- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menkopolhukam: Kami tak Ingin Ubah Konten Film G 30 S PKI


TS
mol1709
Menkopolhukam: Kami tak Ingin Ubah Konten Film G 30 S PKI
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator (Menko) bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menegaskan, Presiden Jokowi tak ingin mengubah konten film pengkhianatan G30S/PKI. Menurut dia, Presiden hanya mengusulkan agar penyajian film ini disesuaikan dengan perkembangan zaman sehingga mudah dicerna oleh para penontonnya.
Wiranto mengatakan, pernyataan Presiden Jokowi yang menginginkan ada daur ulang film itupun tak hanya diperuntukkan untuk film G30S/PKI, namun juga film-film dokumentasi lainnya.
"Presiden maksudnya baik bahwa film-film semacam itu, tidak hanya G30S/PKI, film-film yang merupakan dokumentasi masa lalu, biar lebih enak dapat dicerna penonton ini, disesuaikan dengan cara penyajiannya. Bukan diubah kontennya, bukan. Penyajiannya diubah yang sesuai dengan kondisi sekarang," ujar Wiranto di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Jumat (22/9).
Dengan penyajian yang disesuaikan dengan kondisi saat ini, kata Wiranto, dimaksudkan agar film yang disajikan lebih menarik dan lebih dipahami. Menkopolhukam pun meminta agar pernyataan Presiden Jokowi tersebut tak disalahartikan oleh masyarakat. "Itu hati-hati kadang-kadang suka dipelintir ini. Dipelintir seakan-akan Presiden setuju untuk perubahan konten dalam film ini. Ini supaya jangan sampai disalahtafsirkan jadi hoaks," ujar dia.
Lebih lanjut, menurut Wiranto, pembaruan dalam penyajian film dokumentasi diperlukan agar masyarakat dapat memahami dengan mudah. Sebelumnya, Presiden Jokowi berharap ada daur ulang film yang lebih sesuai dengan masyarakat sekarang.
"Ya nonton film apalagi mengenai sejarah itu penting. Akan tetapi untuk anak millenial tentu saja mestinya dibuatkan lagi film yang memang bisa masuk ke mereka," kata Jokowi di Magelang, Senin (18/9).
Jokowi menilai masyarakat khususnya anak muda sekarang harus tahu mengenai bahaya paham komunisme yang menjadi dasar pembentukan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dengan film yang lebih "kekinian", maka film PKI yang ditayangkan bisa lebih mudah dipahami anak generasi kini.
http://nasional.republika.co.id/beri...ilm-g-30-s-pki
yang bingung tentang gestok bisa dibaca review dibawah ini
v
v
v
pada masa itu ada 3 kekuatan politik, yaitu sukarno himself, abri, dan pki, secara politik sukarno dekat dengan pki, karena baik sukarno maupun pki memiliki idiologi yang sama, yaitu sosialis-komunis, yang kemudian menjadi propaganda nasakom yang dibuat oleh sukarno, namun secara struktural sukarno dekat dengan abri, karena sama2 sebagai pejuang kemerdekaan, jadi baik abri maupun pki saling bersaing untuk memperoleh pengaruh sukarno
sebagai contoh pki mengusulkan angkatan lima yang dipersenjatai untuk mengganyang malaysia, sedangkan abri tidak setuju dengan ganyang malaysia dan menolak angkatan lima, disisi lain abri menghalangi agenda/kepentingan pki dengan mengangkat sukarno sebagai presiden seumur hidup, harapannya, meski pki menang pemilu, namun minimal kekuasaan tetap ditangan sukarno
karena itulah pki cemas dengan keadaan masa itu, karena pki tidak mampu menguasai abri, meski pki mampu menyusupkan kader2 pro pki didalamnya, namun abri tetaplah abri, satu kubu tersendiri, sehingga abri menjadi satu2nya ganjalan bagi pki untuk berkuasa penuh "memonopoli" sukarno,
karena itulah pki merencanakan gestok, demi menghabisi jendral2 penguasa abri, dengan menuduh adanya dewan jendral yang tidak loyal kepada sukarno, tentu saja sukarno yang selalu mengkultuskan dirinya sebagai pemimpin besar revolusi, melihat hal tersebut sebagai ancaman nyata, maka sedikit banyak sukarno mempercayai isu yang dibuat oleh pki dan sukarno meminta agar dewan jendral tersebut ditindak,
tentu saja yang menjadi masalah, siapa yang akan menjadi eksekutor, karena abri adalah satunya yang punya kemampuan militer untuk eksekusi, salah-salah justru pki yang kena gebuk abri, karena posisi pki dalam abri adalah sebatas oknum/susupan, sehingga permintaan tersebut ditunda dan baru bisa dieksekusi sewaktu gestok
dan terjadilah gestok, yang dilakukan oleh paspampres sukarno itu sendiri, yang bernama pasukan cakrabirawa, yang dikomandoi letkol untung, perintahnya adalah menjemput (menculik) para jendral untuk dimintai pertanggungjawaban atas tuduhan makar dihadapan sukarno, namun itu hanya dalih untuk menghabisi para jendral tersebut, tentu saja harus dibunuh, jika tidak, tentu para jendral akan bersuara dan membantah segala tuduhan yang dibuat oleh pki, dan dikhawatirkan jika nanti sukarno lebih percaya jendralnya sendiri ketimbang kubu pki
jadi sebetulnya tidak penting, apakah ada tanda tangan pengakuan adanya dewan jendral atau tidak, karena sukarno sedari awal lebih mempercayai "orang2nya sendiri" yang bisa jadi merupakan bagian dari pki, karena itulah sikap sukarno atas gestok cenderung membela, merestui, bahkan memuji, dan menganggap bahwa para jendral itu layak dibunuh karena mereka telah makar, setidaknya itu menurut pemahaman sukarno, sesuai statement sukarno "kematian para jendral itu ibarat debu pasir dalam semesta revolusi", yang memancing emosi beberapa jendral yang masih hidup, terutama nasution yang merasa tidak puas dengan sikap sukarno terhadap pki
bicara mengenai film, film itu memang sudah akurat, dalam arti sudah menggambarkan kejadian yang sebenarnya, tentu saja dengan sudut pandang pencerita, sedangkan adegan penyiksaan dibuat untuk menggambarkan/mewakili kekejaman pki, yang merupakan fakta sejarah tentang kebiadaban pki sedari tahun 48 s/d 64, sedangkan film tersebut hanya berfokus pada peristiwa gestok yang hanya terjadi pada waktu satu malam saja,
simpelnya, katakanlah memang benar tidak ada kekejaman pki sewaktu gestok, namun bukan berarti kekejaman pki adalah tidak nyata, sedangkan sang penulis ingin memasukan unsur kekejaman tersebut ke dalam film gestok, sehingga dibuatlah berbagai dramatisasi adegan2 tersebut
film tersebut juga cukup moderat, dalam arti film tersebut tidak membahas terlalu dalam motif dan tujuan para pelaku dan pihak yang terlibat, melainkan garis besar peristiwanya saja, tentu saja kita tidak akan menemukan "versi cerita" pelaku sebenarnya atas gestok (yang diklaim ada enam versi), dalam film tersebut, sebagaimana filosofi suharto yang sangat menghormati sukarno "mikul duwur mendem jero", bahwa seluruh beban dan tanggung jawab dilimpahkan kepada pki, meski pada akhirnya kita tahu bahwa sedikit banyak sukarno terlibat dan berperan atas gestok itu, karena itulah, suharto tidak segan2 mempenjarakan siapapun yang menulis dan menuduh keterlibatan sukarno dalam gestok
anggaplah bahwa kekejaman dalam film gestok adalah propaganda, mungkin hal itu benar, bisa pula tidak benar, namun sebetulnya hal itu (penggambaran kekejaman pki) diperlukan sebagai warning kepada penonton awam, bahwa realitanya pki itu memang kejam, meski tidak terlihat pada peristiwa gestok yang sebenarnya,
perlu diketahui bahwa para pendukung dan simpatisan pki tersebar diberbagai kalangan, baik militer, pejabat pemerintah, hingga rakyat jelata, tentu saja mereka dapat dengan entengnya membantah kekejaman tersebut, kemudian membuat propaganda untuk mengaburkan dan memutar balik fakta dan kebenaran sejarah, terutama dikalangan masyarakat yang awam
karena itulah pki, beserta seluruh komponennya dibubarkan, dan ditangkap, karena dikhawatirkan menjadi agen2 propaganda komunis, sebagaimana yang kita ketahui saat ini, sisa2 agen propaganda pki muncul satu persatu di era kini, dan realitanya pembantaian yang terjadi justru oleh kalangan nu yang mensweeping dan membantai anggota pki dan ormas underbownya, (nu mengklaim sasaran pembantaian hanya pada mereka yang terdaftar sebagai member organisasi underbow atau partai pki, namun tidak menyasar kepada keluarganya)
jadi, bicara mengenai pembantaian simpatisan dan member pki, itu jauh lebih blur ketimbang peristiwa gestok itu sendiri, dan siapa lagi yang membuat blur tersebut, yaitu dari propaganda pki sendiri, yang tentu saja mereka tidak berani terang-terangan, atau malu2 untuk mengatakan bahwa NU lah yang paling bertanggung jawab atas pembantaian simpatisan pki tersebut
tentu saja, jika pki berani menunjuk hidung nu, maka nu dengan mudah menunjuk hidung pki yang membantai para santri dan kyai, sehingga lingkaran setan klaim "korban atau pelaku" tidak akan bisa berhenti, alias saling tuding
Wiranto mengatakan, pernyataan Presiden Jokowi yang menginginkan ada daur ulang film itupun tak hanya diperuntukkan untuk film G30S/PKI, namun juga film-film dokumentasi lainnya.
"Presiden maksudnya baik bahwa film-film semacam itu, tidak hanya G30S/PKI, film-film yang merupakan dokumentasi masa lalu, biar lebih enak dapat dicerna penonton ini, disesuaikan dengan cara penyajiannya. Bukan diubah kontennya, bukan. Penyajiannya diubah yang sesuai dengan kondisi sekarang," ujar Wiranto di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Jumat (22/9).
Dengan penyajian yang disesuaikan dengan kondisi saat ini, kata Wiranto, dimaksudkan agar film yang disajikan lebih menarik dan lebih dipahami. Menkopolhukam pun meminta agar pernyataan Presiden Jokowi tersebut tak disalahartikan oleh masyarakat. "Itu hati-hati kadang-kadang suka dipelintir ini. Dipelintir seakan-akan Presiden setuju untuk perubahan konten dalam film ini. Ini supaya jangan sampai disalahtafsirkan jadi hoaks," ujar dia.
Lebih lanjut, menurut Wiranto, pembaruan dalam penyajian film dokumentasi diperlukan agar masyarakat dapat memahami dengan mudah. Sebelumnya, Presiden Jokowi berharap ada daur ulang film yang lebih sesuai dengan masyarakat sekarang.
"Ya nonton film apalagi mengenai sejarah itu penting. Akan tetapi untuk anak millenial tentu saja mestinya dibuatkan lagi film yang memang bisa masuk ke mereka," kata Jokowi di Magelang, Senin (18/9).
Jokowi menilai masyarakat khususnya anak muda sekarang harus tahu mengenai bahaya paham komunisme yang menjadi dasar pembentukan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dengan film yang lebih "kekinian", maka film PKI yang ditayangkan bisa lebih mudah dipahami anak generasi kini.
http://nasional.republika.co.id/beri...ilm-g-30-s-pki
yang bingung tentang gestok bisa dibaca review dibawah ini

v
v
v
pada masa itu ada 3 kekuatan politik, yaitu sukarno himself, abri, dan pki, secara politik sukarno dekat dengan pki, karena baik sukarno maupun pki memiliki idiologi yang sama, yaitu sosialis-komunis, yang kemudian menjadi propaganda nasakom yang dibuat oleh sukarno, namun secara struktural sukarno dekat dengan abri, karena sama2 sebagai pejuang kemerdekaan, jadi baik abri maupun pki saling bersaing untuk memperoleh pengaruh sukarno
sebagai contoh pki mengusulkan angkatan lima yang dipersenjatai untuk mengganyang malaysia, sedangkan abri tidak setuju dengan ganyang malaysia dan menolak angkatan lima, disisi lain abri menghalangi agenda/kepentingan pki dengan mengangkat sukarno sebagai presiden seumur hidup, harapannya, meski pki menang pemilu, namun minimal kekuasaan tetap ditangan sukarno
karena itulah pki cemas dengan keadaan masa itu, karena pki tidak mampu menguasai abri, meski pki mampu menyusupkan kader2 pro pki didalamnya, namun abri tetaplah abri, satu kubu tersendiri, sehingga abri menjadi satu2nya ganjalan bagi pki untuk berkuasa penuh "memonopoli" sukarno,
karena itulah pki merencanakan gestok, demi menghabisi jendral2 penguasa abri, dengan menuduh adanya dewan jendral yang tidak loyal kepada sukarno, tentu saja sukarno yang selalu mengkultuskan dirinya sebagai pemimpin besar revolusi, melihat hal tersebut sebagai ancaman nyata, maka sedikit banyak sukarno mempercayai isu yang dibuat oleh pki dan sukarno meminta agar dewan jendral tersebut ditindak,
tentu saja yang menjadi masalah, siapa yang akan menjadi eksekutor, karena abri adalah satunya yang punya kemampuan militer untuk eksekusi, salah-salah justru pki yang kena gebuk abri, karena posisi pki dalam abri adalah sebatas oknum/susupan, sehingga permintaan tersebut ditunda dan baru bisa dieksekusi sewaktu gestok
dan terjadilah gestok, yang dilakukan oleh paspampres sukarno itu sendiri, yang bernama pasukan cakrabirawa, yang dikomandoi letkol untung, perintahnya adalah menjemput (menculik) para jendral untuk dimintai pertanggungjawaban atas tuduhan makar dihadapan sukarno, namun itu hanya dalih untuk menghabisi para jendral tersebut, tentu saja harus dibunuh, jika tidak, tentu para jendral akan bersuara dan membantah segala tuduhan yang dibuat oleh pki, dan dikhawatirkan jika nanti sukarno lebih percaya jendralnya sendiri ketimbang kubu pki
jadi sebetulnya tidak penting, apakah ada tanda tangan pengakuan adanya dewan jendral atau tidak, karena sukarno sedari awal lebih mempercayai "orang2nya sendiri" yang bisa jadi merupakan bagian dari pki, karena itulah sikap sukarno atas gestok cenderung membela, merestui, bahkan memuji, dan menganggap bahwa para jendral itu layak dibunuh karena mereka telah makar, setidaknya itu menurut pemahaman sukarno, sesuai statement sukarno "kematian para jendral itu ibarat debu pasir dalam semesta revolusi", yang memancing emosi beberapa jendral yang masih hidup, terutama nasution yang merasa tidak puas dengan sikap sukarno terhadap pki
bicara mengenai film, film itu memang sudah akurat, dalam arti sudah menggambarkan kejadian yang sebenarnya, tentu saja dengan sudut pandang pencerita, sedangkan adegan penyiksaan dibuat untuk menggambarkan/mewakili kekejaman pki, yang merupakan fakta sejarah tentang kebiadaban pki sedari tahun 48 s/d 64, sedangkan film tersebut hanya berfokus pada peristiwa gestok yang hanya terjadi pada waktu satu malam saja,
simpelnya, katakanlah memang benar tidak ada kekejaman pki sewaktu gestok, namun bukan berarti kekejaman pki adalah tidak nyata, sedangkan sang penulis ingin memasukan unsur kekejaman tersebut ke dalam film gestok, sehingga dibuatlah berbagai dramatisasi adegan2 tersebut
film tersebut juga cukup moderat, dalam arti film tersebut tidak membahas terlalu dalam motif dan tujuan para pelaku dan pihak yang terlibat, melainkan garis besar peristiwanya saja, tentu saja kita tidak akan menemukan "versi cerita" pelaku sebenarnya atas gestok (yang diklaim ada enam versi), dalam film tersebut, sebagaimana filosofi suharto yang sangat menghormati sukarno "mikul duwur mendem jero", bahwa seluruh beban dan tanggung jawab dilimpahkan kepada pki, meski pada akhirnya kita tahu bahwa sedikit banyak sukarno terlibat dan berperan atas gestok itu, karena itulah, suharto tidak segan2 mempenjarakan siapapun yang menulis dan menuduh keterlibatan sukarno dalam gestok
anggaplah bahwa kekejaman dalam film gestok adalah propaganda, mungkin hal itu benar, bisa pula tidak benar, namun sebetulnya hal itu (penggambaran kekejaman pki) diperlukan sebagai warning kepada penonton awam, bahwa realitanya pki itu memang kejam, meski tidak terlihat pada peristiwa gestok yang sebenarnya,
perlu diketahui bahwa para pendukung dan simpatisan pki tersebar diberbagai kalangan, baik militer, pejabat pemerintah, hingga rakyat jelata, tentu saja mereka dapat dengan entengnya membantah kekejaman tersebut, kemudian membuat propaganda untuk mengaburkan dan memutar balik fakta dan kebenaran sejarah, terutama dikalangan masyarakat yang awam
karena itulah pki, beserta seluruh komponennya dibubarkan, dan ditangkap, karena dikhawatirkan menjadi agen2 propaganda komunis, sebagaimana yang kita ketahui saat ini, sisa2 agen propaganda pki muncul satu persatu di era kini, dan realitanya pembantaian yang terjadi justru oleh kalangan nu yang mensweeping dan membantai anggota pki dan ormas underbownya, (nu mengklaim sasaran pembantaian hanya pada mereka yang terdaftar sebagai member organisasi underbow atau partai pki, namun tidak menyasar kepada keluarganya)
jadi, bicara mengenai pembantaian simpatisan dan member pki, itu jauh lebih blur ketimbang peristiwa gestok itu sendiri, dan siapa lagi yang membuat blur tersebut, yaitu dari propaganda pki sendiri, yang tentu saja mereka tidak berani terang-terangan, atau malu2 untuk mengatakan bahwa NU lah yang paling bertanggung jawab atas pembantaian simpatisan pki tersebut
tentu saja, jika pki berani menunjuk hidung nu, maka nu dengan mudah menunjuk hidung pki yang membantai para santri dan kyai, sehingga lingkaran setan klaim "korban atau pelaku" tidak akan bisa berhenti, alias saling tuding
0
3.6K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan