- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ketua DPP LDII : Islam Paling Nyaman di Indonesia


TS
5.november
Ketua DPP LDII : Islam Paling Nyaman di Indonesia
KBRN, Semarang : Ajaran agama Islam paling nyaman dijalankan di Indonesia, karena semua perintah agama Islam seperti sholat lima waktu, Puasa bulan Ramadhan, belajar bahasa Arab, Aqiqoh, Sholat Jumat, serta beribadah Haji, bisa dilaksanakan umat Islam dengan nyaman.
Hal tersebut dikemukakan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP-LDII) Prasetyo Sunaryo, dalam Media Gathering bertajuk “Bersama Membangun Masyarakat Informasi Yang Cerdas dan Bermartabat”, yang berlangsung di Semarang, Sabtu (23/9/2017).
“Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk umat Islam itu melakukan perbuatan kekerasan yang berkaitan dengan ajaran Islam. Karena apa yang harus dilakukan, apa yang diwajibkan oleh agama kepada umat Islam itu di Indonesia bisa dilaksanakan,” ucapnya.
Menurut Prasetyo, di nergara lain seperti Australia dan bahkan di Arab Saudi sekalipun belum tentu umat Islam bisa dengan bebas mendirikan masjid.
“Bisa dihitung jumlah Masjid di Jawa Tengah saja ada berapa. Tetapi kalau orang beragama Islam di Australi belum tentu boleh membikin masjid. Di Arab Saudi saja bikin masjid mungkin tidak boleh, karena masjid itu harus negara yang membangun,” imbuhnya.
Sehingga umat Islam dan juga pemeluk agama lain di Indonesia seharusnya bersyukur, karena mempunyai konstitusi yang dalam kondisi sekarang ini, agama apa saja bisa dijalankan sesuai dengan ajarannya.
“Terutama kita mensyukuri, kita ini umat Islam di Indonesia tidak menuntut untuk hari Jumat libur. Dan orang Jawa tidak menuntut bahasa Jawa untuk menjadi bahasa nasional. Jadi hakekatnya itu toleransi bangsa Indonesia memang sudah mempunya nilai historis. Oleh karena itu kita selalu merujuk pada konstitusi kita terus. Karena konstitusi kita yang menjadikan kita seperti ini,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Dewan Pertimbangan Wilayah (DPW-LDII) Jawa Tengah, Prof. Singgih Tri Listyono, menanggapi pertanyaan wartawan terkait kebanyakan masyarakat menilai para anggota LDII terkesan eksklusif, menjelaskan bahwa sejalan dengan perkembangan terjadinya regenerasi dan perkembangan tuntutan jaman, kepengurusan LDII generasi terbaru sekarang ini sudah mengalami atau berusaha untuk melakukan berbagai perubahan yang sangat mendasar.
“Memang kita ini generasi kepengurusan LDII sekarang ini kan sebetulnya terus terang saja memang mewarisi beban sejarah yang cukup panjang. Mungkin ketika LDII pada generasi awal, barangkali karena memang tingkat pendidikan, dan situasi jamannya pada waktu itu memungkinkan mereka itu memiliki sikap-sikap tertentu yang oleh masyarakat dianggap eksklusif,” tuturnya.
Artinya menurut Singgih, kalau dulu ada semacam kesan eksklusifitas seperti itu, sekarang para pengurus ini berusaha menghilangkan, setidaknya mengurangi eksklusifitas itu melalui beberapa macam kegiatan yang tidak hanya diperuntukkan bagi warga LDII itu sendiri, tetapi juga untuk warga masyarakat secara luas.
“Sehingga melalui media kegiatan tersebut diharapkan bisa memberikan kontribusi didalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga dengan melalui kegiatan-kegiatan itulah sedikit demi sedikit, setapak demi setapak maka eksklusifitas anggota LDII itu semakin lama kita yakin akan semakin berkurang,” pungkasnya. (DNA).
Sumber
Dia lagi ngomongin dirinya sendiri dan golongannya sendiri.. If you know what i mean.
Hal tersebut dikemukakan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP-LDII) Prasetyo Sunaryo, dalam Media Gathering bertajuk “Bersama Membangun Masyarakat Informasi Yang Cerdas dan Bermartabat”, yang berlangsung di Semarang, Sabtu (23/9/2017).
“Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk umat Islam itu melakukan perbuatan kekerasan yang berkaitan dengan ajaran Islam. Karena apa yang harus dilakukan, apa yang diwajibkan oleh agama kepada umat Islam itu di Indonesia bisa dilaksanakan,” ucapnya.
Menurut Prasetyo, di nergara lain seperti Australia dan bahkan di Arab Saudi sekalipun belum tentu umat Islam bisa dengan bebas mendirikan masjid.
“Bisa dihitung jumlah Masjid di Jawa Tengah saja ada berapa. Tetapi kalau orang beragama Islam di Australi belum tentu boleh membikin masjid. Di Arab Saudi saja bikin masjid mungkin tidak boleh, karena masjid itu harus negara yang membangun,” imbuhnya.
Sehingga umat Islam dan juga pemeluk agama lain di Indonesia seharusnya bersyukur, karena mempunyai konstitusi yang dalam kondisi sekarang ini, agama apa saja bisa dijalankan sesuai dengan ajarannya.
“Terutama kita mensyukuri, kita ini umat Islam di Indonesia tidak menuntut untuk hari Jumat libur. Dan orang Jawa tidak menuntut bahasa Jawa untuk menjadi bahasa nasional. Jadi hakekatnya itu toleransi bangsa Indonesia memang sudah mempunya nilai historis. Oleh karena itu kita selalu merujuk pada konstitusi kita terus. Karena konstitusi kita yang menjadikan kita seperti ini,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Dewan Pertimbangan Wilayah (DPW-LDII) Jawa Tengah, Prof. Singgih Tri Listyono, menanggapi pertanyaan wartawan terkait kebanyakan masyarakat menilai para anggota LDII terkesan eksklusif, menjelaskan bahwa sejalan dengan perkembangan terjadinya regenerasi dan perkembangan tuntutan jaman, kepengurusan LDII generasi terbaru sekarang ini sudah mengalami atau berusaha untuk melakukan berbagai perubahan yang sangat mendasar.
“Memang kita ini generasi kepengurusan LDII sekarang ini kan sebetulnya terus terang saja memang mewarisi beban sejarah yang cukup panjang. Mungkin ketika LDII pada generasi awal, barangkali karena memang tingkat pendidikan, dan situasi jamannya pada waktu itu memungkinkan mereka itu memiliki sikap-sikap tertentu yang oleh masyarakat dianggap eksklusif,” tuturnya.
Artinya menurut Singgih, kalau dulu ada semacam kesan eksklusifitas seperti itu, sekarang para pengurus ini berusaha menghilangkan, setidaknya mengurangi eksklusifitas itu melalui beberapa macam kegiatan yang tidak hanya diperuntukkan bagi warga LDII itu sendiri, tetapi juga untuk warga masyarakat secara luas.
“Sehingga melalui media kegiatan tersebut diharapkan bisa memberikan kontribusi didalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga dengan melalui kegiatan-kegiatan itulah sedikit demi sedikit, setapak demi setapak maka eksklusifitas anggota LDII itu semakin lama kita yakin akan semakin berkurang,” pungkasnya. (DNA).
Sumber
Dia lagi ngomongin dirinya sendiri dan golongannya sendiri.. If you know what i mean.
0
2.1K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan