- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Begini Pengamatan Status Gunung Agung, Serta Potensi Bahaya Apa Yang Akan Terjadi


TS
o.best
Begini Pengamatan Status Gunung Agung, Serta Potensi Bahaya Apa Yang Akan Terjadi
HOT THREAD KE 18

Welcome To My Thread
Please enjoy your reading

Sudah beberapa hari ini ramai pemberitaan di televisi serta media lainnya tentang banyaknya gempa yang terjadi diseluruh dunia, bahkan sebelumnya cukup ramai adanya badai irma dimexico.
Untuk dinegara kita ini sedang adanya kekhawatiran akan gunung meletus terutama saat ini gunung agung di bali yang tadinya berstatus SIAGAberubah menjadi AWAS. Perubahan status ini sangat mengkhawatirkan masyarakat sekitar akan terjadinya bahaya gunung meletus. Bukan cuma masyarakat sekitar namun wisatawan yang datang ke bali pun juga ikut khawatir.
Perubahan status itu terjadi pada tanggal 22 september 2017 dikarenakan aktifitas gunung agung mulai meningkat.
Nah kali ini TS lansir dari magma bagaimana terjadinya perubahan status gunung agung tersebut yang berawal SIAGA menjadi AWAS berdasarkan pengamatan visual dan instrumental menurut pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi
● pada tanggal 1 juli 2017 - 31 juli 2017
Berdasarkan :
● pada tanggal 1 agustus 2017 - 31 agustus 2017
Berdasarkan :
● pada tanggal 1 september 2017 - 14 september 2017
Berdasarkan :
● pada tanggal 14 september 2017 - 18 september 2017 adalah perubahan status dari WASPADA menjadi SIAGA.
Berdasarkan :
● pada tanggal 18 september 2017 - 22 september 2017 adalah pasca kenaikan status menjadi siagamenjadi awas.
Berdasarkan :

Berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental aktivitas Gunung Agung, dapat disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung saat ini berada pada tingkatan yang sangat tinggi sehingga probabilitas untuk terjadi letusan menjadi semakin meningkat.
Perlu dipahami bahwa kejadian letusan tidak dapat dipastikan tepat kapan waktunya dan seberapa besar intensitasnya. Mengestimasi karakter letusan Gunung Agung ke depan cenderung lebih sulit dari gunungapi lainnya karena tidak adanya data instrumental sebagai pembanding dengan letusan sebelumnya. Satu-satunya data yang dapat dijadikan pedoman adalah fenomena rentetan Gempa Terasa yang dirasakan oleh masyarakat di sekeliling Gunung Agung pada tahun 1963 juga dirasakan pada tahun ini. Namun demikian, upaya mitigasi bencana letusan perlu dilakukan. Hingga saat ini kecenderungan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung akan menurun belum teramati.
Sebaliknya, saat ini aktivitas vulkanik Gunung Agung menunjukkan kecenderungan terus meningkat. Oleh karena itu, meskipun semua elemen berharap letusan tidak terjadi, namun semua elemen harus bersiap dengan kemungkinan terburuk.
Berdasarkan data visual dan instrumental yang tercatat bahwa akan ada beberapa potensi terjadinya bencana gunung agung sebagai berikut.
Berdasarkan sejarahnya, jika terjadi letusan Gunung Agung seperti pada tahun 1963 maka potensi bahaya yang mungkin terjadi dapat berupa lontaran piroklastik (bom vulkanik/batu panas), hujan abu, aliran piroklastika, aliran lava, hingga banjir lahar. Jika terjadi letusan, potensi bahaya primer yang dapat terjadi di dalam radius 9 km berupa jatuhan piroklastik dengan ukuran sama atau lebih besar dari 6 cm.
Sektor Barat, Baratlaut dan Utara dari Gunung Agung adalah sektor yg paling terancam. Sektor tersebut berpotensi terlanda hujan abu lebat dengan ketebalan maximum mencapai 1.6 meter (hingga jarak 15 km dari Puncak Gunung Agung) dan ketebalan maximum 0.4 meter (hingga jarak 30 km dari Puncak Gunung Agung).
Jika erupsi terjadi dalam waktu dekat maka abu vulkanik dapat tersebar jauh utamanya ke arah Baratlaut dari Puncak Gunung Agung dan diperkirakan dapat mengganggu operasional penerbangan dari dan ke: Bali, Surabaya, dan Banyuwangi. Namun mengenai potensi gangguan abu vulkanik di udara sangat mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga pihak-pihak yang terkait keselamatan penerbangan diharapkan untuk adaptif sesuai dengan kondisi aktual.
Hasil pemodelan potensi aliran piroklastik (Awan Panas) dengan asumsi bahwa letusan pembuka memiliki volume letusan 10 juta m3, maka aliran piroklastika dapat berpotensi meluncur ke sektor Utara-Timurlaut, Tenggara, dan Selatan-Baratdaya dengan jangkauan sekitar 10 km dalam waktu kurang dari 3 menit. Namun jika volume letusan melebihi 10 juta m3, maka aliran piroklastika dapat berpotensi meluncur ke sektor Utara-Timurlaut, Tenggara, dan Selatan-Baratdaya dengan jangkauan melebihi 10 km. Oleh karena itu, ke depan PVMBG dapat mengubah rekomendasi gunungapi sesuai dengan perkembangan data pemantauan terbaru.
Ancaman bahaya aliran piroklastik (Awan Panas) tersebut di atas maupun aliran lava utamanya berada pada sektor utara lereng Gunung Agung terutama di daerah aliran sungai Tukad Tulamben, Tukad Daya, Tukad Celagi yang berhulu di area bukaan kawah, pada sektor Tenggara terutama di daerah aliran Sungai Tukad Bumbung, dan pada sektor Selatan-Baratdaya terutama di daerah Pati, Tukad Panglan, dan Tukad Jabah.
Pada kesimpulannya Jika letusan terjadi, terdapat potensi bencana yang cukup besar. Hal ini dapat terjadi karena saat ini banyak masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana. Selain itu, masyarakat di sekeliling Gunung Agung juga belum memiliki pengalaman yang cukup banyak untuk menghadapi letusan Gunung Agung karena gunungapi ini terakhir meletus pada tahun 1963 (54 tahun yang lalu).
Berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, maka terhitung mulai tanggal 22 September 2017 pukul 20.30 WITA status aktivitas Gunungapi Agung dinaikkan dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas).
Nah itulah perubahan status gunung agung di bali menurut pengamatan visual serta instrumental. Bahwa perubahan status tersebut ditentukan perhitungan aktivitas gunung agung yang mulai meningkat.

Welcome To My Thread
Please enjoy your reading

Quote:
Sudah beberapa hari ini ramai pemberitaan di televisi serta media lainnya tentang banyaknya gempa yang terjadi diseluruh dunia, bahkan sebelumnya cukup ramai adanya badai irma dimexico.
Untuk dinegara kita ini sedang adanya kekhawatiran akan gunung meletus terutama saat ini gunung agung di bali yang tadinya berstatus SIAGAberubah menjadi AWAS. Perubahan status ini sangat mengkhawatirkan masyarakat sekitar akan terjadinya bahaya gunung meletus. Bukan cuma masyarakat sekitar namun wisatawan yang datang ke bali pun juga ikut khawatir.
Perubahan status itu terjadi pada tanggal 22 september 2017 dikarenakan aktifitas gunung agung mulai meningkat.
Nah kali ini TS lansir dari magma bagaimana terjadinya perubahan status gunung agung tersebut yang berawal SIAGA menjadi AWAS berdasarkan pengamatan visual dan instrumental menurut pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi
Quote:
● pada tanggal 1 juli 2017 - 31 juli 2017
Berdasarkan :
pengamatan visual
pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan barat. Suhu udara sekitar 19 - 31°C. Kelembaban 64 - 89%. Gunungapi terlihat jelas hingga tertutup Kabut.
pengamatan instrumental
◎ terekam 6 kali gempa Vulkanik Dalam, lama gempa 22 - 47 detik.
◎ 4 kali gempa Tektonik Lokal lama gempa 23 - 85 detik.
◎ 46 kali gempa Tektonik Jauh lama gempa 40 - 235 detik.
pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan barat. Suhu udara sekitar 19 - 31°C. Kelembaban 64 - 89%. Gunungapi terlihat jelas hingga tertutup Kabut.
pengamatan instrumental
◎ terekam 6 kali gempa Vulkanik Dalam, lama gempa 22 - 47 detik.
◎ 4 kali gempa Tektonik Lokal lama gempa 23 - 85 detik.
◎ 46 kali gempa Tektonik Jauh lama gempa 40 - 235 detik.
Quote:
● pada tanggal 1 agustus 2017 - 31 agustus 2017
Berdasarkan :
pengamatan visual
pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan barat. Suhu udara sekitar 19 - 31°C. Kelembaban 64 - 88%. Gunungapi terlihat jelas hingga tertutup Kabut.
pengamatan instrumental
◎ terekam 5 kali gempa Vulkanik Dangkal dan lama gempa 8 - 22 detik.
◎ 43 kali gempa Vulkanik Dalam dan lama gempa 14 - 38 detik.
◎ 15 kali gempa Tektonik Lokal dan lama gempa 27 - 55 detik.
◎ 38 kali gempa Tektonik jauh dan lama gempa 14 - 260 detik.
pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan barat. Suhu udara sekitar 19 - 31°C. Kelembaban 64 - 88%. Gunungapi terlihat jelas hingga tertutup Kabut.
pengamatan instrumental
◎ terekam 5 kali gempa Vulkanik Dangkal dan lama gempa 8 - 22 detik.
◎ 43 kali gempa Vulkanik Dalam dan lama gempa 14 - 38 detik.
◎ 15 kali gempa Tektonik Lokal dan lama gempa 27 - 55 detik.
◎ 38 kali gempa Tektonik jauh dan lama gempa 14 - 260 detik.
Quote:
● pada tanggal 1 september 2017 - 14 september 2017
Berdasarkan :
pengamatan visual
pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan utara. Suhu udara sekitar 20 - 31°C. Kelembaban 88%. Tekanan udara 84 mmHg. Gunungapi terlihat jelas hingga tertutup Kabut.
pengamatan instrumental
◎ terekam 19 kali gempa Vulkanik Dangkal dan lama gempa 4 - 30 detik.
◎ 54 kali gempa Vulkanik Dalam dan lama gempa 7 - 48 detik.
◎ 11 kali gempa Tektonik Lokal dan lama gempa 24 - 60 detik.
◎ 13 kali gempa Tektonik Jauh dan lama gempa 21 - 166 detik.
pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan utara. Suhu udara sekitar 20 - 31°C. Kelembaban 88%. Tekanan udara 84 mmHg. Gunungapi terlihat jelas hingga tertutup Kabut.
pengamatan instrumental
◎ terekam 19 kali gempa Vulkanik Dangkal dan lama gempa 4 - 30 detik.
◎ 54 kali gempa Vulkanik Dalam dan lama gempa 7 - 48 detik.
◎ 11 kali gempa Tektonik Lokal dan lama gempa 24 - 60 detik.
◎ 13 kali gempa Tektonik Jauh dan lama gempa 21 - 166 detik.
Quote:
● pada tanggal 14 september 2017 - 18 september 2017 adalah perubahan status dari WASPADA menjadi SIAGA.
Berdasarkan :
pengamatan visual
pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah barat dan utara. Suhu udara sekitar 18 - 31°C. Kelembaban 56 - 89%. Gunungapi terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Teramati asap kawah utama dengan ketinggian maksimum 50 meter dari atas puncak, bertekanan lemah dengan warna putih dan intensitas tipis.
pengamatan instrumental
◎ terekam 1 kali gempa Tremor NonHarmonik dan lama gempa 480 detik.
◎ 21 kali gempa Vulkanik Dangkal dan lama gempa 6 - 40 detik.
◎ 602 kali gempa Vulkanik Dalam dan lama gempa 5 - 38 detik.
◎ 12 kali gempa Tektonik Lokal dan lama gempa 29 - 47 detik.
◎ 1 kali gempa Terasa dan lama gempa 66 detik.
◎ 3 kali gempa Tektonik Jauh dan lama gempa 47 - 71 detik.
pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah barat dan utara. Suhu udara sekitar 18 - 31°C. Kelembaban 56 - 89%. Gunungapi terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Teramati asap kawah utama dengan ketinggian maksimum 50 meter dari atas puncak, bertekanan lemah dengan warna putih dan intensitas tipis.
pengamatan instrumental
◎ terekam 1 kali gempa Tremor NonHarmonik dan lama gempa 480 detik.
◎ 21 kali gempa Vulkanik Dangkal dan lama gempa 6 - 40 detik.
◎ 602 kali gempa Vulkanik Dalam dan lama gempa 5 - 38 detik.
◎ 12 kali gempa Tektonik Lokal dan lama gempa 29 - 47 detik.
◎ 1 kali gempa Terasa dan lama gempa 66 detik.
◎ 3 kali gempa Tektonik Jauh dan lama gempa 47 - 71 detik.
Quote:
● pada tanggal 18 september 2017 - 22 september 2017 adalah pasca kenaikan status menjadi siagamenjadi awas.
Berdasarkan :
pengamatan visual
pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan barat. Suhu udara sekitar 18 - 31°C. Kelembaban 56 - 88%. Gunungapi terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Teramati asap kawah utama dengan ketinggian maksimum 200 meter dari atas puncak, bertekanan lemah dengan warna putih dan intensitas sedang.
pengamatan instrumental
◎ terekam 113 kali gempa Vulkanik Dangkal dan lama gempa 5 - 14 detik.
◎ 1947 kali gempa Vulkanik Dalam dan lama gempa 7 - 36 detik.
◎ 85 kali gempa Tektonik Lokal dan lama gempa 29 - 78 detik.
◎ 1 kali gempa Terasa dengan amplitudo 8 mm dan lama gempa 66 detik.
◎ 2 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 2 - 9 mm, S-P tidak terbaca dan lama gempa 62 - 147 detik.
◎ Gempa-gempa terasa semakin sering dirasakan oleh penduduk maupun di Pos Pengamatan Gunungapi Agung di Rendang. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa tekanan akibat pergerakan magma yang terakumulasi di bawah permukaan menjadi semakin besar.
pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan barat. Suhu udara sekitar 18 - 31°C. Kelembaban 56 - 88%. Gunungapi terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Teramati asap kawah utama dengan ketinggian maksimum 200 meter dari atas puncak, bertekanan lemah dengan warna putih dan intensitas sedang.
pengamatan instrumental
◎ terekam 113 kali gempa Vulkanik Dangkal dan lama gempa 5 - 14 detik.
◎ 1947 kali gempa Vulkanik Dalam dan lama gempa 7 - 36 detik.
◎ 85 kali gempa Tektonik Lokal dan lama gempa 29 - 78 detik.
◎ 1 kali gempa Terasa dengan amplitudo 8 mm dan lama gempa 66 detik.
◎ 2 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 2 - 9 mm, S-P tidak terbaca dan lama gempa 62 - 147 detik.
◎ Gempa-gempa terasa semakin sering dirasakan oleh penduduk maupun di Pos Pengamatan Gunungapi Agung di Rendang. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa tekanan akibat pergerakan magma yang terakumulasi di bawah permukaan menjadi semakin besar.

Quote:
Berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental aktivitas Gunung Agung, dapat disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung saat ini berada pada tingkatan yang sangat tinggi sehingga probabilitas untuk terjadi letusan menjadi semakin meningkat.
Perlu dipahami bahwa kejadian letusan tidak dapat dipastikan tepat kapan waktunya dan seberapa besar intensitasnya. Mengestimasi karakter letusan Gunung Agung ke depan cenderung lebih sulit dari gunungapi lainnya karena tidak adanya data instrumental sebagai pembanding dengan letusan sebelumnya. Satu-satunya data yang dapat dijadikan pedoman adalah fenomena rentetan Gempa Terasa yang dirasakan oleh masyarakat di sekeliling Gunung Agung pada tahun 1963 juga dirasakan pada tahun ini. Namun demikian, upaya mitigasi bencana letusan perlu dilakukan. Hingga saat ini kecenderungan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung akan menurun belum teramati.
Sebaliknya, saat ini aktivitas vulkanik Gunung Agung menunjukkan kecenderungan terus meningkat. Oleh karena itu, meskipun semua elemen berharap letusan tidak terjadi, namun semua elemen harus bersiap dengan kemungkinan terburuk.
Berdasarkan data visual dan instrumental yang tercatat bahwa akan ada beberapa potensi terjadinya bencana gunung agung sebagai berikut.
Quote:
Berdasarkan sejarahnya, jika terjadi letusan Gunung Agung seperti pada tahun 1963 maka potensi bahaya yang mungkin terjadi dapat berupa lontaran piroklastik (bom vulkanik/batu panas), hujan abu, aliran piroklastika, aliran lava, hingga banjir lahar. Jika terjadi letusan, potensi bahaya primer yang dapat terjadi di dalam radius 9 km berupa jatuhan piroklastik dengan ukuran sama atau lebih besar dari 6 cm.
Sektor Barat, Baratlaut dan Utara dari Gunung Agung adalah sektor yg paling terancam. Sektor tersebut berpotensi terlanda hujan abu lebat dengan ketebalan maximum mencapai 1.6 meter (hingga jarak 15 km dari Puncak Gunung Agung) dan ketebalan maximum 0.4 meter (hingga jarak 30 km dari Puncak Gunung Agung).
Jika erupsi terjadi dalam waktu dekat maka abu vulkanik dapat tersebar jauh utamanya ke arah Baratlaut dari Puncak Gunung Agung dan diperkirakan dapat mengganggu operasional penerbangan dari dan ke: Bali, Surabaya, dan Banyuwangi. Namun mengenai potensi gangguan abu vulkanik di udara sangat mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga pihak-pihak yang terkait keselamatan penerbangan diharapkan untuk adaptif sesuai dengan kondisi aktual.
Hasil pemodelan potensi aliran piroklastik (Awan Panas) dengan asumsi bahwa letusan pembuka memiliki volume letusan 10 juta m3, maka aliran piroklastika dapat berpotensi meluncur ke sektor Utara-Timurlaut, Tenggara, dan Selatan-Baratdaya dengan jangkauan sekitar 10 km dalam waktu kurang dari 3 menit. Namun jika volume letusan melebihi 10 juta m3, maka aliran piroklastika dapat berpotensi meluncur ke sektor Utara-Timurlaut, Tenggara, dan Selatan-Baratdaya dengan jangkauan melebihi 10 km. Oleh karena itu, ke depan PVMBG dapat mengubah rekomendasi gunungapi sesuai dengan perkembangan data pemantauan terbaru.
Ancaman bahaya aliran piroklastik (Awan Panas) tersebut di atas maupun aliran lava utamanya berada pada sektor utara lereng Gunung Agung terutama di daerah aliran sungai Tukad Tulamben, Tukad Daya, Tukad Celagi yang berhulu di area bukaan kawah, pada sektor Tenggara terutama di daerah aliran Sungai Tukad Bumbung, dan pada sektor Selatan-Baratdaya terutama di daerah Pati, Tukad Panglan, dan Tukad Jabah.
Quote:
Pada kesimpulannya Jika letusan terjadi, terdapat potensi bencana yang cukup besar. Hal ini dapat terjadi karena saat ini banyak masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana. Selain itu, masyarakat di sekeliling Gunung Agung juga belum memiliki pengalaman yang cukup banyak untuk menghadapi letusan Gunung Agung karena gunungapi ini terakhir meletus pada tahun 1963 (54 tahun yang lalu).
Berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, maka terhitung mulai tanggal 22 September 2017 pukul 20.30 WITA status aktivitas Gunungapi Agung dinaikkan dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas).
Nah itulah perubahan status gunung agung di bali menurut pengamatan visual serta instrumental. Bahwa perubahan status tersebut ditentukan perhitungan aktivitas gunung agung yang mulai meningkat.
Spoiler for sumber:
Diubah oleh o.best 29-09-2017 03:46
0
18.3K
Kutip
108
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan