milestaAvatar border
TS
milesta
Animal Testing (Uji Coba Terhadap Hewan) - Setuju atau Tidak Setuju?


Setiap tahun di seluruh dunia, lebih dari 100 juta hewan diantaranya tikus, katak, anjing, kucing, kelinci, hamster, guinea pig, monyet, ikan dan burung digunakan untuk keperluan eksperimen di lab, termasuk untuk praktek biologi, latihan medis, pengembangan kosmetik, obat, makanan dan sebagainya.

Ada yang mendukung praktek ini, dan sebagian lainnya mengutuk keras. Mereka yang mendukung menganggap bahwa penggunaan hewan, untuk pengujian atau eksperimen di lab, adalah cara terbaik untuk memastikan produk (obat, makana, kosmetik, dsb) yang tengah dikembangkan akan aman digunakan oleh manusia.

Animal testing dianggap telah berkontribusi dalam penemuan obat dan treatment yang menyelamatkan nyawa manusia. Kebanyakan terobosan dalam dunia medis dalam 100 tahun terakhir adalah hasil dari eksperimen dan pengujian terhadap hewan.

Contohnya, penemuan insulin yang melibatkan penelitian terhadap anjing dan kelinci, vaksin polio dan hepatitis B yang melibatkan pengujian terhadap tikus dan simpanse.

Gak cuma manusia yang diuntungkan, banyak juga hewan yang bisa selamat dari penyakit mematikan dari pengembangan obat yang dilakukan dengan cara ini, bahkan hingga bisa menyelamatkan hewan yang terancam punah, seperti yang terjadi pada California condor dan Black-foot Ferret.

Dipandang juga bahwa, hingga saat ini belum ada metode alternatif yang bisa benar-benar menggantikan metode animal testing. Belum ada instrument / alat yang bisa secara akurat mensimulasikan kinerja organ yang sangat kompleks.

Selain itu DNA sejumlah hewan sangat dekat dengan DNA manusia, simpanse misalnya yang DNAnya 99% mirip dengan DNA manusia, lalu tikus yang memiliki kemiripan genetis hingga 98%. Alasan tersebut menjadikan hewan-hewan ini sebagai subjek penelitian yang sesuai karena kerentanan mereka sangat mirip dengan manusia.

Selanjutnya pandangan mereka yang Kontra. Tak sedikit yang menilai bahwa praktek pengujian terhadap binatang sama sekali tidak etis dan merupakan suatu bentuk kekejaman pada makhluk-makhluk tersebut. Menurutnya, seiring dengan perkembangan teknologi, kini alternative pengujian lain yang lebih efektif tanpa melibatkan makhluk hidup sudah tersedia.

Berdasarkan statement dari Humane Society International, hewan yang digunakan dalam eksperimen seringkali harus menghadapi keadaan yang ekstrim, seperti dibuat kelaparan dan dehidrasi, inhalasi paksa, pembedahan, pengekangan fisik dalam waktu yang lama, mengalami iritasi, luka bakar dan luka lainnya.

Draize eye test misalnya yang dilakukan untuk menguji iritasi produk sampo dll, melibatkan kelinci yang kelopak matanya dipaksa terbuka menggunakan klip, sehingga mereka tidak berkedip saat uji produk.



Selain itu mereka juga meyakini bahwa uji coba pada hewan tidak benar-benar reliable. Anatomi, metabolism dan sel hewan tidak bisa selalu disamakan dengan manusia. Menurt Neurologist Aysha Akhtar, MD, MPH, lebih dari 100 jenis obat yang efektif di uji cobakan pada hewan, rupanya tidak efektif digunakan pada manusia. Lebih dari 85 jenis vaksin HIV tidak bisa digunakan oleh manusia meski telah diketahui mampu bekerja efektif pada primata.

Sebenarnya masih banyak argumen pro dan kontra terkait masalah ini. Tapia ane rasa penjelasan diatas sudah cukup memberikan gambaran yes…

Selanjutnya, bolehlah kita saling berbagi opini. Gimana menurut agan? Apakah animal testing masih appropriate untuk dilakukan di era ini?

Simak juga: Closed-Minded adalah sifat asli manusia?




Polling
0 suara
Apa pandangan Agan mengenai Animal Testing?
Diubah oleh milesta 29-09-2017 10:38
0
10.6K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan