DI/TII di Jawa Tengah dapat dikalahkan setelah pusat kekuatan gerakan DI/TII di perbatasan Pekalongan-Banyumas dihancurkan.
Spoiler for . Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan:

Ia memberontak dan menyatakan gerakannnya sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwirjo.
Dengan pasukan yang bernama Kesatuan Rakyat yang Tertindas, Ibnu Hadjar menyerang berbagai pos kesatuan tentara di Kalimantan Selatan dan melakukan aksi pengacauan pada bulan Oktober 1950.
Pemerintah memberi kesempatan pada Ibnu Hadjar untuk menghentikan pemberontakannya secara damai.
Ia pernah menyerahkan diri dengan pasukannya. Ia diterima kembali ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia.
Tetapi, ia melarikan diri dan melanjutkan pemberontakan.Pemerintah RI akhirnya mengambil tindakan tegas dan berani.
Pada akhir tahun 1959, pasukan Ibnu Hadjar dapat dihancurkan. Ibnu Hadjar sendiri dapat ditangkap.
Spoiler for Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan:

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Kahar Muzakar berpulang ke Sulawesi Selatan. Ia berhasil menghimpun dan memimpin laskar-laskar gerilya di Sulawesi Selatan.
Laskar-laskar itu tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS).Pada tanggal 30 April 1950, Kahar Muzakar mengirim surat untuk pemerintah dan pimpinan APRIS.
Ia meminta agar semua anggota KGGS dimasukkan dalam APRIS dengan nama Brigade Hasanuddin.
Permohonan itu ditolak karena hanya mereka yang lulus dalam penyaringan saja yang boleh diterima dalam APRIS.
Pemerintah mengambil kebikjasanaan untuk menyalurkan bekas gerilyawan ke dalam Korps Cadangan Nasional.
Kahar Muzakar sendiri diberi pangkat Letnan Kolonel.
Pendekatan-pendekatan yang dilakukan pemerintah tampaknya membawa hasil. Akan tetapi, pada saat akan dilantik, Kahar Muzakar bersama anak buahnya melarikan diri ke hutan dengan membawa berbagai peralatan yang diberikan.
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 17 Agustus 1951. Pada bulan Januari 1952, Kahar Muzakar menyatakan daerah Sulawesi Selatan sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia di bawah pimpinan Kartosuwirjo.
Pemerintah memutuskan untuk mengambil tindakan tegas dan mulai melancarkan operasi militer. Operasi penumpasan pemberontakan Kahar Muzakar memakan waktu yang lama.
Pada bulan Februari 1965, Kahar Muzakar tewas dalam suatu penyerbuan. Bulan Juli 1965, Gerungan (orang kedua setelah Kahar Muzakar) dapat ditangkap. Dengan demikian berakhirlah pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan.
Spoiler for Pemberontakan DI/TII di Aceh:

Pemberontakan pecah karena kekhawatiran akan kehilangan kedudukan dan perasaan kecewa diturunkannya kedudukan Aceh dari daerah istimewa menjadi karesidenan di bawah provinsi Sumatera Utara.
Semula Tengku Daud Beureueh adalah Gubernur Militer daerah Istimewa Aceh. Pada tahun 1950 kedudukan Aceh diturunkan dari provinsi menjadi karesidenan,
Daud Beureueh tidak senang karena jabatannya diturunkan.Pada tanggal 20 September 1953, Daud Beureueh mengeluarkan maklumat yang mengatakan bahwa Aceh merupakan bagian dari NII di bawah Kartosuwirjo.
Setelah itu, Tengku Daud Beureueh mengadakan gerakan dan mempengaruhi masyarkat melalui propaganda bernada negatif terhadap pemerintah RI.
Untuk menghadapi gerakan itu, pemerintah mengirim pasukan yang memiliki persenjataan lengkap.
Setelah beberapa tahun dikepung, baru pada tanggal 21 Desember 1962 tercapailah Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh.
Banyak dari gerombolan itu yang kembal ke panguan RI.Dengan demikian, pemberontakan DI/TII di Aceh dapat diselesaikan dengan cara damai.
Pemimpin dari gerakan ini pun setuju untuk kembali ke pangkuan RI. Parkarsa penyelesaian di Aceh tersebut dipimpin oleh Kolonel M. Jasin, Panglima Kodam I Iskandar Muda.
http://ensiklopediasli.blogspot.in/2...ai-daerah.html
Spoiler for Monumen Lusuh tentang Kekejaman DI/TII:

Monumen yang berisi kalimat berbahasa Sunda, seakan menarik perhatian. Tapi ternyata kata demi kata yang tertulis di monumen, membuat merinding bulu kuduk. Karena tertulis kekejaman gerombolan DI/TII yang telah membantai 51 warga Buligir.
Simak"Bumi ieu anu nyaksi getih suci nyirambumi lima puluh hiji jalmi rampak lastari."Artinya "tanah ini menjadi saksi, darah suci menyiram tanah dari 51 warga yang mati dibantai.
"Aksi pembantaian terjadi persis malam sebelum peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-16 pada tahun 1961.
Seorang warga Buligir yang menjadi saksi hidup aksi pembantaian gerombolan DI/TII itu, Warmun (63), menuturkan,
"Peristiwa berdarah itu terjadi sekitar pukul 23.00, pada saat sebagian besar warga sudah berada di rumah masing-masing.
Malam itu, sebelumnya warga masih ramai dan sibuk persiapan menyambut HUT RI ke-16.
Karena malam mulai larut, warga pun pulang ke rumah masing-masing setelah gotong royong mengerjakan berbagai persiapan menyambut HUT RI keesokan harinya.
Saya sendiri saat itu mulai terlelap. Tapi tiba-tiba dibangunkan ayah saya karena katanya ada serangan gerombolan.
Suasana riang penuh canda yang sebelumnya mewarnai warga, tiba-tiba berubah menjadi pekik memilukan.
Gerombolan DI/TII, yang datang dari perbukitan di selatan kampung, langsung menyergap perkampungan, dengan cara membakar rumah dan membantai siapa saja yang mereka temui.
Saya melihat kebiadaban itu. Ada ibu-ibu yang sudah hamil tua ditembak hingga mati, lalu perutnya disayat dan bayinya dikeluarkan.
Salah seorang paman saya menjadi korban. Tubuhnya sampai diiris-iris dengan menggunakan parang atau golok besar. Pembantaian terjadi setelah gerombolan membumihanguskan hampir semua rumah dan mulai mencari tempat persembunyian warga.
Malam itu sebagian besar warga bersembunyi dengan cara tiarap di bawah rimbunan tanaman padi di sawah.
Sisanya, termasuk saya dan keluarga, lari menyelamatkan diri ke hutan. Yang lari dan bersembunyi di sawah itulah yang dibantai gerombolan.
Mungkin karena ada jejak kaki sehingga tempat persembunyian itu diketahui mereka.
Kami mengetahui banyak korban bergelimpangan di sawah setelah kembali ke kampung dan situasi mulai aman.
Sebenarnya, di Kampung Buligir saat itu ada sepasukan TNI. Tapi karena jumlahnya tidak seimbang, gerombolan masih bisa leluasa melakukan aksi pembunuhan massal itu.
Akhirnya dengan susah payah TNI bisa menghalau gerombolan melalui pertempuran cukup sengit. Tiga tentara turut jadi korban.
https://www.kompasiana.com/opajappy/...0%2C6203198618
Spoiler for linangan air mata bung karno:


Quote:
Kartusuwiryo menjelang eksekusi mati
Perseteruan kawan sekaligus sahabat yang kemudian menjadi lawan antara Soekarno dan Kartosuwiryo bukanlah sekedar kisah sejarah yang berdiri sendiri, melainkan sebuah mata rantai yang masih aktual hingga saat ini.
Kartosuwiryo, kawan yang menjadi lawan tangguh Soekarno membuktikan, dengan semangat dan jiwa militan, ia bahkan bisa melebarkan gerakan dan pengaruhnya hingga ke sebagian Pulau Jawa, Aceh, dan Sulawesi Selatan.
Meski keduanya merupakan murid dari sang guru HOS Cokroaminoto, namun pada akhirnya Soekarno dan Kartosuwiryo menempuh keyakinan ideologi masing-masing.
Bersama mengambil langkah politik, keduanya menjadi rival dan ideologi bagi Soekarno. Tidak hanya berhenti soal ideologi, bibit perseteruan juga mulai mengarah kepada konflik terbuka.
Kala itu, Kartosuwiryo yang memimpin laskar seperti Hisbullah-Sabilillah dan Barisan Bambu Runcing di wilayah Jawa Barat, menolak ikut hijah ke wilayah Republik.
Bersama para laskar yang dipimpinnya, Kartosuwiryo bersikeras memilih untuk tetap melakukan perlawanan terhadap Belanda di wilayah Jawa Barat.
Saat Soekarno - Hatta ditangkap di Yogyakarta pada Agresi Militer II, Kartosoewiryo menganggap bahwa negara Indonesia telah kalah dan bubar.
Ia juga memaklumatkan perang terhadap Bung Karno (sebagai pemerintahan yang sah) dan mendirikan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
"Di tahun 1918 ia adalah seorang sahabatku yang baik. Kami bekerja bahu membahu bersama Pak Tjokro demi kejayaan Tanah Air.
Di tahun 20-an di Bandung kami tinggal bersama, makan bersama dan bermimpi bersama-sama. Tetapi ketika aku bergerak dengan landasan kebangsaan, dia berjuang semata-mata menurut azas agama Islam," kata Soekarno dalam buku 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat' Karya Cindy Adams.
Perbedaan ideologi antara Soekarno dan Kartosoewirjo itu mengakibatkan keduanya berseberangan dan mengambil jalan masing-masing. Bahkan, Kartosoewirjo berusaha menumbangkan Soekarno dengan Pancasilanya.
Pada 7 Agustus 1949, Kartosoewirjo memproklamasikan Negara Islam Indonesia (NII) di Tasikmalaya.
Dengan militansi yang dimilikinya, Kartosoewirjo melebarkan gerakan dan pengaruhnya hingga ke sebagian Pulau Jawa, Aceh, dan Sulawesi Selatan.
Saat itu, ia dengan DI/TII nya memilih hutan-hutan di pegunungan Jawa Barat sebagai basis perjuangan melawan pemerintahan Bung Karno. Sejumlah percobaan pembunuhan kepada Bung Karno pun dilakukan.
"Bunuh Soekarno. Dialah penghalang pembentukan negara Islam. Soekarno menyatakan bahwa Tuhannya orang Islam bukan hanya Tuhan.
Soekarno bekerja menentang kita. Soekarno menyatakan bahwa Indonesia harus berdasarkan Pancasila, bukan Islam. Sebagai jawaban atas tantangan ini kita harus membunuh Soekarno," kata Kartosoewirjo di tahun 1950an.
Percobaan pembunuhan terhadap Bung Karno hampir berhasil dilakukan. Empat orang pria tiba-tiba melemparkan sejumlah granat ke arah Bung Karno. Saat itu, 30 November 1957, Bung Karno baru saja selesai menghadiri acara malam amal di Perguruan Cikini.
Beruntung Bung Karno selamat dari kejadian itu. Namun, puluhan korban tak berdosa menjadi korban.
Kemudian saat hari raya Idul Adha percobaan pembunuhan kepada Bung Karno kembali terjadi.Bung Karno yang kala itu tengah melaksanakan salat Idul Kurban bersama umat muslim lainnya di lapangan rumput Istana Merdeka, tiba-tiba mendapat berondongan tembakan dari seorang pria.
Namun, Bung Karno kembali selamat. Namun ketika pasukan TNI berhasil mendesak pasukan DI/TII, Kartosoewiryo terpaksa mengakhiri petualangannya hingga akhirnya ia ditangkap di tengah ketidakberdayaannya di Gunung Geber, Jawa Barat,4 Juni 1962.
Tibalah pada saat detik-detik Soekarno harus menandatangi berkas vonis mati sahabat yang memusuhinya itu, pada September 1962. Bung Karno hanya terdiam memandangi selembar foto Kartosewiryo dan melambungkan memori masa mudanya bersama sang sahabat di Surabaya.


Quote:
setelah eksekusi terjadi
Dan benar adanya, saat ia menerima laporan ihwal tertangkapnya Kartosoewiryo beberapa bulan sebelumnya hanya satu pertanyaan Bung Karno, "Bagaimana matanya?". Kala itu, tak ada seorang pun yang mampu menjawab.Hingga keesokan harinya, petugas menyodorkan foto Kartosoewiryo.Demi melihat foto sahabat yang memusuhinya, Bung Karno tersenyum seraya berkata, "Sorot matanya masih tetap. Sorot matanya masih sama. Sorot matanya masih menyinarkan sorot mata seorang pejuang."[/I]
http://lakecis.blogspot.com/2016/12/...-air-mata.html
Quote:
pancasila jangan kau tuhankan atau jangan kau anggap sebuah kebenaran sempurna tapi jadikan pancasila sebagai tali perekat seluruh rakyat indonesia yg berbeda2 suku dan agama
walaupun engkau hidup beratus-ratus tahun lamanya,niscaya engkau tidak akan menemukan sebuah negara/pemerintahan yg sempurna hingga akhir hayatmu karna kesempurnaan hanya milik tuhan dan sebagai manusia kita cukup bersyukur telah diberi sebuah negara yang aman dan damai


smoga bermanfaat yaaa gan


Diubah oleh vizum78 05-10-2017 01:26
0
18.3K
Kutip
98
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan